Kuala Pembuang (Antara Kalteng) - Laju pertumbuhan tanaman eceng gondok saat ini dinilai dapat mengancam populasi ikan air tawar yang ada di Sungai Seruyan, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah.
"Jika laju pertumbuhan eceng gondok ini tidak segera ditangani maka dapat mengganggu populasi ikan yang ada di Sungai Seruyan serta anak sungai lainnya," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Seruyan Priyo Widagdo di Kuala Pembuang, Rabu.
Ia menjelaskan tanaman gulma yang dikenal oleh warga lokal dengan sebutan Ilung itu memiliki kecepatan tumbuh yang sangat tinggi sehingga dengan cepat pula dapat menutupi permukaan sungai.
Eceng gondok yang menutupi permukaan air ini kemudian membuat jumlah cahaya yang masuk ke dalam air jadi menurun sehingga menyebabkan turunnya tingkat oksigen dalam air.
Pada malam hari, tanaman yang memiliki nama Latin Eichhornia Crassipes akan melakukan respirasi dengan menghirup oksigen.
Hal itu mengakibatkan kadar oksigen dalam air menurun drastis yang berpotensi menyebabkan ikan bisa mati.
"Inilah mengapa jika eceng gondok sampai menutupi seluruh permukaan sungai bisa berbahaya bagi ikan," katanya.
Selain mengancam berbagai jenis populasi ikan, pertumbuhan eceng gondok yang dibiarkan tidak terkendali juga dapat mengganggu kehidupan masyarakat di Seruyan yang sebagian besar masih mengandalkan transportasi air untuk menunjang aktivitas sehari-hari.
"Kalau eceng gondok ini menutupi sungai maka perahu atau transportasi air yang digunakan warga menjadi sulit melaju karena terhalang tumpukan eceng gondok," katanya.
Menurutnya, upaya untuk menanggulangi eceng gondok agar tidak menutupi permukaan Sungai Seruyan serta anak sungai lainnya pernah ditawarkan oleh salah satu perusahaan besar swasta, yakni dengan melepaskan ikan jenis tertentu yang dapat memakan akar eceng gondok.
Namun setelah melakukan kajian lebih lanjut, DKP tidak berani mengizinkan hal tersebut karena jenis ikan yang dilepas untuk memakan eceng gondok juga dikhawatirkan dapat memakan jenis ikan lokal lain yang ada di Sungai Seruyan.
"Untuk sementara belum ada solusi untuk mengatasi masalah ini, namun kita berharap ada yang bisa dimanfaatkan dari keberadaan eceng gondok agar tidak menjadi ancaman dan merusak lingkungan perairan Sungai Seruyan," katanya.
"Jika laju pertumbuhan eceng gondok ini tidak segera ditangani maka dapat mengganggu populasi ikan yang ada di Sungai Seruyan serta anak sungai lainnya," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Seruyan Priyo Widagdo di Kuala Pembuang, Rabu.
Ia menjelaskan tanaman gulma yang dikenal oleh warga lokal dengan sebutan Ilung itu memiliki kecepatan tumbuh yang sangat tinggi sehingga dengan cepat pula dapat menutupi permukaan sungai.
Eceng gondok yang menutupi permukaan air ini kemudian membuat jumlah cahaya yang masuk ke dalam air jadi menurun sehingga menyebabkan turunnya tingkat oksigen dalam air.
Pada malam hari, tanaman yang memiliki nama Latin Eichhornia Crassipes akan melakukan respirasi dengan menghirup oksigen.
Hal itu mengakibatkan kadar oksigen dalam air menurun drastis yang berpotensi menyebabkan ikan bisa mati.
"Inilah mengapa jika eceng gondok sampai menutupi seluruh permukaan sungai bisa berbahaya bagi ikan," katanya.
Selain mengancam berbagai jenis populasi ikan, pertumbuhan eceng gondok yang dibiarkan tidak terkendali juga dapat mengganggu kehidupan masyarakat di Seruyan yang sebagian besar masih mengandalkan transportasi air untuk menunjang aktivitas sehari-hari.
"Kalau eceng gondok ini menutupi sungai maka perahu atau transportasi air yang digunakan warga menjadi sulit melaju karena terhalang tumpukan eceng gondok," katanya.
Menurutnya, upaya untuk menanggulangi eceng gondok agar tidak menutupi permukaan Sungai Seruyan serta anak sungai lainnya pernah ditawarkan oleh salah satu perusahaan besar swasta, yakni dengan melepaskan ikan jenis tertentu yang dapat memakan akar eceng gondok.
Namun setelah melakukan kajian lebih lanjut, DKP tidak berani mengizinkan hal tersebut karena jenis ikan yang dilepas untuk memakan eceng gondok juga dikhawatirkan dapat memakan jenis ikan lokal lain yang ada di Sungai Seruyan.
"Untuk sementara belum ada solusi untuk mengatasi masalah ini, namun kita berharap ada yang bisa dimanfaatkan dari keberadaan eceng gondok agar tidak menjadi ancaman dan merusak lingkungan perairan Sungai Seruyan," katanya.