Jakarta (ANTARA
News) - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Hanura Harry Tanoesoedibjo
mengatakan bagi dirinya partai hanya sarana untuk mencapai tujuan bukan
tujuan utama.
"Banyak politisi yang menjadikan partai sebagai tujuan akhir. Padahal partai itu hanya sarana untuk mencapai tujuan," ujar Harry usai acara "Semangat Baru Koran Sindo" di Jakarta, Jumat.
Harry mengatakan sulit bagi dirinya untuk mengubah Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik tanpa berkecimpung dalam partai.
Hingga saat ini Harry melihat banyak terjadi persoalan di Tanah Air seperti korupsi yang merajalela, kesenjangan sosial, kemiskinan, tidak meratanya pendidikan hingga buruknya infrastruktur.
"Memang perekonomian kita naik enam persen per tahun. Tapi itu bukan dari kinerja pemerintah melainkan dari tingkat konsumsi dan sektor swasta."
Berbagai persoalan itu, sambung dia, harus diselesaikan dengan adanya semangat untuk berubah.
"Kalau sendiri tentu sulit melawan generasi tua yang berada di zona nyaman. Untuk itu perlu adanya sarana yakni partai," kata dia.
Sebelumnya, Harry sempat menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar Partai NasDem, kemudian mengundurkan diri. Tak lama berselang, Harry pun pindah haluan ke Partai Hanura.
Harry mengatakan kepindahannya itu karena tidak ingin energinya terbuang hanya untuk mengurusi persoalan yang terjadi di tubuh partai.
"Hanura cukup solid, bisa melebur antara generasi muda dan senior, tidak ada kadernya yang tersentuh korupsi dan memposisikan sebagai partai oposisi," jelas dia.
(I025)
"Banyak politisi yang menjadikan partai sebagai tujuan akhir. Padahal partai itu hanya sarana untuk mencapai tujuan," ujar Harry usai acara "Semangat Baru Koran Sindo" di Jakarta, Jumat.
Harry mengatakan sulit bagi dirinya untuk mengubah Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik tanpa berkecimpung dalam partai.
Hingga saat ini Harry melihat banyak terjadi persoalan di Tanah Air seperti korupsi yang merajalela, kesenjangan sosial, kemiskinan, tidak meratanya pendidikan hingga buruknya infrastruktur.
"Memang perekonomian kita naik enam persen per tahun. Tapi itu bukan dari kinerja pemerintah melainkan dari tingkat konsumsi dan sektor swasta."
Berbagai persoalan itu, sambung dia, harus diselesaikan dengan adanya semangat untuk berubah.
"Kalau sendiri tentu sulit melawan generasi tua yang berada di zona nyaman. Untuk itu perlu adanya sarana yakni partai," kata dia.
Sebelumnya, Harry sempat menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar Partai NasDem, kemudian mengundurkan diri. Tak lama berselang, Harry pun pindah haluan ke Partai Hanura.
Harry mengatakan kepindahannya itu karena tidak ingin energinya terbuang hanya untuk mengurusi persoalan yang terjadi di tubuh partai.
"Hanura cukup solid, bisa melebur antara generasi muda dan senior, tidak ada kadernya yang tersentuh korupsi dan memposisikan sebagai partai oposisi," jelas dia.
(I025)