Jakarta (Antara Kalteng) - Koordinasi dan profesionalisme panitia menjadikan keberhasilan turnamen sepak bola Piala Presiden 2015 yang diikuti 16 klub se-Indonesia, antara lain dalam berkoordinasi dan berhubungan dengan semua pihak, termasuk Kemenpora, PSSI, BOPI, TNI dan Polri.
"Alhamdulillah keberhasiln penyelenggaraan Piala Presiden menjadikan klub-klub juga senang," kata Ketua OC Piala Presiden Erick Tohir dalam acara syukuran Piala Presiden di kawasan Menteng, Jakarta, Senin malam (18/1).
Dalam keterangan persnya, Selasa, Eric Tohir mengatakan bahwa panitia Piala Presiden berusaha mencoba berpartisipasi terhadap olahraga nasional. Apalagi sepakbola merupakan olahraga yang paling diminati di Indoensia, dengan potensi bisnis dan komunitas sangat besar.
"Niat kami niat yang baik, ke depan Insya-Allah ada solusi atas masalah sepakbola Indonesia. Kalau ada kesalahan mohon dimaafkan. Mudah-mudahan kedepannya ada lagi," ujarnya.
Menurut Erick, selain koordinasi, kunci sukses Piala Presiden adalah dijalankan secara profesional tanpa ada "konflik kepentingan", serta turnamen juga dijalankan secara fair dan transparan.
"Selain itu adalah struktural sepakbola. Tentu ini juga harus diperbaiki terus menerus. Dan tak kalah penting ini juga adalah keterlibatan semua pihak, misalnya Pak Maruarar Sirait, Pak Hasani, dan Pak Chayadi. Kita juga ucapkan terimakasih kepada sponsor. Tanpa sponsor pertandingan tidak akan jalan," kata Erick.
Sementara itu, Ketua SC Maruarar Sirait mengatakan, Piala Presiden ini sudah berjalan sesuai dengan pesan Presiden Joko Widodo. Ada lima pesan Jokowi terkait dengan turnamen Pilada Presiden.
Pertama, pertandingan harus digelar secara transparan, maka dalam ajang Piala Presiden ini semua pemasukan dan pengeluaran harus diaudit oleh lembaga independen. Kedua, pertandingan harus digelar secara fair play, dan ini merupakan hal yang sangat mahal dan penting dalam sebuah pertandingan, seperti misalnya tanpa pengaturan skor.
Ketiga, Piala Presiden harus bisa membangun prestasi olahraga dan memunculkan pemain-pemain baru yang berkualitas. Keempat, Piala Presiden harus menggerakkan ekonomi kerakyatan, dan ini sudah terbukti betapa banyak usaha kecil menengah seperti tukang kaos, penjual aksesoris, pedagang minuman dan makanan terbantu.
Kelima, Piala Presiden harus menjadi hiburan rakyat, dan ini berhasil dengan antusiasnya warga datang ke lapangan serta rating televisi yang sangat tinggi. Share televisi Indonesia mencapai 45 persen.
Pada kesempatan itu, dengan rendah hati, Maruarar juga mengatakan meski Piala Presiden ini dinilai sukses, berdasarkan lima pesan Presiden tadi, namun demikian harus tetap dievaluasi. Ia juga mengatakan bahwa suksesnya Piala Presiden ini berkat dukungan semua pihak.
"Tak ada superman, yang ada super tim. Misalnya terkait dengan keamanan, kita sangat berterimakasih kepada kepada Panglima TNI Pak Gatot Nurmantyo dan Kapolri Pak Badrodin Haiti. Terimakasih kepada Pangdam Jaya Pak Teddy Laksamana dan Kapolda Metro Jaya Pak Tito Karnavian," kata Maruarar.
Maruarar pun berterimakasih kepada Panitia SC Erik Tohir, kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrowi, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, kepada pihak BOPI, La Nyala Mattaliti dan Nirwan Bakrie.
"Alhamdulillah keberhasiln penyelenggaraan Piala Presiden menjadikan klub-klub juga senang," kata Ketua OC Piala Presiden Erick Tohir dalam acara syukuran Piala Presiden di kawasan Menteng, Jakarta, Senin malam (18/1).
Dalam keterangan persnya, Selasa, Eric Tohir mengatakan bahwa panitia Piala Presiden berusaha mencoba berpartisipasi terhadap olahraga nasional. Apalagi sepakbola merupakan olahraga yang paling diminati di Indoensia, dengan potensi bisnis dan komunitas sangat besar.
"Niat kami niat yang baik, ke depan Insya-Allah ada solusi atas masalah sepakbola Indonesia. Kalau ada kesalahan mohon dimaafkan. Mudah-mudahan kedepannya ada lagi," ujarnya.
Menurut Erick, selain koordinasi, kunci sukses Piala Presiden adalah dijalankan secara profesional tanpa ada "konflik kepentingan", serta turnamen juga dijalankan secara fair dan transparan.
"Selain itu adalah struktural sepakbola. Tentu ini juga harus diperbaiki terus menerus. Dan tak kalah penting ini juga adalah keterlibatan semua pihak, misalnya Pak Maruarar Sirait, Pak Hasani, dan Pak Chayadi. Kita juga ucapkan terimakasih kepada sponsor. Tanpa sponsor pertandingan tidak akan jalan," kata Erick.
Sementara itu, Ketua SC Maruarar Sirait mengatakan, Piala Presiden ini sudah berjalan sesuai dengan pesan Presiden Joko Widodo. Ada lima pesan Jokowi terkait dengan turnamen Pilada Presiden.
Pertama, pertandingan harus digelar secara transparan, maka dalam ajang Piala Presiden ini semua pemasukan dan pengeluaran harus diaudit oleh lembaga independen. Kedua, pertandingan harus digelar secara fair play, dan ini merupakan hal yang sangat mahal dan penting dalam sebuah pertandingan, seperti misalnya tanpa pengaturan skor.
Ketiga, Piala Presiden harus bisa membangun prestasi olahraga dan memunculkan pemain-pemain baru yang berkualitas. Keempat, Piala Presiden harus menggerakkan ekonomi kerakyatan, dan ini sudah terbukti betapa banyak usaha kecil menengah seperti tukang kaos, penjual aksesoris, pedagang minuman dan makanan terbantu.
Kelima, Piala Presiden harus menjadi hiburan rakyat, dan ini berhasil dengan antusiasnya warga datang ke lapangan serta rating televisi yang sangat tinggi. Share televisi Indonesia mencapai 45 persen.
Pada kesempatan itu, dengan rendah hati, Maruarar juga mengatakan meski Piala Presiden ini dinilai sukses, berdasarkan lima pesan Presiden tadi, namun demikian harus tetap dievaluasi. Ia juga mengatakan bahwa suksesnya Piala Presiden ini berkat dukungan semua pihak.
"Tak ada superman, yang ada super tim. Misalnya terkait dengan keamanan, kita sangat berterimakasih kepada kepada Panglima TNI Pak Gatot Nurmantyo dan Kapolri Pak Badrodin Haiti. Terimakasih kepada Pangdam Jaya Pak Teddy Laksamana dan Kapolda Metro Jaya Pak Tito Karnavian," kata Maruarar.
Maruarar pun berterimakasih kepada Panitia SC Erik Tohir, kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrowi, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, kepada pihak BOPI, La Nyala Mattaliti dan Nirwan Bakrie.