Bom Dikabarkan Meledak Di Ibu Kota Provinsi Xinjiang

Kamis, 22 Mei 2014 15:08 WIB

Beijing (ANTARA News) - Sebuah bom meledak di Urumqi, Ibu Kota provinsi Xinjiang yang sedang bergolak di Tiongkok, pada Kamis.

Sejumlah gambar yang diunggah di media sosial Weibo menunjukkan kebakaran dan asap membumbung di atas kios-kios pasar. Dalam berita singkatnya, Xinhua menulis bahwa ledakan terjadi di dekat taman kota dan belum diketahui jumlah korban.

"Terjadi sejumlah ledakan kuat di pasar pagi dekat Istana Kebudayaan Urumqi," tulis salah seorang pengguna Weibo yang mengaku berada di dekat lokasi saat kejadian berlangsung.

"Saya melihat api dan asap. Sejumlah kendaraan dan barang-barang terbakar sementara pemilik berlarian meninggalkan hartanya," tulis dia.

Xinjiang yang terletak di bagian barat Tiongkok pada beberapa bulan terakhir memang terus dilanda kerusuhan sosial. Pemerintah di Beijing mengatakan bahwa kekerasan di tempat tersebut dilakukan oleh gerakan separatis yang didorong oleh pandangan relijius garis keras.

Xinjiang adalah tempat tinggal sebagian besar warga Muslim Uighurs.

Sementara itu sejumlah pengamat mengatakan bahwa Beijing terlalu membesar-besarkan ancaman keamanan di Xinjiang untuk membenarkan kebijakan militeristiknya. Menurut mereka, kesenjangan ekonomi dan represi kebudayaan adalah penyebab utama kerusuhan sosial di tempat itu.

Sebelumnya pada 30 April lalu, saat Presiden Xi Jinping mengunjungi provinsi tersebut, sejumlah orang bersenjatakan pedang dan bom menyerang stasiun kereta api Urumqi. Tindakan mereka menewaskan satu orang dan melukai 79 lainnya. Dua di antara penyerang juga kehilangan nyawa.

Menurut kantor berita Xinhua, serangan tersebut direncanakan oleh seseorang yang berada di luar negeri. Delapan hari sebelum kejadian, sang perencana tersebut kemudian meminta 10 orang untuk membuat bom dan memilih target.

Pada Maret, sejumlah orang tiba-tiba menusuk para pengunjung stasiun kereta api Kunming, menewaskan 29 orang dan melukai 193 orang. Peristiwa tersebut dikenal sebagai "9/11 versi Tiongkok".

Pada 2009, kerusuhan etnis juga merebak di Urumqi antara Uighurs melawan mayoritas Han. Sebanyak 200 orang kehilangan nyawa. Tiongkok sendiri menanggapi rangkaian kekerasan tersebut dengan memperketat keamanan di sejumlah jalan.

Sejumlah kelompok pembela hak asasi manusia mengatakan ketegangan di Xinjiang dipicu oleh opresi kultural, represi aparat keamanan, dan imigrasi oleh suku Han yang kemudian yang kemudian mendapat keuntungan oleh kebijakan ekonomi diskriminatif.

Beijing membantah hal tersebut dan mengklaim bahwa kebijakan di Xinjiang telah membawa provinsi tersebut lebih sejahtera. Demikian AFP.

(G005)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Personel NewJeans dikabarkan hengkang dari agensi ADOR

29 November 2024 13:40 Wib

Guardiola dikabarkan sepakati kontrak baru di Manchester City

20 November 2024 8:52 Wib

Gmail dikabarkan garap fitur email sementara bernama Shield Email

18 November 2024 11:20 Wib

Conor McGregor dikabarkan lima kali menolak bertarung dengan Gaethje

08 October 2024 18:08 Wib

Aplikasi Juno dikabarkan akan ditutup

03 October 2024 14:47 Wib
Terpopuler

APBN 2025 terbanyak di Pusat, Teras Narang sebut kepala daerah dituntut inovatif

Kabar Daerah - 14 December 2024 18:23 Wib

Disarpustaka Kapuas sambut siswa SD Islam Azza dalam kegiatan literasi

Kabar Daerah - 17 December 2024 10:52 Wib

Waket DPRD Bartim jadi dewan pakar Pemuda Katolik Pusat

Kabar Daerah - 19 jam lalu

DPUPR Perkim: Proyek peningkatan jalan lingkar timur berlanjut 2025

Kabar Daerah - 15 December 2024 6:52 Wib

DPRD Palangka Raya sepakat bahas raperda Penyelenggaraan Ketenagakerjaan

Kabar Daerah - 17 December 2024 11:56 Wib