Taman Safari Prigen Kembangkan Sapi "Jaliteng"

Kamis, 12 September 2013 16:57 WIB

Pasuruan (ANTARA News) - Taman Safari Indonesia II Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, mengembangkan sapi jenis baru "Jaliteng" yang merupakan hasil inseminasi buatan antara sapi Bali-Banteng Jawa.

Manajer Satwa Taman Safari Indonesia II Prigen drh Ivan Candra, Minggu, mengatakan inseminasi buatan itu saat ini masih sebagai uji coba, guna mendapatkan bibit sapi yang terbaik.

"Masing-masing mempunyai kelebihan. Misalnya, untuk banteng, pencernaannya kuat, hidupnya di daerah kering, tapi mampu gemuk. Artinya pencernaannya baik," katanya.

Ia mengatakan, uji coba itu telah dilakukan sejak 2011 setelah Taman Safari mendapatkan bantuan 10 ternak sapi Bali dari Pemerintah Provinsi Jatim.

Dengan rencana pengembangan inseminasi buatan antara sapi Bali dengan Banteng yang merupakan milik Taman Safari sendiri, akhirnya bisa terealisasi. Dari hasil itu, ternyata hasil persilangan tersebut cukup baik.

Persilangan antara sapi Bali dengan Banteng Jawa itu menghasilkan anak yang lebih berat bobotnya. Biasanya, anak sapi lahir dengan berat badan 16-17 kilogram, melalui persilangan tersebut menjadi 18-21 kilogram.

Pihaknya menyebut, dari sekitar 10 sapi Bali itu telah menghasilkan delapan ekor anak, empat jantan dan empat betina. Secara keseluruhan sudah ada 16 ekor, tapi sebagian sudah ditarik oleh Pemprov Jatim, pascakeberhasilan inseminasi buatan itu.

Usia sapi "Jaliteng" itu juga bervariasi, antara lima bulan sampai yang terbesar 18 bulan.

Hasil dari inseminasi itu juga menyerupai banteng dan sapi. Secara fisik, tanduk "Jaliteng" lebih besar menyerupai banteng, namun secara wajah lebih mirip sapi. Warna tubuh ternak tersebut juga beragam, ada yang hitam dan coklat, mirip dengan sapi Bali.

Untuk makanan, ia mengatakan sama seperti ternak pada umumnya. Namun, ternak itu lebih banyak diberikan tambahan makanan seperti vitamin saat bunting.

Ia mengatakan, memang memerlukan waktu yang cukup lama untuk bisa mengembangkan ternak persilangan antara sapi dengan banteng itu. Dibutuhkan waktu sekitar tiga bulan, agar kedua hewan dengan jenis berbeda itu mau menyatu.

Saat ini, di lokasi wisata itu terdapat 28 banteng dan 10 sapi Bali. Walaupun ada program inseminasi buatan untuk mengawinkan dua hewan itu, Taman Safari menegaskan tidak akan mengganggu proses reproduksi alami kedua hewan itu.

Pewarta :
Editor : Ronny
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Safari Natal jadi sarana mempererat tali persaudaraan di Lamandau

16 December 2024 13:04 Wib

Pemkab Barito Timur gelar Safari Natal 2024 di sepuluh kecamatan

12 December 2024 13:29 Wib

Kelurahan Barimba jadi tempat pertama Safari Natal Pemkab Kapuas

03 December 2024 16:33 Wib

Pemkab Lamandau kembali laksanakan Safari Natal

03 December 2024 8:39 Wib

Pemkab Gumas agendakan Safari Natal di 12 kecamatan

03 December 2024 5:18 Wib
Terpopuler

APBN 2025 terbanyak di Pusat, Teras Narang sebut kepala daerah dituntut inovatif

Kabar Daerah - 14 December 2024 18:23 Wib

Disarpustaka Kapuas sambut siswa SD Islam Azza dalam kegiatan literasi

Kabar Daerah - 17 December 2024 10:52 Wib

Waket DPRD Bartim jadi dewan pakar Pemuda Katolik Pusat

Kabar Daerah - 7 jam lalu

ASN Pemkab Kapuas diwajibkan gunakan nomor kendaraan Kalteng

Kabar Daerah - 11 December 2024 21:03 Wib

DPUPR Perkim: Proyek peningkatan jalan lingkar timur berlanjut 2025

Kabar Daerah - 15 December 2024 6:52 Wib