Boston (ANTARA News) - Sebuah penelitian menemukan bahwa pria lanjut usia yang menggunakan testosteron lebih berpotensi alami serangan jantung atau stroke atau mengalami kematian dini.
Dalam penelitian ini rata-rata melibatkan orang berusia 60 tahun, dimana sebagian besar dari mereka telah menyumbat arteri jantung, tekanan darah tinggi, diabetes dan masalah kesehatan lainnya.
Jadi, menurut para peneliti, apakah kemudian penelitian ini penting bagi pria muda yang sehat yang menggunakan testosteron.
"Hal ini menimbulkan pertanyaan, ketika pasien dan dokter berpikir untuk memulai terapi testosteron, potensi resiko ini harus disikusikan," kata Dr Michael P. Ho.
Dr Michael P. Ho bekerja pada sebuah
studi di
Timur Colorado, Health Care
System VA di Denver.
Testosteron
pada dasarnya dianjurkan bagi pria yang terlalu sedikit memproduksi hormon sendiri,
suatu kondisi yang disebut hipogonadisme. Bagi kaum
pria,
testosteron dapat meningkatkan kekuatan dan fungsi seksual.
Namun iklan dari produk testosteron telah mencapai sebagian besar pria yang lelah atau tertekan, tetapi tidak memiliki tingkat testosteron ysng rendah secara klinis.
Salah satu studi menemukan, proporsi pria Amerika Serikat paruh baya mendapatkan pengobatan testosteron lebih dari tiga kali lipat selama dekade terakhir. Tidak semua dari mereka menjalani tes darah untuk melihat apakah mereka benar-benar membutuhkan pengobatan testosteron ini.
Menurut Ho dan rekan-rekannya, risiko jangka
panjang penggunaan terapi
testosteron masih belum diketahui, Beberapa studi menunjukkan bahwa haltersebut dapat semakin memperburuk sleep apnea atau kanker prostat, seperti dilansir Reuters.
Setelah tes,
peneliti menggunakan hasil tes tersebut untuk menilai kesehatan awal jantung - satu dari tujuh laki-laki mulai menggunakan gel testosteron, patch atau suntikan.
Dalam tiga tahun
setelah tes jantung , 20 persen pria yang tidak mulai menggunakan testosteron mengalami serangan jantung atau stroke atau meninggal. Hal ini dibandingkan dengan 26 persen dari pria yang sudah mulai menggunakan testosteron.
Ketika para peneliti memperhitungkan tingkat penyumbatan arteri awal pada
laki-laki,
mereka menghitung bahwa penggunaan testosteron memiliki risiko 29 persen
lebih tinggi serangan jantung, stroke atau kematian.
Perbedaan-perbedaan
itu bukan karena variasi tekanan darah atau kolesterol atau penggunaan obat
jantung antara testosteron dan kelompok-kelompok non - testosteron .
Para peneliti menulis dalam
Journal of American Medical Association, menyatakan
bahwa pria
yang mulai menggunakan testosteron awalnya memiliki masalah kesehatan lebih sedikit
daripada mereka yang tidak.
Temuan
bahwa mereka akhirnya memiliki lebih banyak masalah kardiovaskular " mungkin memang
ada sesuatu yang terjadi dengan kelompok itu, " kata Dr Anne R. Cappola
Reuters Health .