Depok (Antara Kalteng) - Mahasiswa Program Doktoral Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (UI) Zilhadia mengembangkan penelitian terkait gelatin kulit kambing Etawa untuk cangkang kapsul obat.
"Kambing Etawa dapat menjadi sumber gelatin yang baik karena halal, mudah didapat, harga relatif terjangkau, dan mempunyai sifat gelatin yang baik untuk dijadikan cangkang kapsul keras dan lunak dalam industri farmasi," kata Zilhadia di kampus UI Depok, Rabu.
Menurut dia jenis kambing Etawa juga dipilih karena mempunyai bidang kulit yang lebih luas dibanding kambing lokal jenis lain. Kambing peranakan Ettawa merupakan jenis kambing unggul dan potensial dikembangkan di Indonesia.
Penelitian tersebut merupakan bagian dari disertasinya yang berjudul "Ekstraksi Gelatin dari Kulit Kambing Peranakan Etawa Menggunakan Metode Hidrolisis Asam dan Penggunaannya pada Pembuatan Cangkang Kapsul Keras" dan berhasil mengantarkannya meraih gelar doktor dan lulus pada Program Doktoral Farmasi UI.
Setelah melalui serangkaian uji coba lab, Zilhadia dapat menyimpulkan bahwa gelatin kambing etawa dapat memenuhi persyaratan sebagai bahan dasar pembuatan cangkang kapsul keras pada obat serta dapat diaplikasikan pada industri farmasi lainnya, makanan serta kosmetik.
Zilhadia mengolah kulit kambing itu menjadi gelatin dengan metode hidrolisis asam dengan cara merendam kulit kambing dengan larutan sodium sulfide dan kalsium hidroksida. Lebih lanjut, cangkang kapsul dari gelatin kambing ini telah diuji laboratorium melalui uji keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kadar air kapsul, uji waktu hancur, uji kandungan sulfit kapsul, pengukuran pH, dan uji mikroba.
Ia menjelaskan pada tahun 2007, produksi gelatin dunia didominasi dari gelatin kulit babi, yaitu sebesar 46 persen. Sisanya sebanyak 29,4 persen dari kulit sapi, 23,1 persen dari campuran tulang babi dan sapi, dan 1,5 persen dari tulang ikan, kerang, dan lain-lain.
Cangkang kapsul yang membungkus obat pada umumnya terbuat dari gelatin dari kulit maupun tulang sapi dan babi atau pembentuk gel lainnya. Ada yang berbahan keras, ada pula yang lunak. Di Indonesia, kehalalan cangkang kapsul menjadi prioritas utama bagi para konsumen.
Menurut dia, gelatin kulit kambing dapat menjadi solusi atas permasalahan yang timbul akibat penggunaan kulit sapi dan babi. Pada sejumlah negara, penggunaan gelatin babi telah menimbulkan kontroversi.
"Kambing Etawa dapat menjadi sumber gelatin yang baik karena halal, mudah didapat, harga relatif terjangkau, dan mempunyai sifat gelatin yang baik untuk dijadikan cangkang kapsul keras dan lunak dalam industri farmasi," kata Zilhadia di kampus UI Depok, Rabu.
Menurut dia jenis kambing Etawa juga dipilih karena mempunyai bidang kulit yang lebih luas dibanding kambing lokal jenis lain. Kambing peranakan Ettawa merupakan jenis kambing unggul dan potensial dikembangkan di Indonesia.
Penelitian tersebut merupakan bagian dari disertasinya yang berjudul "Ekstraksi Gelatin dari Kulit Kambing Peranakan Etawa Menggunakan Metode Hidrolisis Asam dan Penggunaannya pada Pembuatan Cangkang Kapsul Keras" dan berhasil mengantarkannya meraih gelar doktor dan lulus pada Program Doktoral Farmasi UI.
Setelah melalui serangkaian uji coba lab, Zilhadia dapat menyimpulkan bahwa gelatin kambing etawa dapat memenuhi persyaratan sebagai bahan dasar pembuatan cangkang kapsul keras pada obat serta dapat diaplikasikan pada industri farmasi lainnya, makanan serta kosmetik.
Zilhadia mengolah kulit kambing itu menjadi gelatin dengan metode hidrolisis asam dengan cara merendam kulit kambing dengan larutan sodium sulfide dan kalsium hidroksida. Lebih lanjut, cangkang kapsul dari gelatin kambing ini telah diuji laboratorium melalui uji keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kadar air kapsul, uji waktu hancur, uji kandungan sulfit kapsul, pengukuran pH, dan uji mikroba.
Ia menjelaskan pada tahun 2007, produksi gelatin dunia didominasi dari gelatin kulit babi, yaitu sebesar 46 persen. Sisanya sebanyak 29,4 persen dari kulit sapi, 23,1 persen dari campuran tulang babi dan sapi, dan 1,5 persen dari tulang ikan, kerang, dan lain-lain.
Cangkang kapsul yang membungkus obat pada umumnya terbuat dari gelatin dari kulit maupun tulang sapi dan babi atau pembentuk gel lainnya. Ada yang berbahan keras, ada pula yang lunak. Di Indonesia, kehalalan cangkang kapsul menjadi prioritas utama bagi para konsumen.
Menurut dia, gelatin kulit kambing dapat menjadi solusi atas permasalahan yang timbul akibat penggunaan kulit sapi dan babi. Pada sejumlah negara, penggunaan gelatin babi telah menimbulkan kontroversi.