Palangka Raya (Antara Kalteng) - Kasus pemukulan mahasiswa Universitas Palangka Raya (UPR) Kalimantan Tengah yang dilakukan oknum Security (satuan pengamanan) kantor Rektorat UPR, Sabtu (1/4) malam dilaporkan pihak mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Lima orang yang menjadi korban pemukulan membabibuta oleh security yang belum diketahui nama lengkapnya itu dilaporkan ke Polres Kota Palangka Raya dengan menyerahkan bukti otentik seperti foto, rekaman serta hasil visum memar dan lebam di wajah sudah mereka kantongi.
"Korban pemukulan saat melakukan audiensi antara mahasiswa dan Rektor UPR itu ada orang lima mahasiswa. Mereka adalah Riko Albertus Bayu, Boris dan dua orang rekan kami anak Teknik dan Faperta. Yang jelas kamu sudah laporkan secara resmi ke Polres," kata Albertus Bayu usai menjalani pemeriksaan di Polres beserta rekan sejawatnya, Minggu.
Dari kejadian ini, intinya para aktivis kampus ini meminta agar kasus ini diusut oleh pihak kepolisian setempat. "Saya sebenarnya mau melerai rekan saya yang dipukul, eh malah saya juga yang jadi korban amukan si security itu," ucapnya.
Ditanya apakah perilaku mereka ini tidak dikhawatirkan nantinya mempengaruhi nilai mata kuliah mereka? "Kejadian ini tidak ada sangkut pautnya dengan kampus, khususnya pemukulan itu permasalahan pribadi. Mengenai kampus, saya berurusan dengan dekan saya di Fakultas Hukum enak aja," beber Riko.
Di lain pihak, Kasat Reskrim Polres Palangka Raya AKP Ismanto Yuwono membenarkan bahwa ada laporan pemukulan lima orang mahasiswa yang dilakukan security Rektorat UPR.
"Kasusnya saat ini sedang ditindaklanjuti. Dalam waktu dekat ini kita akan panggil saksi dan terduga pelaku pemukulan yang dilaporkan pihak mahasiswa," ungkap Ismanto Yuwono kepada awak media.