London (ANTARA News) - Mantan pemain Tottenham Hotspur dan Timnas Swiss Ramon Vega mengungkapkan kesiapannya untuk mengumumkan diri sebagai calon pengganti Sepp Blatter sebagai Presiden FIFA.
Vega, yang juga pernah bermain untuk Celtic, Watford dan Grasshoppers, diperkirakan akan ikut meramaikan bursa pemilihan kepala badan sepak bola dunia yang tengah dilanda skandal itu akhir pekan ini.
Dalam wawancara dengan Guardian Senin waktu setempat, Vega juga menyeru Presiden UEFA Michel Platini yang sempat menjadi calon terkuat Presiden FIFA, untuk berkonsentrasi saja pada jabatannya sekarang.
Baik Blatter maupun Platini saat ini dinonaktifkan menunggu penyelidikan menyangkut pembayaran tak wajar yang diberikan Blatter kepada Platini.
Vega (44) sukses membangun karir finansial selepas pensiun dari sepak bola dan dia menilai pengalaman panjang akan membuatnya kandidat yang bagus untuk memulihkan reputasi FIFA yang hancur.
"Saya mantan pemain sepak bola. Beberapa tahun terakhir saya sungguh menjauh," kata Vega. "Saya tetap di dunia finansial, menjadi penasehat untuk banyak klub Eropa dari sudut pandang keuangan, neraca kesetimbangan, restrukturisasi."
"Ada orang yang memilik kepentingan untuk memilah soal ini dengan cara di mana ketenangan dan stabilitas dapat mengikuti. Anda perlu skenario nuklir, rehat bersih dari masa lalu."
Pangeran Ali bin al Hussein yang dikalahkan Blatter pada pemilihan Mei lalu sebelum Presiden FIFA ini setuju mundur di tengah skandal korupsi yang mengguncang badan sepak bola dunia itu, dan mantan kapten Timnas Trinidad dan Tobago David Nakhid adalah calon-calon yang sudah mengumumkan diri untuk pemilihan Februari tahun depan.
Platini bisa dilarang mencalonkan diri menjadi bos FIFA terganting lama penonaktifannya, dan Vega berkata, "Blok yang terjadi melalui skenario Platini tidak boleh dibiarkan mengembangkan debat."
"Dia mesti mundur, menyerah dan berkonsentrasi mempertahankan jabatan UEFA. Pada saat ini badan pengelola UEFA berpotensi memajukan kandidat yang bagus namun dihalangi loyalitas kepada Platini."
Vega, yang juga pernah bermain untuk Celtic, Watford dan Grasshoppers, diperkirakan akan ikut meramaikan bursa pemilihan kepala badan sepak bola dunia yang tengah dilanda skandal itu akhir pekan ini.
Dalam wawancara dengan Guardian Senin waktu setempat, Vega juga menyeru Presiden UEFA Michel Platini yang sempat menjadi calon terkuat Presiden FIFA, untuk berkonsentrasi saja pada jabatannya sekarang.
Baik Blatter maupun Platini saat ini dinonaktifkan menunggu penyelidikan menyangkut pembayaran tak wajar yang diberikan Blatter kepada Platini.
Vega (44) sukses membangun karir finansial selepas pensiun dari sepak bola dan dia menilai pengalaman panjang akan membuatnya kandidat yang bagus untuk memulihkan reputasi FIFA yang hancur.
"Saya mantan pemain sepak bola. Beberapa tahun terakhir saya sungguh menjauh," kata Vega. "Saya tetap di dunia finansial, menjadi penasehat untuk banyak klub Eropa dari sudut pandang keuangan, neraca kesetimbangan, restrukturisasi."
"Ada orang yang memilik kepentingan untuk memilah soal ini dengan cara di mana ketenangan dan stabilitas dapat mengikuti. Anda perlu skenario nuklir, rehat bersih dari masa lalu."
Pangeran Ali bin al Hussein yang dikalahkan Blatter pada pemilihan Mei lalu sebelum Presiden FIFA ini setuju mundur di tengah skandal korupsi yang mengguncang badan sepak bola dunia itu, dan mantan kapten Timnas Trinidad dan Tobago David Nakhid adalah calon-calon yang sudah mengumumkan diri untuk pemilihan Februari tahun depan.
Platini bisa dilarang mencalonkan diri menjadi bos FIFA terganting lama penonaktifannya, dan Vega berkata, "Blok yang terjadi melalui skenario Platini tidak boleh dibiarkan mengembangkan debat."
"Dia mesti mundur, menyerah dan berkonsentrasi mempertahankan jabatan UEFA. Pada saat ini badan pengelola UEFA berpotensi memajukan kandidat yang bagus namun dihalangi loyalitas kepada Platini."