Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor Provinsi Kalimantan Tengah selama Januari 2019 sebesar 217,86 juta dolar amerika, naik sekitar 8,84 persen dari Desember 2018 yang hanya berkisar 200,16 juta dolar Amerika.

Nilai ekspor sebesar ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata nilai ekspor sepanjang tahun 2018 yang hanya berkisar 158,59 juta dolar amerika per bulan, kata Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri di Palangka Raya, Senin.

"Kebutuhan impor Kalteng pun terjadi penurunan sekitar 16,11 persen dari 9,06 juta dolar amerika pada Desember 2018, menjadi 7,60 juta dolar amerika di Januari 2019," beber dia.

Adapun komoditas andalan ekspor selama Januari 2019, masih didominasi oleh bahan bakar mineral sekitar 122,50 juta dolar Amerika, lemak dan minyak hewani/nabati 40,97 juta dolar Amerika, dan perhiasan/permata 23,40 juta dolar Amerika.

Yomin mengatakan walau bersifat sporadis, nilai ekspor perhiasan/permata cukup signifikan mendongkrak capaian nilai ekspor. Komoditas ekspor unggulan lainnya adalah bijih, kerak, dan abu logam (US$14,75 juta). 

"Di sisi impor, komoditas utamanya berupa mesin/pesawat mekanik 5,45 juta dolar Amerika. Rata-rata nilai impor beberapa komoditas utama lainnya relatif di bawah 1,00 juta dolar Amerika," kata dia. 

Baca juga: Frekuensi penerbangan di Kalteng terus mengalami penurunan

Kontribusi nilai ekspor selama Januari 2019 sebesar 85,75 persen, berasal dari lima negara utama yakni Jepang 81,72 juta dolar Amerika, Tiongkok 43,77 jutadolar Amerika, India 23,57 juta dolar Amerika, Singapura 23,40 juta dolar Amerika, dan Bangladesh 14,36 juta dolar Amerika.

Kepala BPS Kalteng itu mengatakan kenaikan nilai ekspor terjadi ke beberapa negara tujuan yakni Jepang 53,87 persen, Tiongkok 79,09 persen, dan Singapura 35,18 persen, dan hanya ke India menurun 58,92 dibandingkan bulan sebelumnya.

"Kalau transaksi perdagangan impor senilai 7,60 juta dolar Amerika sebagian besar berasal dari Malaysia 5,50 juta dolar Amerika. Sedangkan nilai impor dari beberapa negara asal barang masing-masing di bawah 1,00 juta dolar Amerika," demikian Yomin.

Baca juga: Harga bahan makanan dan transportasi merosot, Kalteng alami deflasi

Pewarta : Jaya Wirawana Manurung
Uploader : Admin 3
Copyright © ANTARA 2024