Sampit (Antaranews Kalteng) - Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, menemukan satu ekor hewan kurban yang mengandung cacing saat pelaksanaan pemotongan hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha, kemarin.
"Hasil pemeriksaan kami, rata-rata baik semuanya. Hanya satu ditemui cacingan," kata Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur, I Made Dikantara di Sampit, Kamis.
Made menjelaskan, pihaknya menurunkan tim untuk memeriksa kesehatan hewan kurban. Pemeriksaan dilakukan beberapa hari sebelum Idul Adha, serta setelah hewan kurban dipotong pada hari raya kemarin.
Tim yang melibatkan dokter hewan itu melakukan pemeriksaan dengan sampel di beberapa lokasi karena tidak mungkin memeriksa seluruh hewan kurban di Kotawaringin Timur yang jumlahnya sangat banyak dan tersebar.
Diperkirakan ada sekitar 1.100 ekor sapi dan kambing yang didatangkan pedagang untuk keperluan ibadah kurban. Hewan kurban sebanyak itu tersebar di 17 kecamatan yang ada di kabupaten ini.
Sesuai aturan, setiap hewan kurban yang didatangkan harus dilengkapi surat keterangan sehat dari pihak berwenang di daerah asal.
Meski sudah mengantongi surat sehat tersebut, Dinas Pertanian Kotawaringin Timur tetap melakukan pemeriksaan sebagai bentuk pengawasan.
Ada sejumlah jenis penyakit pada sapi yang harus diwaspadai karena dapat menular ke manusia, seperti penyakit anthraks, tubercolusis dan cacing hati. Hewan kurban yang terjangkit penyakit tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia apabila dikonsumsi.
Pengawasan hewan kurban dilakukan dengan prinsip aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) untuk menghindari beredarnya konsumsi daging hewan kurban yang memiliki penyakit. Pemeriksaan dilakukan sesuai prosedur untuk mengantisipasi penularan penyakit dari hewan ke manusia.
"Untuk sapi yang ditemukan mengandung cacing, dagingnya masih aman dikonsumsi asalkan dimasak sesuai aturan. Selain itu, perut dan hatinya dibuang. Jangan dikonsumsi agar tidak tertular penyakit," kata Made.
Sementara itu, hingga Kamis sore, masih banyak warga yang melaksanakan pemotongan hewan kurban. Daging hewan kurban dibagikan kepada masyarakat, khususnya warga kurang mampu.
"Hasil pemeriksaan kami, rata-rata baik semuanya. Hanya satu ditemui cacingan," kata Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur, I Made Dikantara di Sampit, Kamis.
Made menjelaskan, pihaknya menurunkan tim untuk memeriksa kesehatan hewan kurban. Pemeriksaan dilakukan beberapa hari sebelum Idul Adha, serta setelah hewan kurban dipotong pada hari raya kemarin.
Tim yang melibatkan dokter hewan itu melakukan pemeriksaan dengan sampel di beberapa lokasi karena tidak mungkin memeriksa seluruh hewan kurban di Kotawaringin Timur yang jumlahnya sangat banyak dan tersebar.
Diperkirakan ada sekitar 1.100 ekor sapi dan kambing yang didatangkan pedagang untuk keperluan ibadah kurban. Hewan kurban sebanyak itu tersebar di 17 kecamatan yang ada di kabupaten ini.
Sesuai aturan, setiap hewan kurban yang didatangkan harus dilengkapi surat keterangan sehat dari pihak berwenang di daerah asal.
Meski sudah mengantongi surat sehat tersebut, Dinas Pertanian Kotawaringin Timur tetap melakukan pemeriksaan sebagai bentuk pengawasan.
Ada sejumlah jenis penyakit pada sapi yang harus diwaspadai karena dapat menular ke manusia, seperti penyakit anthraks, tubercolusis dan cacing hati. Hewan kurban yang terjangkit penyakit tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia apabila dikonsumsi.
Pengawasan hewan kurban dilakukan dengan prinsip aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) untuk menghindari beredarnya konsumsi daging hewan kurban yang memiliki penyakit. Pemeriksaan dilakukan sesuai prosedur untuk mengantisipasi penularan penyakit dari hewan ke manusia.
"Untuk sapi yang ditemukan mengandung cacing, dagingnya masih aman dikonsumsi asalkan dimasak sesuai aturan. Selain itu, perut dan hatinya dibuang. Jangan dikonsumsi agar tidak tertular penyakit," kata Made.
Sementara itu, hingga Kamis sore, masih banyak warga yang melaksanakan pemotongan hewan kurban. Daging hewan kurban dibagikan kepada masyarakat, khususnya warga kurang mampu.