Surabaya (ANTARA News) - Pusat Penelitian Obat Tradisional (PPOT)
Universitas Katolik Widya Mandala (WM) Surabaya akan merintis pendirian
"Rumah Riset Jamu" sebagai klinik saintifikasi jamu dan tempat praktek
calon dokter Fakultas Kedokteran.
"Saintifikasi Jamu adalah pembuktian ilmiah jamu melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan untuk memberikan landasan ilmiah penggunaan jamu secara empiris," kata Ketua PPOT UKWM Surabaya, Lanny Hartanti, Jumat.
Oleh karena itu, PPOT UKWM Surabaya bekerja sama dengan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI dan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO2T) untuk saintifikasi jamu itu.
"Untuk itu, Kepala B2P2TO2T Indah Yuning Prapti bersama tim mempresentasikan praktek dokter yang selama ini dilakukan di Klinik Saintifikasi Jamu Tawangmangu, termasuk mekanisme uji pra klinis dan uji klinis herbal hingga paparan standarisasi jamu di UKWM," katanya.
Menurut Indah Yuning P, tiga hal penting yang mempengaruhi standarisasi jamu yaitu kualitas, keamanan, dan efikasi. Ketiga hal itu harus didukung dengan botani atau tanaman yang memiliki khasiat bagi penyakit tertentu, tanaman induk yang unggul, dan teknik budidaya yang baik.
"Jawa Timur merupakan pemasok terbesar untuk bahan baku jamu, sedangkan Jawa Tengah adalah pengelola terbesar untuk pembuatan jamu. Saat ini ada 285 jenis tanaman obat di Indonesia. Tanaman obat paling banyak adalah jenis empon-empon, di antaranya temulawak, kunyit, jahe dan kencur," katanya.
Meskipun masih menjadi perdebatan di kalangan medis, khasiat jamu dipercaya ampuh untuk menyembuhkan beberapa penyakit. Jamu merupakan hasil racikan dari empon-empon dan tanaman obat berkhasiat yang merupakan warisan turun temurun di Indonesia. Jamu memiliki nilai ekonomi yang mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Di sela paparan itu, Ketua PPOT UKWM Surabaya, Lanny Hartanti, menambahkan Fakultas Farmasi UKWMS sedang menjajaki kemungkinan untuk pendirian Rumah Riset Jamu itu di Klinik Pendidikan yang merupakan tempat praktek calon dokter di Fakultas Kedokteran UKWM Surabaya.
"Rumah Riset Jamu ini merupakan klinik yang melayani pengobatan untuk tujuan terapi maupun kuratif dengan menggunakan jamu atas kehendak bebas si pasien," kata dosen Fakultas Farmasi UKWM Surabaya itu.
Kendalanya, para staf dokter yang sekaligus dosen di Fakultas Kedokteran UKWM umumnya belum mengenal praktek klinis dengan menggunakan obat herbal.
"Untuk itu, kami merintis rumah riset itu dengan membuka wawasan mereka terlebih dulu dengan mengundang B2P2TO2T," katanya.
"Saintifikasi Jamu adalah pembuktian ilmiah jamu melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan untuk memberikan landasan ilmiah penggunaan jamu secara empiris," kata Ketua PPOT UKWM Surabaya, Lanny Hartanti, Jumat.
Oleh karena itu, PPOT UKWM Surabaya bekerja sama dengan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI dan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO2T) untuk saintifikasi jamu itu.
"Untuk itu, Kepala B2P2TO2T Indah Yuning Prapti bersama tim mempresentasikan praktek dokter yang selama ini dilakukan di Klinik Saintifikasi Jamu Tawangmangu, termasuk mekanisme uji pra klinis dan uji klinis herbal hingga paparan standarisasi jamu di UKWM," katanya.
Menurut Indah Yuning P, tiga hal penting yang mempengaruhi standarisasi jamu yaitu kualitas, keamanan, dan efikasi. Ketiga hal itu harus didukung dengan botani atau tanaman yang memiliki khasiat bagi penyakit tertentu, tanaman induk yang unggul, dan teknik budidaya yang baik.
"Jawa Timur merupakan pemasok terbesar untuk bahan baku jamu, sedangkan Jawa Tengah adalah pengelola terbesar untuk pembuatan jamu. Saat ini ada 285 jenis tanaman obat di Indonesia. Tanaman obat paling banyak adalah jenis empon-empon, di antaranya temulawak, kunyit, jahe dan kencur," katanya.
Meskipun masih menjadi perdebatan di kalangan medis, khasiat jamu dipercaya ampuh untuk menyembuhkan beberapa penyakit. Jamu merupakan hasil racikan dari empon-empon dan tanaman obat berkhasiat yang merupakan warisan turun temurun di Indonesia. Jamu memiliki nilai ekonomi yang mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Di sela paparan itu, Ketua PPOT UKWM Surabaya, Lanny Hartanti, menambahkan Fakultas Farmasi UKWMS sedang menjajaki kemungkinan untuk pendirian Rumah Riset Jamu itu di Klinik Pendidikan yang merupakan tempat praktek calon dokter di Fakultas Kedokteran UKWM Surabaya.
"Rumah Riset Jamu ini merupakan klinik yang melayani pengobatan untuk tujuan terapi maupun kuratif dengan menggunakan jamu atas kehendak bebas si pasien," kata dosen Fakultas Farmasi UKWM Surabaya itu.
Kendalanya, para staf dokter yang sekaligus dosen di Fakultas Kedokteran UKWM umumnya belum mengenal praktek klinis dengan menggunakan obat herbal.
"Untuk itu, kami merintis rumah riset itu dengan membuka wawasan mereka terlebih dulu dengan mengundang B2P2TO2T," katanya.