Muara Teweh (ANTARA) - Kantor Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Barito Hulu Unit V Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, mulai memasarkan produk Teh Racik Bawang Dayak (Eleutherine Palmifolia) untuk dijual sebagai komoditas perdagangan.
"Teh Bawang Dayak ini untuk sementara dijual secara terbatas melalui online dan offline," kata Kepala Kantor Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Barito Hulu unit V, Rudi Chandra Utama di Muara Teweh, Kamis.
Menurut Rudy, teh yang bahan bakunya dari bawang Dayak itu masih tradisional dalam bentuk kemasan 300 gram dijual seharga Rp50.000 per bungkus.
Teh herbal itu, kata dia, merupakan produk atau hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang bahan bakunya dari budidaya sendiri melalui demplot bawang Dayak di kawasan hutan kota `Tumenggung Surapati` Muara Teweh dan Desa Benangin Kecamatan Teweh Timur.
"Untuk pengembangan lebih luas nantinya sebagai produk unggulan daerah, kami sudah berdiskusi dengan pengelola tambang gas Blok Bangkanai PT Ophir Indonesia guna dimasukkan dalam Program CSR mereka," kata dia.
Rudy menjelaskan, pihaknya kini juga sedang menjalin jaringan dengan stakeholder di Barito Utara dan juga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk dipasarkan secara luas.
Teh herbal bawang Dayak mempunyai banyak khasiat di antaranya untuk mengobati kanker payudara, kanker getah bening, kanker usus, ginjal, stroke, hipertensi, diabetes melitus, penyakit kuning, asam urat, asma, vitalitas pria, kanker rahim, keputihan, kista, rematik, TBC, ambeien, insomnia, kanker paru-paru dan liver.
Kalau sudah punya prospek pasar yang bagus, pihaknya bisa membeli dari bawang Dayak yang dikembangkan masyarakat yang saat ini sudah ada yang menanam di antaranya selain Desa Benangin juga Desa Muara Inu dan Karendan Kecamatan Lahei.
"Saat ini kami masih mengurus dua sertifikat izin dari BPOM dan Depkes," jelas dia.
Tanaman bawang Dayak bibitnya banyak dijual di pasar di Muara Teweh, di mana bawang Dayak di kalangan masyarakat suku Dayak memiliki banyak sebutan seperti bawang kambe, bawang hutan, bawang mekah dan lainnya yang mempunyai khasiat sebagai obat.
Tumbuhan dengan ciri spesifik dengan umbi berwarna merah ini sudah lama digunakan masyarakat setempat untuk pengobatan berbagai penyakit namun belum banyak dikenal masyarakat luas sehingga baru sebagian saja yang memanfaatkan khasiatnya.
"Jadi selain sebagai tanaman obat, bawang dayak juga memiliki prospek pasar yang bagus," ujar Rudy.
KPHP Barito Hulu dengan wilayah kerja di Barito Utara meliputi Kecamatan Lahei, Gunung Purei, Teweh Timur dan sebagian Kecamatan Teweh Baru.
"Teh Bawang Dayak ini untuk sementara dijual secara terbatas melalui online dan offline," kata Kepala Kantor Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Barito Hulu unit V, Rudi Chandra Utama di Muara Teweh, Kamis.
Menurut Rudy, teh yang bahan bakunya dari bawang Dayak itu masih tradisional dalam bentuk kemasan 300 gram dijual seharga Rp50.000 per bungkus.
Teh herbal itu, kata dia, merupakan produk atau hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang bahan bakunya dari budidaya sendiri melalui demplot bawang Dayak di kawasan hutan kota `Tumenggung Surapati` Muara Teweh dan Desa Benangin Kecamatan Teweh Timur.
"Untuk pengembangan lebih luas nantinya sebagai produk unggulan daerah, kami sudah berdiskusi dengan pengelola tambang gas Blok Bangkanai PT Ophir Indonesia guna dimasukkan dalam Program CSR mereka," kata dia.
Rudy menjelaskan, pihaknya kini juga sedang menjalin jaringan dengan stakeholder di Barito Utara dan juga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk dipasarkan secara luas.
Teh herbal bawang Dayak mempunyai banyak khasiat di antaranya untuk mengobati kanker payudara, kanker getah bening, kanker usus, ginjal, stroke, hipertensi, diabetes melitus, penyakit kuning, asam urat, asma, vitalitas pria, kanker rahim, keputihan, kista, rematik, TBC, ambeien, insomnia, kanker paru-paru dan liver.
Kalau sudah punya prospek pasar yang bagus, pihaknya bisa membeli dari bawang Dayak yang dikembangkan masyarakat yang saat ini sudah ada yang menanam di antaranya selain Desa Benangin juga Desa Muara Inu dan Karendan Kecamatan Lahei.
"Saat ini kami masih mengurus dua sertifikat izin dari BPOM dan Depkes," jelas dia.
Tanaman bawang Dayak bibitnya banyak dijual di pasar di Muara Teweh, di mana bawang Dayak di kalangan masyarakat suku Dayak memiliki banyak sebutan seperti bawang kambe, bawang hutan, bawang mekah dan lainnya yang mempunyai khasiat sebagai obat.
Tumbuhan dengan ciri spesifik dengan umbi berwarna merah ini sudah lama digunakan masyarakat setempat untuk pengobatan berbagai penyakit namun belum banyak dikenal masyarakat luas sehingga baru sebagian saja yang memanfaatkan khasiatnya.
"Jadi selain sebagai tanaman obat, bawang dayak juga memiliki prospek pasar yang bagus," ujar Rudy.
KPHP Barito Hulu dengan wilayah kerja di Barito Utara meliputi Kecamatan Lahei, Gunung Purei, Teweh Timur dan sebagian Kecamatan Teweh Baru.