Palu (Antara Kalteng) - Tim gabungan Operasi Tinombala kembali menewaskan dua orang terduga teroris dalam baku tembak yang terjadi selama 30-an menit di Desa Pantangolemba, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Minggu (15/5).
Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto yang dihubungi di Poso, Senin malam, membenarkan peristiwa tersebut namun belum bisa merinci identitas teroris yang ditemukan tewas usai kontak senjata itu.
Selain menemukan dua jenazah orang tidak dikenal yang diduga anggota kelompok Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso itu, personel Operasi Tinombala juga mengamankan empat buah tas berisi lima bom lontong, satu botol plastik berisi bubuk mesiu, satu buah GPS, satu buah telepon seluler dan sejumlah bahan makanan.
Menurut Hari, aksi baku tembak itu terjadi saat personel Operasi Tinombala sedang melakukan tugas rutin pada Minggu sekitar pukul 14.30 WITA, melihat beberapa orang menuruni gunung ke arah sungai di Desa Pantangolemba.
Saat jarak semakin dekat, personel operasi melepaskan tembakan peringatan untuk menghentikan orang-orang itu, namun mereka melepaskan tembakan balasan sehingga terjadi aksi baku tembak selama 30-an menit. Setelah baku tembak selesai, kelompok sipil bersenjata itu kemudian melarikan diri secara terpencar ke dalam hutan.
Ketika situasi dianggap aman, personel Operasi Tinombala kemudian melakukan pemeriksaan lokasi baku tembak, dan menemukan dua OTK meninggal dunia namun sampai saat ini identitasnya belum diketahui.
"Masih dalam penyelidikan di RSU Bhayangkara Palu," ujarnya.
Tim gabungan Operasi Tinombala sampai saat ini masih terus melakukan pengejaran kepada OTK yang lolos dan menyekat pergerakan mereka agar tidak menyebar lagi ke dalam hutan lebat sehingga lebih mudah untuk memerangi mereka.
Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto yang dihubungi di Poso, Senin malam, membenarkan peristiwa tersebut namun belum bisa merinci identitas teroris yang ditemukan tewas usai kontak senjata itu.
Selain menemukan dua jenazah orang tidak dikenal yang diduga anggota kelompok Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso itu, personel Operasi Tinombala juga mengamankan empat buah tas berisi lima bom lontong, satu botol plastik berisi bubuk mesiu, satu buah GPS, satu buah telepon seluler dan sejumlah bahan makanan.
Menurut Hari, aksi baku tembak itu terjadi saat personel Operasi Tinombala sedang melakukan tugas rutin pada Minggu sekitar pukul 14.30 WITA, melihat beberapa orang menuruni gunung ke arah sungai di Desa Pantangolemba.
Saat jarak semakin dekat, personel operasi melepaskan tembakan peringatan untuk menghentikan orang-orang itu, namun mereka melepaskan tembakan balasan sehingga terjadi aksi baku tembak selama 30-an menit. Setelah baku tembak selesai, kelompok sipil bersenjata itu kemudian melarikan diri secara terpencar ke dalam hutan.
Ketika situasi dianggap aman, personel Operasi Tinombala kemudian melakukan pemeriksaan lokasi baku tembak, dan menemukan dua OTK meninggal dunia namun sampai saat ini identitasnya belum diketahui.
"Masih dalam penyelidikan di RSU Bhayangkara Palu," ujarnya.
Tim gabungan Operasi Tinombala sampai saat ini masih terus melakukan pengejaran kepada OTK yang lolos dan menyekat pergerakan mereka agar tidak menyebar lagi ke dalam hutan lebat sehingga lebih mudah untuk memerangi mereka.