Kairo (ANTARA News)
- Kepala Otorita Terusan Suez Letnan Jenderal Mehab Momesh membantah
laporan ada penembakan kapal-kapal yang melewati terusan paling sibuk di
dunia itu.
"Lalu lintas pelayaran di Terusan Suez berlangsung aman, tidak ada penembakan," kata Letjen Momesh, Minggu.
Menurut dia, krisis Mesir tidak memengaruhi aktivitas pelayaran Terusan Suez, dan sejauh ini berjalan normal. Kendati begitu Terusan Suez dijaga superketat untuk menjamin kelancaran pelayaran kapal-kapal domestik dan internasional.
"Jaminan kelancaran aktivitas pelayaran ini merupakan hasil kerja sama intensif pihak kepolisian dan angkatan bersenjata," katanya.
Pernyataan senada sebelumnya diutarakan juru bicara Angkatan Bersenjata Kolonel Ahmed Mohamed Ali.
Sementara itu, konflik bersenjata di Semenanjung Sinai yang dekat dengan Terusan Suez dilaporkan terus memuncak belakangan ini.
Kantor berita Mesir malaporkan operasi militer dalam dua pekan terakhir sejak Revolusi 30 Juni yang melengserkan Presiden Mohamed telah menewaskan 37 gerilyawan dan 42 orang cedera.
Operasi militer itu diintensifkan setelah gerilyawan melancarkan serangan terhadap aparat keamanan penjaga perbatasan.
Sedikitnya 12 aparat keamanan tewas, termasuk tiga perwira dalam serangan sporadis di Al Arish, kawasan yang berbatasan dengan Jalur Gaza, Palestina.
Pintu Perbatasan Rafah yang menghubungkan Mesir dan Gaza sempat ditutup pekan lalu, namun belakangan diberlakukan buka-tutup dengan alasan keamanan.
Di sisi lain, Bandara Internasional Kairo juga dijaga ekstra ketat oleh tentara. Semua pesawat asing mendarat di bandara ini digeledah untuk mencegah apa yang disebut "selundupan teroris".
Situasi keamanan di seantero Mesir masih kritis sejak Presiden Moursi dilengserkan pekan lalu.
Pendukung Moursi menjadwalkan demonstrasi besar Senin esok (15/7) bertepatan dengan rencana pengumuman anggota kabinet baru pimpinan perdana menteri transisi Hazem Al Bablawi.
Kabinet peralihan itu sedianya diumumkan Jumat kemarin (12/7), namun ditunda akibat demontsrasi besar Ikhwanul Muslimin pendukung Moursi di Kairo dan berbagai provinsi.
"Lalu lintas pelayaran di Terusan Suez berlangsung aman, tidak ada penembakan," kata Letjen Momesh, Minggu.
Menurut dia, krisis Mesir tidak memengaruhi aktivitas pelayaran Terusan Suez, dan sejauh ini berjalan normal. Kendati begitu Terusan Suez dijaga superketat untuk menjamin kelancaran pelayaran kapal-kapal domestik dan internasional.
"Jaminan kelancaran aktivitas pelayaran ini merupakan hasil kerja sama intensif pihak kepolisian dan angkatan bersenjata," katanya.
Pernyataan senada sebelumnya diutarakan juru bicara Angkatan Bersenjata Kolonel Ahmed Mohamed Ali.
Sementara itu, konflik bersenjata di Semenanjung Sinai yang dekat dengan Terusan Suez dilaporkan terus memuncak belakangan ini.
Kantor berita Mesir malaporkan operasi militer dalam dua pekan terakhir sejak Revolusi 30 Juni yang melengserkan Presiden Mohamed telah menewaskan 37 gerilyawan dan 42 orang cedera.
Operasi militer itu diintensifkan setelah gerilyawan melancarkan serangan terhadap aparat keamanan penjaga perbatasan.
Sedikitnya 12 aparat keamanan tewas, termasuk tiga perwira dalam serangan sporadis di Al Arish, kawasan yang berbatasan dengan Jalur Gaza, Palestina.
Pintu Perbatasan Rafah yang menghubungkan Mesir dan Gaza sempat ditutup pekan lalu, namun belakangan diberlakukan buka-tutup dengan alasan keamanan.
Di sisi lain, Bandara Internasional Kairo juga dijaga ekstra ketat oleh tentara. Semua pesawat asing mendarat di bandara ini digeledah untuk mencegah apa yang disebut "selundupan teroris".
Situasi keamanan di seantero Mesir masih kritis sejak Presiden Moursi dilengserkan pekan lalu.
Pendukung Moursi menjadwalkan demonstrasi besar Senin esok (15/7) bertepatan dengan rencana pengumuman anggota kabinet baru pimpinan perdana menteri transisi Hazem Al Bablawi.
Kabinet peralihan itu sedianya diumumkan Jumat kemarin (12/7), namun ditunda akibat demontsrasi besar Ikhwanul Muslimin pendukung Moursi di Kairo dan berbagai provinsi.