Jakarta (Antaranews Kalteng) - Boy group Wanna One pada Senin (19/11) meluncurkan album terbaru dan mungkin menjadi yang terakhir berjudul "1¹¹=1 (Power of Destiny)".
Melalui album yang terdiri dari 11 lagu ini, Wanna One membagikan kenangan dan perjalanan musik yang tak terlupakan selama dua tahun terakhir serta upaya mereka mengatasi kesedihan, ketakutan menghadapi pembubaran grup.
"Ini adalah perjalanan yang menyenangkan. Kami menghadapi banyak tantangan yang menyenangkan, dan aku tidak menyesal. Saat ini aku hanya ingin memikirkan bagaimana kami akan berusaha lebih keras untuk masa depan kami," kata vokalis Kim Jae-hwan seperti dilansir Yonhap, Senin (19/11).
"Kami tidak bisa sampai sejauh ini kalau bukan karena dukungan dari Wannable. Aku ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada mereka yang mencintai kami. Aku ingin mengatakan kalau ini bukanlah akhir," kata Park Ji-hoon.
Lagu utama "Spring Breeze "adalah lagu dance alternatif dengan unsur synth-pop, gitar dan suara perkusi dinamis. Lagu ini berisi kerinduan para personel Wanna One pada "reuni oleh takdir" di masa depan dalam pertemuan di acara kompetisi populer, kata Hwang Min-hyun.
Di sisi lain, Kang Daniel menganalogikan pembuatan album ini seperti berlari maraton. "Proses persiapan untuk album ini seperti lari maraton. Rasanya seperti kami sekarang berlari dan bersiap untuk satu sprint terakhir. Kami akan berlari lebih keras, lebih cepat, untuk tahap terakhir kami," kata dia.
Wanna One terbentuk dari acara kompetisi idola "Produce 101". Mereka memulai kegiatan kelompoknya pada Agustus 2017. Sejauh ini mereka sudah menelurkan dua mini album yakni "1 × 1 = 1 (To Be One)" pada Agustus 2017 dan "0 + 1 = 1 (I Promise You)" pada Maret 2018.
Lalu album yang dikemas ulang "1-1 = 0 (Nothing Without You)" pada November 2017 dan album khusus "1 ÷ X = 1 (Tidak Dibagi)" pada Juni 2018.
"1¹¹=1 (Power of Destiny)" merupakan album full pertama Wanna One. Album ini sudah tersedia di situs streaming musik online lokal, dan penjualan album fisik sudah dimulai pada Selasa (20/11).
Melalui album yang terdiri dari 11 lagu ini, Wanna One membagikan kenangan dan perjalanan musik yang tak terlupakan selama dua tahun terakhir serta upaya mereka mengatasi kesedihan, ketakutan menghadapi pembubaran grup.
"Ini adalah perjalanan yang menyenangkan. Kami menghadapi banyak tantangan yang menyenangkan, dan aku tidak menyesal. Saat ini aku hanya ingin memikirkan bagaimana kami akan berusaha lebih keras untuk masa depan kami," kata vokalis Kim Jae-hwan seperti dilansir Yonhap, Senin (19/11).
"Kami tidak bisa sampai sejauh ini kalau bukan karena dukungan dari Wannable. Aku ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada mereka yang mencintai kami. Aku ingin mengatakan kalau ini bukanlah akhir," kata Park Ji-hoon.
Lagu utama "Spring Breeze "adalah lagu dance alternatif dengan unsur synth-pop, gitar dan suara perkusi dinamis. Lagu ini berisi kerinduan para personel Wanna One pada "reuni oleh takdir" di masa depan dalam pertemuan di acara kompetisi populer, kata Hwang Min-hyun.
Di sisi lain, Kang Daniel menganalogikan pembuatan album ini seperti berlari maraton. "Proses persiapan untuk album ini seperti lari maraton. Rasanya seperti kami sekarang berlari dan bersiap untuk satu sprint terakhir. Kami akan berlari lebih keras, lebih cepat, untuk tahap terakhir kami," kata dia.
Wanna One terbentuk dari acara kompetisi idola "Produce 101". Mereka memulai kegiatan kelompoknya pada Agustus 2017. Sejauh ini mereka sudah menelurkan dua mini album yakni "1 × 1 = 1 (To Be One)" pada Agustus 2017 dan "0 + 1 = 1 (I Promise You)" pada Maret 2018.
Lalu album yang dikemas ulang "1-1 = 0 (Nothing Without You)" pada November 2017 dan album khusus "1 ÷ X = 1 (Tidak Dibagi)" pada Juni 2018.
"1¹¹=1 (Power of Destiny)" merupakan album full pertama Wanna One. Album ini sudah tersedia di situs streaming musik online lokal, dan penjualan album fisik sudah dimulai pada Selasa (20/11).