Pulang Pisau (Antara Kalteng) - Banjir di Desa Gandang Barat Kecamatan Maliku Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) provinsi Kalimantan Tengah telah merendam pemukiman penduduk sebanyak 122 Kepala Keluarga (KK).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pulang Pisau, Salahudin melalui Kabid Kesiapsiagaan dan Kedaruratan, Hendri Arroyo mengatakan bahwa terjadinya banjir dikarenakan ada saluran air utama di daerah setempat tersumbat.
"Informasi yang kita terima ada sebanyak 122 KK yang rumahnya terendam banjir," kata Hendri, Senin.
Ia mengatakan meski rumah penduduk di desa tersebut terendam banjir, penduduk masih memilih bertahan dan tidak ada yang mengungsi. Banjir di daerah inimerupakan banjir yang pertama kali terjadi hingga menyebabkan sekitar 300 hektar sawah pertanian terendam dan terancam gagal panen.
Terkait dengan adanya saluran utama yang tersumbat akibat ulah perusahaan besar swasta (PBS) yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, Hendri masih belum bisa memastikan apa yang menjadi penyebab banjir di daerah yang sebelumnya belum pernah ada banjir seperti sekarang ini. Informasi yang didapatnya seperti itu, tetapi semua harus dikonfirmasi dan melihat langsung ke lapangan bersama intansi terkait.
Di sekitar desa setempat, kata dia, ada dua PBS yakni PT Menteng Kencana Mas dan PT Surya Cipta Perkasa.
"Besok, rencananya kita akan turun ke lapangan bersama instansi terkait lainnya, dan melakukan inventarisasi berbagai data yang dibutuhkan," kata Hendri.
Menurut dia, setelah turun di lapangan ini baru bisa disimpulkan temuannya, yang mana kesimpulan ini nantinya akan menjadi pedoman bagi pemerintah setempat untuk mengambil langkah-langkah maupun kebijakan apa dibutuhkan dalam penanggulangan banjir di Desa Gandang Barat.
Sebelumnya, dirinya mendapatkan informasi dari Camat Maliku, Sukarja bahwa banjir beberapa hari terakhir ini telah surut. Namun, sekarang dengan tingginya curah hujan di Kabupaten Pulang Pisau, banjir kembali meninggi dan mulai merendam pemukiman penduduk.
"Yang jelas BPBD Pulpis selalu memantau terus perkembangan banjir, bukan saja di Desa Gandang Barat tetapi juga di desa-desa lain yang rawan banjir setiap tahun," ujar Hendri.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pulang Pisau, Salahudin melalui Kabid Kesiapsiagaan dan Kedaruratan, Hendri Arroyo mengatakan bahwa terjadinya banjir dikarenakan ada saluran air utama di daerah setempat tersumbat.
"Informasi yang kita terima ada sebanyak 122 KK yang rumahnya terendam banjir," kata Hendri, Senin.
Ia mengatakan meski rumah penduduk di desa tersebut terendam banjir, penduduk masih memilih bertahan dan tidak ada yang mengungsi. Banjir di daerah inimerupakan banjir yang pertama kali terjadi hingga menyebabkan sekitar 300 hektar sawah pertanian terendam dan terancam gagal panen.
Terkait dengan adanya saluran utama yang tersumbat akibat ulah perusahaan besar swasta (PBS) yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, Hendri masih belum bisa memastikan apa yang menjadi penyebab banjir di daerah yang sebelumnya belum pernah ada banjir seperti sekarang ini. Informasi yang didapatnya seperti itu, tetapi semua harus dikonfirmasi dan melihat langsung ke lapangan bersama intansi terkait.
Di sekitar desa setempat, kata dia, ada dua PBS yakni PT Menteng Kencana Mas dan PT Surya Cipta Perkasa.
"Besok, rencananya kita akan turun ke lapangan bersama instansi terkait lainnya, dan melakukan inventarisasi berbagai data yang dibutuhkan," kata Hendri.
Menurut dia, setelah turun di lapangan ini baru bisa disimpulkan temuannya, yang mana kesimpulan ini nantinya akan menjadi pedoman bagi pemerintah setempat untuk mengambil langkah-langkah maupun kebijakan apa dibutuhkan dalam penanggulangan banjir di Desa Gandang Barat.
Sebelumnya, dirinya mendapatkan informasi dari Camat Maliku, Sukarja bahwa banjir beberapa hari terakhir ini telah surut. Namun, sekarang dengan tingginya curah hujan di Kabupaten Pulang Pisau, banjir kembali meninggi dan mulai merendam pemukiman penduduk.
"Yang jelas BPBD Pulpis selalu memantau terus perkembangan banjir, bukan saja di Desa Gandang Barat tetapi juga di desa-desa lain yang rawan banjir setiap tahun," ujar Hendri.