Jakarta (Antara Kalteng) - Presiden Joko Widodo menyinggung profesionalisme kerja dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri yang dilaksanakan di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) dan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta, Jumat.
"Kita harus meninggalkan pola-pola lama, cara-cara lama dan tradisi lama yang menyebabkan tidak cepat merespon perubahan-perubahan global," kata Presiden di depan 173 peserta Rapim TNI-Polri 2016.
Menurut Jokowi, dalam era kompetisi saat ini kuncinya di produktivitas, etos kerja untuk meningkatkan daya saing agar tidak tertinggal dengan negara lain.
"Produktivitas, etos kerja, daya saing, inilah profesionalisme," kata Presiden.
Jokowi juga mengingatkan bahwa Indonesia telah memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN yang sifatnya masih regional dan tidak bisa dipungkiri lagi untuk ke persaingan global lainnya.
"Kita juga akan masuk ke TPP (Trans Pacific Partnership) bloknya AS dan kawan, juga tidak dipungkiri lagi masuk bloknya Uni Eropa dan Tiongkok," katanya.
Jika tidak masuk, lanjut Presiden, maka produk-produk Indonesia akan kena tarif yang besar sehingga tidak akan kompetitif dengan produk negara anggota blok tersebut.
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti menegaskan bahwa TNI-Polri siap mendukung dan akan mengawal semua program yang dijalankan pemerintah.
"TNI-Polri akan mengerahkan segala upaya daya dan kekuatan serta kemampuan yang dimiliki dengan menampilkan kinerja optimal yang baik untuk menjaga keamanan dan mengawal kedaulatan negara sebagai prasyarat keberhasilan pembangunan nasional," kata Badrodin.
Dia mengatakan TNI yang menjadi komponen utama menjaga kedaulutan negara dan Polri sebagai garda terdepan untuk menciptakan keamanan dalam negeri telah berkomitmen sepenuhnya mendukung program yang dijalankan pemerintah.
Dalam Rapim dengan tema "Dilandasi Profesionalisme dan Revolusi Mental sinergi TNI-Polri siap mengamankan Kebijakan Pemerintah" ini diikuti sebanyak 173 orang terdiri atas 65 pejabat utama dan perwira tinggi jajaran TNI, 42 pejabat utama TNI dan perwira Mabes Polri, 32 Kapolda, 17 yang bertugas di dinas di luar struktur Polri, pengawas internal dan eksternal Polri.
"Kita harus meninggalkan pola-pola lama, cara-cara lama dan tradisi lama yang menyebabkan tidak cepat merespon perubahan-perubahan global," kata Presiden di depan 173 peserta Rapim TNI-Polri 2016.
Menurut Jokowi, dalam era kompetisi saat ini kuncinya di produktivitas, etos kerja untuk meningkatkan daya saing agar tidak tertinggal dengan negara lain.
"Produktivitas, etos kerja, daya saing, inilah profesionalisme," kata Presiden.
Jokowi juga mengingatkan bahwa Indonesia telah memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN yang sifatnya masih regional dan tidak bisa dipungkiri lagi untuk ke persaingan global lainnya.
"Kita juga akan masuk ke TPP (Trans Pacific Partnership) bloknya AS dan kawan, juga tidak dipungkiri lagi masuk bloknya Uni Eropa dan Tiongkok," katanya.
Jika tidak masuk, lanjut Presiden, maka produk-produk Indonesia akan kena tarif yang besar sehingga tidak akan kompetitif dengan produk negara anggota blok tersebut.
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti menegaskan bahwa TNI-Polri siap mendukung dan akan mengawal semua program yang dijalankan pemerintah.
"TNI-Polri akan mengerahkan segala upaya daya dan kekuatan serta kemampuan yang dimiliki dengan menampilkan kinerja optimal yang baik untuk menjaga keamanan dan mengawal kedaulatan negara sebagai prasyarat keberhasilan pembangunan nasional," kata Badrodin.
Dia mengatakan TNI yang menjadi komponen utama menjaga kedaulutan negara dan Polri sebagai garda terdepan untuk menciptakan keamanan dalam negeri telah berkomitmen sepenuhnya mendukung program yang dijalankan pemerintah.
Dalam Rapim dengan tema "Dilandasi Profesionalisme dan Revolusi Mental sinergi TNI-Polri siap mengamankan Kebijakan Pemerintah" ini diikuti sebanyak 173 orang terdiri atas 65 pejabat utama dan perwira tinggi jajaran TNI, 42 pejabat utama TNI dan perwira Mabes Polri, 32 Kapolda, 17 yang bertugas di dinas di luar struktur Polri, pengawas internal dan eksternal Polri.