Jakarta (ANTARA) - Anda yang gemar tidur larut malam sebaiknya segera mengubah kebiasaan itu kalau tak ingin tubuh menjadi gemuk.
Dokter sekaligus CEO RS Pondok Indah Group, dr. Yanwar Hadiyanto, MARS mengatakan tidur larut cenderung menyediakan ruang bagi Anda untuk makan lagi setelah makan malam.
"Tidur malam bahaya. Kalau enggak mau tambahan kalori, tidur lebih awal. Kalau tidur malam pasti nambah makan," ujar dia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Kebiasaan makan malam larut salah satunya dilakukan Muhammad Naufal Abdillah (23). Terutama kala stres melanda, dia mengaku tak segan mengonsumsi tiga porsi nasi goreng, belum lagi makanan lain seperti mi instan.
Perlahan bobotnya mencapai 239 kilogram.
"Saya enggak mikirin badan gede, yang penting bisa main futsal. Selepas SD saya masuk pesantren. Saat stres, pelampiasannya ke makanan. Mi instan. Malam-malam makan nasi goreng tiga porsi," kata dia.
Sementara itu, peneliti dari Northwestern University dalam jurnal Obesity, seperti dilansir WebMD menemukan bahwa makan di malam hari menyebabkan kenaikan berat badan dua kali lipat.
Buku-buku diet, ahli diet, dan bahkan Oprah merekomendasikan untuk tidak makan setelah makan malam, selain camilan kecil dengan kalori terbatas, karena sangat mudah untuk Anda mengonsumsi lebih.
Orang-orang makan di malam hari karena berbagai alasan yang seringkali tidak ada hubungannya dengan rasa lapar, mulai dari rasa ingin hingga mengatasi kebosanan atau stres. Camilan setelah makan malam pun cenderung tidak bisa dikendalikan.
Pilihan makanannya pun sebagian besar mengandung kalori tinggi seperti keripik, kue, dan permen, yang dimakan sambil duduk di depan televisi atau komputer.
Dokter sekaligus CEO RS Pondok Indah Group, dr. Yanwar Hadiyanto, MARS mengatakan tidur larut cenderung menyediakan ruang bagi Anda untuk makan lagi setelah makan malam.
"Tidur malam bahaya. Kalau enggak mau tambahan kalori, tidur lebih awal. Kalau tidur malam pasti nambah makan," ujar dia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Kebiasaan makan malam larut salah satunya dilakukan Muhammad Naufal Abdillah (23). Terutama kala stres melanda, dia mengaku tak segan mengonsumsi tiga porsi nasi goreng, belum lagi makanan lain seperti mi instan.
Perlahan bobotnya mencapai 239 kilogram.
"Saya enggak mikirin badan gede, yang penting bisa main futsal. Selepas SD saya masuk pesantren. Saat stres, pelampiasannya ke makanan. Mi instan. Malam-malam makan nasi goreng tiga porsi," kata dia.
Sementara itu, peneliti dari Northwestern University dalam jurnal Obesity, seperti dilansir WebMD menemukan bahwa makan di malam hari menyebabkan kenaikan berat badan dua kali lipat.
Buku-buku diet, ahli diet, dan bahkan Oprah merekomendasikan untuk tidak makan setelah makan malam, selain camilan kecil dengan kalori terbatas, karena sangat mudah untuk Anda mengonsumsi lebih.
Orang-orang makan di malam hari karena berbagai alasan yang seringkali tidak ada hubungannya dengan rasa lapar, mulai dari rasa ingin hingga mengatasi kebosanan atau stres. Camilan setelah makan malam pun cenderung tidak bisa dikendalikan.
Pilihan makanannya pun sebagian besar mengandung kalori tinggi seperti keripik, kue, dan permen, yang dimakan sambil duduk di depan televisi atau komputer.