Surabaya (ANTARA
News) - Kapolda Jatim Irjen Pol Unggung Cahyono melarang anggota untuk
membawa senjata api guna mengamankan buruh yang melakukan aksi
peringatan Hari Buruh (Mayday) di beberapa titik pada 1 Mei.
"Saya nggak senang kekerasan, karena itu laksanakan pengamanan persuasif simpatik dan nggak boleh ada anggota bawa senpi," katanya saat memimpin Gelar Pasukan Pengamanan Hari Buruh di lapangan Mapolda Jatim, Rabu.
Di hadapan 2.500-an personel Polda Jatim untuk "back up" pengamanan Hari Buruh, ia menjelaskan senjata yang dibawa anggota Sabhara dan Brimob yang melakukan pengamanan juga harus mengacu pada Peraturan Kapolri (Perkap) dalam penanganan aksi massa.
"Senjata yang boleh dibawa adalah gas air mata, tongkat pemukul, security barrier, dan water canon, sedangkan lainnya tidak boleh. Kalian juga dipercaya untuk back up kewilayahan, karena itu kalian akan dibawa kendali Kapolrestabes Surabaya," katanya.
Dalam gelar pasukan yang dihadiri Wakapolda Jatim, Irwasda, Karo Ops, dan pejabat teras lainnya, jenderal bintang dua itu mengatakan pengamanan aksi Hari Buruh ditempatkan pada lokasi strategis dan sentra-sentra industri.
"Bagi yang back up di Surabaya akan mendirikan tenda di Gedung Negara Grahadi, Kantor Gubernuran, Gedung DPRD, dan sentra-sentra industri seperti SIER (Surabaya Industrial Estate Rungkut) di kawasan Rungkut dan Berbek," katanya.
Selain itu, personel pengamanan Hari Buruh juga akan menjaga kawasan PIER (Pasuruan Industrial Estate Rembang), NIP (Ngoro Industrial Pasuruan), Paiton, dan sentra-sentra industri lainnya di Jatim.
"Untuk buruh yang beraksi, laksanakan pengawalan buruh dengan personel Dalmas awal dan bila sudah di lokasi sasaran agar diupayakan dialog dengan pejabat terkait," katanya.
Kapolda Jatim mengaku dirinya sudah menyurati Gubernur Jatim agar aksi buruh di seluruh Jatim ada pejabat yang menerima, karena Hari Buruh mulai tahun ini merupakan hari libur. "Pak Gubernur sudah menjanjikan hal itu," katanya.
Secara terpisah, Kepala Biro Operasi Polda Jatim Kombes Pol Mamboying menegaskan bahwa pihaknya menurunkan 14.000 personel untuk pengamanan Hari Buruh di seluruh Jatim.
"Dari jumlah itu ada 2.500-an personel dari Polda Jatim yang akan melakukan back up kewilayahan. Itu belum termasuk dukungan dari aparat TNI, terutama jajaran Korem dan Kodim," katanya.
Ia mengatakan semua itu dilakukan agar buruh dapat melakukan aksi dengan tertib dan aman, karena itu personel harus melakukan pengamanan sesuai prosedur dalam Perkap.
"Yang jelas, berapa pun buruh yang melakukan aksi, kami siap mengantisipasi," katanya tanpa menyebut angka ketika ditanya tentang jumlah buruh yang menyampaikan pemberitahuan kepada kepolisian untuk memperingati Hari Buruh di Jatim.
"Saya nggak senang kekerasan, karena itu laksanakan pengamanan persuasif simpatik dan nggak boleh ada anggota bawa senpi," katanya saat memimpin Gelar Pasukan Pengamanan Hari Buruh di lapangan Mapolda Jatim, Rabu.
Di hadapan 2.500-an personel Polda Jatim untuk "back up" pengamanan Hari Buruh, ia menjelaskan senjata yang dibawa anggota Sabhara dan Brimob yang melakukan pengamanan juga harus mengacu pada Peraturan Kapolri (Perkap) dalam penanganan aksi massa.
"Senjata yang boleh dibawa adalah gas air mata, tongkat pemukul, security barrier, dan water canon, sedangkan lainnya tidak boleh. Kalian juga dipercaya untuk back up kewilayahan, karena itu kalian akan dibawa kendali Kapolrestabes Surabaya," katanya.
Dalam gelar pasukan yang dihadiri Wakapolda Jatim, Irwasda, Karo Ops, dan pejabat teras lainnya, jenderal bintang dua itu mengatakan pengamanan aksi Hari Buruh ditempatkan pada lokasi strategis dan sentra-sentra industri.
"Bagi yang back up di Surabaya akan mendirikan tenda di Gedung Negara Grahadi, Kantor Gubernuran, Gedung DPRD, dan sentra-sentra industri seperti SIER (Surabaya Industrial Estate Rungkut) di kawasan Rungkut dan Berbek," katanya.
Selain itu, personel pengamanan Hari Buruh juga akan menjaga kawasan PIER (Pasuruan Industrial Estate Rembang), NIP (Ngoro Industrial Pasuruan), Paiton, dan sentra-sentra industri lainnya di Jatim.
"Untuk buruh yang beraksi, laksanakan pengawalan buruh dengan personel Dalmas awal dan bila sudah di lokasi sasaran agar diupayakan dialog dengan pejabat terkait," katanya.
Kapolda Jatim mengaku dirinya sudah menyurati Gubernur Jatim agar aksi buruh di seluruh Jatim ada pejabat yang menerima, karena Hari Buruh mulai tahun ini merupakan hari libur. "Pak Gubernur sudah menjanjikan hal itu," katanya.
Secara terpisah, Kepala Biro Operasi Polda Jatim Kombes Pol Mamboying menegaskan bahwa pihaknya menurunkan 14.000 personel untuk pengamanan Hari Buruh di seluruh Jatim.
"Dari jumlah itu ada 2.500-an personel dari Polda Jatim yang akan melakukan back up kewilayahan. Itu belum termasuk dukungan dari aparat TNI, terutama jajaran Korem dan Kodim," katanya.
Ia mengatakan semua itu dilakukan agar buruh dapat melakukan aksi dengan tertib dan aman, karena itu personel harus melakukan pengamanan sesuai prosedur dalam Perkap.
"Yang jelas, berapa pun buruh yang melakukan aksi, kami siap mengantisipasi," katanya tanpa menyebut angka ketika ditanya tentang jumlah buruh yang menyampaikan pemberitahuan kepada kepolisian untuk memperingati Hari Buruh di Jatim.