Palangka Raya (Antara Kalteng) - Pemerintah Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah menyiapkan Rp2,2 miliar untuk insentif 750 guru nonformal atau pendidik bidang keagamaan pada tahun 2017.
"Tahun lalu ada 750 penerima insentif. Perorang menerima Rp250.000 perbulan sehingga total insentif selama setahun ialah Rp2,25 miliar," kata Kepala Bagian Kesra Pemerintah Kota Palangka Raya Abramsyah di ruang kerjanya di Palangka Raya, Rabu.
Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Camat Pahandut, Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah itu mengatakan data pendidik keagamaan dan penyiapan anggaran tersebut masih mengacu pada data 2016.
"Itu data tahun lalu dan yang tahun ini kita belum dapatkan data penerima dari Kemenag. Tapi kalau untuk besaran insentifnya saya rasa tidak berubah," tambanya.
Dia mengungkapkan jumlah pendidik nonformal penerima insentif tersebut berada di wilayah Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya selaku wilayah "Kota Cantik" dengan penduduk terbanyak.
Pria yang baru saja menjabat sebagai Kabagkesra itu mengatakan tenaga guru nonformal keagamaan itu meliputi pendidik agama Islam, guru sekolah Minggu untuk Kristen dan Katholik, pengajar agama Kaharingan termasuk untuk pendidik agama Budha.
Menurut dia, tenaga pendidik nonformal sangat diperlukan masyarakat karena berkaitan erat dengan kualitas moral dan spiritual.
"Kalau guru di sekolah mencerdaskan bidang akademik maka tenaga pendidik keagamaan nonformal ini mencerdaskan akhlak dan moral anak. Makanya menurut kita peran guru ngaji, guru sekolah Minggu dan guru agama lain sangat strategis," katanya.
Apalagi, lanjutnya, sasaran tenaga pendidik keagamaan itu adalah anak-anak dan generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa dan melanjutkan pembangunan daerah.
"Tahun lalu ada 750 penerima insentif. Perorang menerima Rp250.000 perbulan sehingga total insentif selama setahun ialah Rp2,25 miliar," kata Kepala Bagian Kesra Pemerintah Kota Palangka Raya Abramsyah di ruang kerjanya di Palangka Raya, Rabu.
Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Camat Pahandut, Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah itu mengatakan data pendidik keagamaan dan penyiapan anggaran tersebut masih mengacu pada data 2016.
"Itu data tahun lalu dan yang tahun ini kita belum dapatkan data penerima dari Kemenag. Tapi kalau untuk besaran insentifnya saya rasa tidak berubah," tambanya.
Dia mengungkapkan jumlah pendidik nonformal penerima insentif tersebut berada di wilayah Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya selaku wilayah "Kota Cantik" dengan penduduk terbanyak.
Pria yang baru saja menjabat sebagai Kabagkesra itu mengatakan tenaga guru nonformal keagamaan itu meliputi pendidik agama Islam, guru sekolah Minggu untuk Kristen dan Katholik, pengajar agama Kaharingan termasuk untuk pendidik agama Budha.
Menurut dia, tenaga pendidik nonformal sangat diperlukan masyarakat karena berkaitan erat dengan kualitas moral dan spiritual.
"Kalau guru di sekolah mencerdaskan bidang akademik maka tenaga pendidik keagamaan nonformal ini mencerdaskan akhlak dan moral anak. Makanya menurut kita peran guru ngaji, guru sekolah Minggu dan guru agama lain sangat strategis," katanya.
Apalagi, lanjutnya, sasaran tenaga pendidik keagamaan itu adalah anak-anak dan generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa dan melanjutkan pembangunan daerah.