Bengkulu (ANTARA
News) - Petugas gabungan menyiapkan razia perambah hutan Taman Nasional
Kerinci Seblat di Bukit Batu, Kabupaten Rejang Lebong, untuk mengatasi
ancaman gundul kawasan tersebut akibat pembalakan liar.
"Pada 2013 sudah ada anggaran dari TNKS, Kerinci Jambi dan akan menggelar operasi besar-besaran melibatkan TNI dan Polri serta polisi kehutanan secara gabungan," kata petugas TNKS Bengkulu Mahfud di Bengkulu, Rabu.
Kawasan hutan TNKS di Bukit Batu, Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, perbataan Bengkulu-Sumsel, terancam gundul akibat perambahan dan pembalakan liar.
Saat ini beroperasi puluhan usaha pengolahan kayu liar di sekitar Bukit Batu tersebut, sedangkan kayu diduga kuat diambil dar TNKS.
Pihaknya selama ini akan melakukan razia di kawasan tersebut, namun terkendala dana dan dukungan pihak terakit, sedangkan pada 2013 telah dianggarkan untuk program tersebut.
Berdasarkan laporan dari masyarakat Bukit Batu, usaha pengolahan kayu itu sebagian besar diduga milik pengusaha dari wilayah Lubuklinggau, Sumsel.
Kayu olahan pun dibawa ke wilayah provinsi tetangga tersebut setiap bulan dalam jumlah besar, sedangkan warga setempat hanya sebagai tenaga kerja.
Wilayah Bukit Batu sebagian besar eks-daerah transmigrasi pada era 1990. Mereka tidak menggangu kawasan hutan TNKS, akan tetapi ada di antara mereka menjadi pekerja pada usaha pengolahan kayu liar di kawasan itu.
"Kami mendapatkan data dan laporan dari warga setempat, namun saat melakukan razia tahun lalu juga terdapat beberapa usaha pengolahan kayu liar di kawasan tersebut, sedangkan pemiliknya lari," katanya.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Rejang Lebong Anom Chan membenarkan bahwa kawasan hutan TNKS dan hutan lindung di perbatasan Bengkulu-Sumsel itu menjadi sasaran perambah, sedangkan kayu dari aktivitas perambahan itu diolah di lokasi setempat.
Ia menjelaskan untuk menjerat pemilik usaha kayu liar itu cukup sulit. Para perambah tersebut, hingga saat ini belum pernah tertangkap petugas.
"Kami mendukung program TNKS untuk menggelar operasi tersebut, bila perlu ditempatkan petugas di lokasi itu dengan dibuat pos khusus," katanya.
(Z005/M029)
"Pada 2013 sudah ada anggaran dari TNKS, Kerinci Jambi dan akan menggelar operasi besar-besaran melibatkan TNI dan Polri serta polisi kehutanan secara gabungan," kata petugas TNKS Bengkulu Mahfud di Bengkulu, Rabu.
Kawasan hutan TNKS di Bukit Batu, Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, perbataan Bengkulu-Sumsel, terancam gundul akibat perambahan dan pembalakan liar.
Saat ini beroperasi puluhan usaha pengolahan kayu liar di sekitar Bukit Batu tersebut, sedangkan kayu diduga kuat diambil dar TNKS.
Pihaknya selama ini akan melakukan razia di kawasan tersebut, namun terkendala dana dan dukungan pihak terakit, sedangkan pada 2013 telah dianggarkan untuk program tersebut.
Berdasarkan laporan dari masyarakat Bukit Batu, usaha pengolahan kayu itu sebagian besar diduga milik pengusaha dari wilayah Lubuklinggau, Sumsel.
Kayu olahan pun dibawa ke wilayah provinsi tetangga tersebut setiap bulan dalam jumlah besar, sedangkan warga setempat hanya sebagai tenaga kerja.
Wilayah Bukit Batu sebagian besar eks-daerah transmigrasi pada era 1990. Mereka tidak menggangu kawasan hutan TNKS, akan tetapi ada di antara mereka menjadi pekerja pada usaha pengolahan kayu liar di kawasan itu.
"Kami mendapatkan data dan laporan dari warga setempat, namun saat melakukan razia tahun lalu juga terdapat beberapa usaha pengolahan kayu liar di kawasan tersebut, sedangkan pemiliknya lari," katanya.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Rejang Lebong Anom Chan membenarkan bahwa kawasan hutan TNKS dan hutan lindung di perbatasan Bengkulu-Sumsel itu menjadi sasaran perambah, sedangkan kayu dari aktivitas perambahan itu diolah di lokasi setempat.
Ia menjelaskan untuk menjerat pemilik usaha kayu liar itu cukup sulit. Para perambah tersebut, hingga saat ini belum pernah tertangkap petugas.
"Kami mendukung program TNKS untuk menggelar operasi tersebut, bila perlu ditempatkan petugas di lokasi itu dengan dibuat pos khusus," katanya.
(Z005/M029)