Palangka Raya (ANTARA) - Demplot percontohan Budidaya ikan lele sistem bioflok yang dilakukan Dinas Kelautan dan Perikanan Kalimantan Tengah pada bulan Desember tahun 2018 di Kota Palangka Raya sudah mulai dipanen, dan diperkirakan paling sedikit hasilnya 1500 kg dari 10 kolam terpal berbentuk lingkaran.
Kepala DKP Kalteng Darliansjah saat dihubungi di Palangka Raya, Minggu, mengatakan ikan lele yang dipanen itu tiga bulan lalu ukuran bibitnya 8-10 cm ditebar sebanyak 2000 ekor ke dalam satu kolam berukuran 3 meter.
"Setelah dilakukan pemanenan terhadap satu kolam, kami memperkirakan 8-10 ekor beratnya mencapai satu kg. Jadi, per kolam paling sedikit hasilnya sekitar 150 kg. Ada 10 kolam yang sudah siap dipanen," tambah dia.
Dikatakan, adanya panen ikan lele di kolam percontohan DKP Kalteng itu pada dasarnya ingin memperkenalkan sekaligus mendorong masyarakat untuk mengembangkan budidaya ikan lele dengan sistem bioflok, dan menjadi pusat konsultasi bagi yang ingin melakukannya.
Darliansjah mengatakan budidaya sistem bioflok ini lebih mudah, tidak terlalu membutuhkan lahan yang luas, dan hasil panen lebih baik dibandingkan cara konvensional. Untuk itulah, DKP Kalteng melakukan percontohan yang dimulai akhir Desember 2018.
"Adanya sistem Bioflok itu bukan hanya membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan ekonomi masyarakat, tapi juga menjaga agar ketersediaan ikan lele di provinsi ini selalu ada, dan inflasi pun bisa dikendalikan," beber dia.
Secara umum analisis hasil budidaya sistem bioflok yang dilakukan DKP Kalteng yakni, benih ikan sebanyak 32 ribu ekor dengan biaya Rp16 juta, pakan atau makanan ikan 72 sak selama tiga bulan sebesar Rp 23,76 juta. Sedangkan hasil panen dari 32 ribu ekor ikan lele itu diperkirakan mencapai Rp48 juta, sehingga keuntungan Rp8,24 juta.
Dia mengatakan dilakukannya demplot percontohan Budidaya ikan lele sistem bioflok tersebut merupakan keinginan dari Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, agar berbagai potensi dibidang perikanan dan kelautan terus digali dan dikembangkan.
"Kami sebagai pembantu Gubernur tentu berupaya merealisasikan apa yang diinginkan bapak Gubernur Sugianto Sabran. Semoga dengan adanya percontohan Budidaya ikan lele sistem bioflok itu, bisa menjadi inspirasi dan turut dilakukan masyarakat," demikian Darliansjah.
Kepala DKP Kalteng Darliansjah saat dihubungi di Palangka Raya, Minggu, mengatakan ikan lele yang dipanen itu tiga bulan lalu ukuran bibitnya 8-10 cm ditebar sebanyak 2000 ekor ke dalam satu kolam berukuran 3 meter.
"Setelah dilakukan pemanenan terhadap satu kolam, kami memperkirakan 8-10 ekor beratnya mencapai satu kg. Jadi, per kolam paling sedikit hasilnya sekitar 150 kg. Ada 10 kolam yang sudah siap dipanen," tambah dia.
Dikatakan, adanya panen ikan lele di kolam percontohan DKP Kalteng itu pada dasarnya ingin memperkenalkan sekaligus mendorong masyarakat untuk mengembangkan budidaya ikan lele dengan sistem bioflok, dan menjadi pusat konsultasi bagi yang ingin melakukannya.
Darliansjah mengatakan budidaya sistem bioflok ini lebih mudah, tidak terlalu membutuhkan lahan yang luas, dan hasil panen lebih baik dibandingkan cara konvensional. Untuk itulah, DKP Kalteng melakukan percontohan yang dimulai akhir Desember 2018.
"Adanya sistem Bioflok itu bukan hanya membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan ekonomi masyarakat, tapi juga menjaga agar ketersediaan ikan lele di provinsi ini selalu ada, dan inflasi pun bisa dikendalikan," beber dia.
Secara umum analisis hasil budidaya sistem bioflok yang dilakukan DKP Kalteng yakni, benih ikan sebanyak 32 ribu ekor dengan biaya Rp16 juta, pakan atau makanan ikan 72 sak selama tiga bulan sebesar Rp 23,76 juta. Sedangkan hasil panen dari 32 ribu ekor ikan lele itu diperkirakan mencapai Rp48 juta, sehingga keuntungan Rp8,24 juta.
Dia mengatakan dilakukannya demplot percontohan Budidaya ikan lele sistem bioflok tersebut merupakan keinginan dari Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, agar berbagai potensi dibidang perikanan dan kelautan terus digali dan dikembangkan.
"Kami sebagai pembantu Gubernur tentu berupaya merealisasikan apa yang diinginkan bapak Gubernur Sugianto Sabran. Semoga dengan adanya percontohan Budidaya ikan lele sistem bioflok itu, bisa menjadi inspirasi dan turut dilakukan masyarakat," demikian Darliansjah.