Jakarta (Antara Kalteng) - PT Mandiri Tunas Finance (MTF) mendongkrak pertumbuhan laba bersih sebesar 9,1 persen menjadi Rp335 miliar pada 2016 dibanding perolehan laba di 2015 yang sebesar Rp307 miliar.
Direktur Utama MTF Ignatius Wijoyo di Jakarta, Rabu, mengatakan perolehan laba ditopang masih agresifnya pembiayaan yang tumbuh 8,68 persen dan terkendalinya kualitas pembiayaan dengan rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) 1,49 persen.
"Pembiayaan kita tumbuh di atas industri sebesar 8,68 persen menjadi Rp18,63 triliun pada 2016 dibanding 2015 yang sebesar Rp17,14 triliun," ujar dia.
Pembiayaan MTF paling banyak untuk segmen ritel yang mencapai Rp14,73 triliun, kemudian Kredit Kendaraan Bermotor yang bekerja sama dengan induk usaha Bank Mandiri sebesar Rp1,64 triliun, kemudian pembiayaan korporasi untuk fleet atau perkapalan Rp2,21 triliun dan kredit multiguna Rp34,89 miliar.
Dari pembiayaan itu, MTF mengumpulkan pendapatan Rp1,52 triliun.
Ignatius mengaku cukup memperketat penyaluran pembiayaannya untuk memitigasi penurunan aset karena masih lemahnya ekonomi pada 2016.
Oleh karena itu, kata dia, NPF bisa dijaga di 1,49 persen dan tren pertumbuhan modal tetap terjaga di 29 persen menjadi Rp1,47 triliun.
Sedangkan aset MTF terkumpul Rp11,4 triliun pada akhir 2016. Sebesar 87 persen dari total aset adalah piutang pembiayaan konsumen.
Namun, seiring dengan agresifnya pembiayaan, kewajiban atau liabilitas MTF juga tumbuh 24 persen yang didominasi pinjaman dari perbankan.
"Kontribusi pinjaman bank sebesar 56 persen dari total liabilitas per akhir 2016," kata Ignatius.
Direktur Utama MTF Ignatius Wijoyo di Jakarta, Rabu, mengatakan perolehan laba ditopang masih agresifnya pembiayaan yang tumbuh 8,68 persen dan terkendalinya kualitas pembiayaan dengan rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) 1,49 persen.
"Pembiayaan kita tumbuh di atas industri sebesar 8,68 persen menjadi Rp18,63 triliun pada 2016 dibanding 2015 yang sebesar Rp17,14 triliun," ujar dia.
Pembiayaan MTF paling banyak untuk segmen ritel yang mencapai Rp14,73 triliun, kemudian Kredit Kendaraan Bermotor yang bekerja sama dengan induk usaha Bank Mandiri sebesar Rp1,64 triliun, kemudian pembiayaan korporasi untuk fleet atau perkapalan Rp2,21 triliun dan kredit multiguna Rp34,89 miliar.
Dari pembiayaan itu, MTF mengumpulkan pendapatan Rp1,52 triliun.
Ignatius mengaku cukup memperketat penyaluran pembiayaannya untuk memitigasi penurunan aset karena masih lemahnya ekonomi pada 2016.
Oleh karena itu, kata dia, NPF bisa dijaga di 1,49 persen dan tren pertumbuhan modal tetap terjaga di 29 persen menjadi Rp1,47 triliun.
Sedangkan aset MTF terkumpul Rp11,4 triliun pada akhir 2016. Sebesar 87 persen dari total aset adalah piutang pembiayaan konsumen.
Namun, seiring dengan agresifnya pembiayaan, kewajiban atau liabilitas MTF juga tumbuh 24 persen yang didominasi pinjaman dari perbankan.
"Kontribusi pinjaman bank sebesar 56 persen dari total liabilitas per akhir 2016," kata Ignatius.