Sampit (Antaranews Kalteng) - Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalimantan Tengah, menegaskan komitmen memperjuangkan pemberdayaan masyarakat Suku Dayak untuk meningkatkan kesejahteraan.
"Ini bukan diskriminasi. Ini lebih pada upaya DAD memperjuangkan nasib warga lokal. Jangan sampai terjadi seperti istilah "ayam mati di lumbung padi". Sangat ironis jika masyarakat Dayak terjerat kemiskinan di tanah kelahirannya yang memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa. Masyarakat Dayak harus menjadi tuan rumah di daerahnya," kata Ketua Umum DAD Provinsi Kalimantan Tengah, Agustiar di Sampit, Senin.
Agustiar berada di Sampit usai melantik dan mengukuhkan pengurus DAD Kabupaten Kotawaringin Timur periode 2017-2022 pada Minggu (14/10) malam. Pelantikan baru dilaksanakan karena sebelumnya dilakukan pembenahan dan konsolidasi agar DAD Kotawaringin Timur yang kini diketuai HM Taufiq Mukri makin kompak dan solid.
Dia mengatakan, tugas dan tanggung jawab DAD provinsi dan kabupaten/kota, cukup berat. Tidak hanya melestarikan adat dan budaya, tetapi juga mengupayakan penigkatan kesejahteraan masyarakat Suku Dayak.
"Saya mengajak masyarakat Dayak bersatu dan jangan mau dipecah-belah. Pengurus DAD, Batamad, damang, mantir dan lainnya, diminta kompak dan tidak berjalan sendiri-sendiri agar upaya memperjuangkan kemaslahatan masyarakat semakin kuat," katanya.
Setiap orang dari daerah dan suku manapun, berhak datang dan mencari penghidupan di Kalimantan Tengah. Namun Agustiar mengingatkan, semua pihak harus menghargai tradisi, adat dan budaya masyarakat Suku Dayak. Artinya, semua pihak harus menyesuaikan diri, seperti pepatah "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung".
Agustiar menekankan perusahaan yang beroperasi di Kalimantan Tengah diminta memprioritaskan penduduk lokal sebagai karyawan. Jika belum ada warga lokal yang memenuhi kompetensi yang dibutuhkan, perusahaan diharapkan tidak lantas mencari pekerja dari luar daerah.
"Justru, perusahaan diharapkan membantu meningkatkan sumber daya masyarakat desa sehingga mereka memiliki kemampuan dan keahlian secara profesional sesuai dengan standar yang dibutuhkan perusahaan," tegas dia.
Dia mengingatkan, perusahaan besar memiliki kewajibah melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR). Perusahaan wajib membantu pembangunan desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di desa-desa sekitar lokasi perusahaan.
"Tapi sebaliknya, masyarakat Dayak juga harus berusaha. Jangan tidur. Selama ini kita sudah terlalu dimanjakan oleh alam, khususnya sektor kehutanan. Masyarakat harus segera mengubah pola pikir agar bisa maju dan mandiri," ucap Agustiar.
Sementara itu terkait Program Dayak Misik yang dijalankan pendahulunya, Agustiar mengatakan tetap melanjutkannya. Namun, program bidang pertanian ini sedang dievaluasi secara seksama terkait perkembangan di lapangan yang dinilai kurang sesuai dengan tujuan awal.
"Program Dayak Misik ini saya akui sangat bagus karena tujuannya mengangkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Dayak, tapi diduga ada oknum yang memanfaatkan situasi sehingga program ini dikeluhkan. Makanya kami sedang melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program ini," kata dia.
Agustiar mengajak semua pihak yang terkait pelaksanaan Program Dayak Misik untuk kembali pada khittah atau konsep awal program tersebut. Jika dijalankan sesuai tujian awal, dia yakin Program Dayak Misik akan membawa dampak besar bagi kesejahteraan masyarakat.
"Saya juga mengingatkan seluruh komponen DAD, Batamad atau Barisan Pertahanan Masyarakat Adat Dayak, damang, mantir dan lainnya untuk meningkatkan sinergitas. Kekompakan akan mampu membawa pada pencapaian tujuan tertinggi sesuai yang diharapkan," ujarnya.
"Ini bukan diskriminasi. Ini lebih pada upaya DAD memperjuangkan nasib warga lokal. Jangan sampai terjadi seperti istilah "ayam mati di lumbung padi". Sangat ironis jika masyarakat Dayak terjerat kemiskinan di tanah kelahirannya yang memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa. Masyarakat Dayak harus menjadi tuan rumah di daerahnya," kata Ketua Umum DAD Provinsi Kalimantan Tengah, Agustiar di Sampit, Senin.
Agustiar berada di Sampit usai melantik dan mengukuhkan pengurus DAD Kabupaten Kotawaringin Timur periode 2017-2022 pada Minggu (14/10) malam. Pelantikan baru dilaksanakan karena sebelumnya dilakukan pembenahan dan konsolidasi agar DAD Kotawaringin Timur yang kini diketuai HM Taufiq Mukri makin kompak dan solid.
Dia mengatakan, tugas dan tanggung jawab DAD provinsi dan kabupaten/kota, cukup berat. Tidak hanya melestarikan adat dan budaya, tetapi juga mengupayakan penigkatan kesejahteraan masyarakat Suku Dayak.
"Saya mengajak masyarakat Dayak bersatu dan jangan mau dipecah-belah. Pengurus DAD, Batamad, damang, mantir dan lainnya, diminta kompak dan tidak berjalan sendiri-sendiri agar upaya memperjuangkan kemaslahatan masyarakat semakin kuat," katanya.
Setiap orang dari daerah dan suku manapun, berhak datang dan mencari penghidupan di Kalimantan Tengah. Namun Agustiar mengingatkan, semua pihak harus menghargai tradisi, adat dan budaya masyarakat Suku Dayak. Artinya, semua pihak harus menyesuaikan diri, seperti pepatah "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung".
Agustiar menekankan perusahaan yang beroperasi di Kalimantan Tengah diminta memprioritaskan penduduk lokal sebagai karyawan. Jika belum ada warga lokal yang memenuhi kompetensi yang dibutuhkan, perusahaan diharapkan tidak lantas mencari pekerja dari luar daerah.
"Justru, perusahaan diharapkan membantu meningkatkan sumber daya masyarakat desa sehingga mereka memiliki kemampuan dan keahlian secara profesional sesuai dengan standar yang dibutuhkan perusahaan," tegas dia.
Dia mengingatkan, perusahaan besar memiliki kewajibah melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR). Perusahaan wajib membantu pembangunan desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di desa-desa sekitar lokasi perusahaan.
"Tapi sebaliknya, masyarakat Dayak juga harus berusaha. Jangan tidur. Selama ini kita sudah terlalu dimanjakan oleh alam, khususnya sektor kehutanan. Masyarakat harus segera mengubah pola pikir agar bisa maju dan mandiri," ucap Agustiar.
Sementara itu terkait Program Dayak Misik yang dijalankan pendahulunya, Agustiar mengatakan tetap melanjutkannya. Namun, program bidang pertanian ini sedang dievaluasi secara seksama terkait perkembangan di lapangan yang dinilai kurang sesuai dengan tujuan awal.
"Program Dayak Misik ini saya akui sangat bagus karena tujuannya mengangkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Dayak, tapi diduga ada oknum yang memanfaatkan situasi sehingga program ini dikeluhkan. Makanya kami sedang melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program ini," kata dia.
Agustiar mengajak semua pihak yang terkait pelaksanaan Program Dayak Misik untuk kembali pada khittah atau konsep awal program tersebut. Jika dijalankan sesuai tujian awal, dia yakin Program Dayak Misik akan membawa dampak besar bagi kesejahteraan masyarakat.
"Saya juga mengingatkan seluruh komponen DAD, Batamad atau Barisan Pertahanan Masyarakat Adat Dayak, damang, mantir dan lainnya untuk meningkatkan sinergitas. Kekompakan akan mampu membawa pada pencapaian tujuan tertinggi sesuai yang diharapkan," ujarnya.