Palangka Raya (Antara Kalteng) - Pemerintah kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah telah menyiapkan dana Rp20 miliar tahun 2016 untuk melanjutkan pembangunan masjid Kubah Kecubung di ibu kota provinsi tersebut.
"Pembangunan masjid ini tidak bisa kita lakukan sekaligus sehingga kita lakukan bertahap. Pada tahun 2016 ini kita sudah siapkan Rp20 miliar," kata Wali Kota Riban Satia di Palangka Raya, Minggu.
Dikatakan Riban, pembangunan masjid secara bertahap dilakukan pihaknya karena menyesuaikan dengan kondisi anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) .
"Tahun pertama pada 2011 kita sediakan Rp3 miliar, tahun berikutnya Rp7 miliar, Rp10 miliar, Rp15 miliar dan pada 2016 ini kita sediakan Rp20 miliar, tahun depan Rp25 miliar," katanya.
Artinya, pembangunan masjid yang total membutuhkan dana ditafsir Rp120 miliar itu setiap tahun ditingkatkan sebesar Rp5 miliar.
Pembangunan masjid yang berdiri di atas lahan seluas 3,6 hektar di Jalan RTA Milono Kilometer 4,5. Itu dimulai pada 2011. Masjid tersebut akan diperindah ornamen batu alam dari Kalteng dan ditargetkan dapat menampung lebih dari 8.300 jamaah. Yakni pada bagian dalam berkapasitas sekitar 4.500 orang sedangkan di luar dapat menampung 3.800 orang.
Masjid yang terletak persis di dekat Bundaran Burung, Palangka Raya itu, memiliki lahan seluas 12.577 meter persegi, yang antara lain terdiri dari bangunan utama seluas 2.793 meter persegi dan selasar seluas 2.830 meter persegi.
Saat ini pembangunan masjid tersebut terlihat berhenti dengan kondisi bangunan bertingkat dua berupa baru berupa tiang pancang tanpa dilengkapi dinding maupun atap. Di bagian depan masjid nampak tumpukan kayu bekas penunjang pembangunan. Di sekitarnya juga nampak ilalang yang menghijau kecuali kawasan yang biasa dilintasi kendaraan dan orang.
Sumber dana yang digunakan untuk membangun masjid yang berada di simpang jalan lintasan Palangka Raya Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) ini berasal dari APBD Kota, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, serta sumbangan yang tak mengikat.
Dia mengatakan, meskipun pembangunan belum sempurna, namun diharapkan pada 2018 masyarakat Palangka Raya dan sekitarnya sudah bisa menggunakan masjid tersebut untuk tempat beribadah dan berwisata religi.
"Pembangunan masjid ini tidak bisa kita lakukan sekaligus sehingga kita lakukan bertahap. Pada tahun 2016 ini kita sudah siapkan Rp20 miliar," kata Wali Kota Riban Satia di Palangka Raya, Minggu.
Dikatakan Riban, pembangunan masjid secara bertahap dilakukan pihaknya karena menyesuaikan dengan kondisi anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) .
"Tahun pertama pada 2011 kita sediakan Rp3 miliar, tahun berikutnya Rp7 miliar, Rp10 miliar, Rp15 miliar dan pada 2016 ini kita sediakan Rp20 miliar, tahun depan Rp25 miliar," katanya.
Artinya, pembangunan masjid yang total membutuhkan dana ditafsir Rp120 miliar itu setiap tahun ditingkatkan sebesar Rp5 miliar.
Pembangunan masjid yang berdiri di atas lahan seluas 3,6 hektar di Jalan RTA Milono Kilometer 4,5. Itu dimulai pada 2011. Masjid tersebut akan diperindah ornamen batu alam dari Kalteng dan ditargetkan dapat menampung lebih dari 8.300 jamaah. Yakni pada bagian dalam berkapasitas sekitar 4.500 orang sedangkan di luar dapat menampung 3.800 orang.
Masjid yang terletak persis di dekat Bundaran Burung, Palangka Raya itu, memiliki lahan seluas 12.577 meter persegi, yang antara lain terdiri dari bangunan utama seluas 2.793 meter persegi dan selasar seluas 2.830 meter persegi.
Saat ini pembangunan masjid tersebut terlihat berhenti dengan kondisi bangunan bertingkat dua berupa baru berupa tiang pancang tanpa dilengkapi dinding maupun atap. Di bagian depan masjid nampak tumpukan kayu bekas penunjang pembangunan. Di sekitarnya juga nampak ilalang yang menghijau kecuali kawasan yang biasa dilintasi kendaraan dan orang.
Sumber dana yang digunakan untuk membangun masjid yang berada di simpang jalan lintasan Palangka Raya Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) ini berasal dari APBD Kota, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, serta sumbangan yang tak mengikat.
Dia mengatakan, meskipun pembangunan belum sempurna, namun diharapkan pada 2018 masyarakat Palangka Raya dan sekitarnya sudah bisa menggunakan masjid tersebut untuk tempat beribadah dan berwisata religi.