Benghazi (ANTARA News) - Sebanyak 10 prajurit Angkatan Darat Libya
tewas dan lebih dari 40 orang lagi cedera dalam bentrokan sengit di kota
terbesar kedua di Libya, Benghazi, menurut beberapa sumber militer dan
medis kepada Xinhua pada Sabtu (11/4).
"Pusat medis Banghazi pada
Jumat menerika 10 mayat prajurit militer, sementara pusat itu juga
menerima sebanyak 44 prajurit yang cedera dengan bermacam kondisi," kata
sumber di pusat medis Benghazi tersebut, yang tak ingin disebutkan
jatidirinya.
Tentara Nasional Libya telah membuat kemajuan di poros Hawari di
sebelah selatan Benghazi untuk merebut kembali kota itu dari gerilyawan.
Sejak pertengahan Oktober, militer Libya dan pasukan yang setia
kepada pensiunan Mayor Jenderal Khalifa Haftar melancarkan perang untuk
merebut kembali Kota Benghazi --yang telah dikuasai gerilyawan fanatik
pada Juli.
Bentrokan berkecamuk setiap hari di Sabri dan Al-Laithi, pusat kota
Benghazi, saat prajurit militer terlibt pertempuran di pinggiran selatan
dan barat kota itu, tempat gerilyawan berada.
Benghazir, pusat protes 2011, yang menggulingkan pemimpin lama
negeri tersebut Muammar Gaddafi, telah menyaksikan peningkatan drastis
kerusuhan sejak itu.
Kota tersebut kini dirongrong oleh pembunuhan, penculikan dan bentrokan mematikan antar-kelompok bersenjata.
Milisi Islam dan tentara nasional Libya, yang pro-sekuler dan
mendukung kedua parlemen di negeri itu telah bersaing untuk
memperebutkan kota besar dan kecil selama berbulan-bulan. Pertempuran
juga masih berkecamuk di berbagai kota besar utama seperti Benghazi dan
Tripoli.
Pemerintah dukungan kubu Islam di Libya, yang dipimpin oleh Perdana
Menteri Omar Hassi, dibubarkan belum lama ini, kata satu sumber parlemen
di negeri tersebut.
Kongres Nasional Umum (GNC), yang berpusat di Tripoli, mengeluarkan
keputusan itu setelah pemungutan suara dan menugaskan Khalifa Ghwell
agar melaksanakan pekerjaan pemerintah sampai perdana menteri baru
diangkat, demikian pengumuman GNC.
Namun GNC tidak memberi perincian lebih lanjut mengenai pembubaran itu, demikian Xinhua melaporkan.
(C003)
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Ads by nameAd Options
Berita Lainnya
Bom meledak di kediaman Duta Besar Iran di Libya
Peledak hantam kedutaan Aljazair di Libya
Dialog politik sebagai solusi bagi Libya
Para pemimpin Afrika seru PBB intervensi di Libya
Sekjen PBB serukan penghentian serangan udara Libya
Mahkamah Agung Libya tolak akui parlemen terpilih
Pertempuran sengit berkecamuk di Benghazi, Libya
Konflik ancam pengiriman bantuan di Libya
Ads by nameAd Options
Komentar Pembaca
500 Karakter Tersisa