Palangka Raya (Antara Kalteng) - Bank Indonesia wilayah Kalimantan Tengah menyosialisasikan keuntungan model bisnis kelompok usaha bersama karet kepada petani karet di Kabupaten Pulang Pisau.
Harga getah karet sampai di Kalteng sangat rendah dan tentunya merugikan para petani apabila tidak segera disikapi, kata Kepala BI Perwakilan Kalteng Muhammad Nur di Palangka Raya, Selasa.
"Jadi, kehadiran KUBK pasti akan memberi kontribusi yang cukup signifikan bagi perbaikan harga karet di tingkat petani. Itulah kenapa model bisnis KUBK ini perlu diketahui petani karet," ujarnya.
Dijelaskan, kondisi sekarang ini harga karet asalan atau kualitas jelak di tingkat pedagang pengumpul, hanya dihargai Rp4 ribu sampai Rp5 ribu per kilogram.
Rendahnya harga karet tersebut karena kondisinya sedang basah sehingga memerlukan waktu serta proses perbaikan kualitas. Di mana perlu dilakukan pengeringan hingga kadarnya mendekati 68 persen, maka akan dihargai sekitar Rp10 ribu sampai Rp12 ribu.
"Mengeringkan getah karet kan membutuhkan alat yang tentunya tidak murah. KUBK ini lah menjadi tempat para petani karet untuk saling berbagi dan membantu," kata Nur.
Kepala BI Perwakilan Kalteng itu memastikan akan selalu mensupport KUBK tersebut dengan memberikan akses Kredit Modal Kerja ke PT Bank Kalteng Cabang Pulang Pisau sebesar Rp30 juta untuk periode tiga tahun.
BI akan terus membangun sinergritas dengan Pemprov Kalteng, Pemerintah Kabupaten/Kota serta pihak lainnya untuk mendukung program perbaikan kualitas dan peningkatan kesejahteraan petani karet di masa mendatang.
"Kami dari BI Perwakilan Kalteng juga telah memberi bantuan biaya pembangunan rumah pengering Bokar sebesar Rp71,8 juta ke salah satu KUBK dari 13 KUBK di Provinsi ini," demikian Nur.
Harga getah karet sampai di Kalteng sangat rendah dan tentunya merugikan para petani apabila tidak segera disikapi, kata Kepala BI Perwakilan Kalteng Muhammad Nur di Palangka Raya, Selasa.
"Jadi, kehadiran KUBK pasti akan memberi kontribusi yang cukup signifikan bagi perbaikan harga karet di tingkat petani. Itulah kenapa model bisnis KUBK ini perlu diketahui petani karet," ujarnya.
Dijelaskan, kondisi sekarang ini harga karet asalan atau kualitas jelak di tingkat pedagang pengumpul, hanya dihargai Rp4 ribu sampai Rp5 ribu per kilogram.
Rendahnya harga karet tersebut karena kondisinya sedang basah sehingga memerlukan waktu serta proses perbaikan kualitas. Di mana perlu dilakukan pengeringan hingga kadarnya mendekati 68 persen, maka akan dihargai sekitar Rp10 ribu sampai Rp12 ribu.
"Mengeringkan getah karet kan membutuhkan alat yang tentunya tidak murah. KUBK ini lah menjadi tempat para petani karet untuk saling berbagi dan membantu," kata Nur.
Kepala BI Perwakilan Kalteng itu memastikan akan selalu mensupport KUBK tersebut dengan memberikan akses Kredit Modal Kerja ke PT Bank Kalteng Cabang Pulang Pisau sebesar Rp30 juta untuk periode tiga tahun.
BI akan terus membangun sinergritas dengan Pemprov Kalteng, Pemerintah Kabupaten/Kota serta pihak lainnya untuk mendukung program perbaikan kualitas dan peningkatan kesejahteraan petani karet di masa mendatang.
"Kami dari BI Perwakilan Kalteng juga telah memberi bantuan biaya pembangunan rumah pengering Bokar sebesar Rp71,8 juta ke salah satu KUBK dari 13 KUBK di Provinsi ini," demikian Nur.