Sampit (ANTARA) - Subuhan masih menjadi tradisi sebagian masyarakat, khususnya anak muda di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah saat bulan suci Ramadhan.
Subuhan merupakan istilah yang biasa digunakan anak muda di Kotim, untuk kegiatan jalan-jalan usai shalat subuh berjamaah di masjid. Kebiasaan ini kembali terlihat sejak Senin (6/5) subuh di sejumlah titik di Kota Sampit dan sekitarnya.
"Kami biasa menyebutnya dengan istilah subuhan, namun ada pula yang menggunakan istilah berbeda. Hanya saja intinya sama, yaitu jalan-jalan ataupun kongko-kongko usai melaksanakan shalat subuh," kata Gilang salah seorang pemuda Desa Bajarum, Kecamatan Kota Besi.
Ia bersama teman-temannya seringkali melakukan kebiasaan ini saat bulan Ramadhan. Biasanya usai berkeliling menggunakan sepeda motor, mereka langsung memilih kawasan sekitar Jembatan Mentaya, Kecamatan Kota Besi sebagai lokasi bersantai hingga matahari mulai meninggi.
Gilang mengaku sangat menyenangi kebiasaan ini saat bulan Ramadhan, sebagai salah satu alternatif bagi ia dan teman-temannya menghabiskan waktu selama menjalankan ibadah puasa.
Menurutnya dengan banyak berkumpul bersama teman sebaya, ibadah puasa yang ia jalankan terasa lebih ringan dan waktu pun terasa lebih cepat berlalu. Selain itu udara di pagi hari sangatlah menyejukkan, terlebih masih sedikitnya jumlah kendaraan yang melintas.
"Kami pun merasa nyaman bersantai di sekitar kawasan jembatan, selain udaranya yang sejuk, kendaraan yang melintas juga sedikit sehingga cukup nyaman untuk menghabiskan waktu saat pagi," jelasnya kepada Antara Kalteng.
Amalia pemudi yang juga biasa jalan-jalan subuh saat Ramadhan menjelaskan, usai shalat subuh berjamaah di masjid, ia dan sejumlah temannya biasa berkeliling Sampit sembari menunggu pagi tiba.
"Biasanya kami jalan-jalan dulu berkeliling kota, setelahnya baru kami mencari tempat bersantai untuk ngobrol sambil menunggu pagi tiba," tuturnya.
Tempat untuk bersantai usai jalan-jalan keliling kota itu pun tak menentu, karena selalu berubah-ubah di setiap harinya. Sejumlah tempat untuk mereka bersantai, meliputi kawasan Stadion 29 November Sampit, Wisata Ikon Jelawat hingga taman kota.
Subuhan merupakan istilah yang biasa digunakan anak muda di Kotim, untuk kegiatan jalan-jalan usai shalat subuh berjamaah di masjid. Kebiasaan ini kembali terlihat sejak Senin (6/5) subuh di sejumlah titik di Kota Sampit dan sekitarnya.
"Kami biasa menyebutnya dengan istilah subuhan, namun ada pula yang menggunakan istilah berbeda. Hanya saja intinya sama, yaitu jalan-jalan ataupun kongko-kongko usai melaksanakan shalat subuh," kata Gilang salah seorang pemuda Desa Bajarum, Kecamatan Kota Besi.
Ia bersama teman-temannya seringkali melakukan kebiasaan ini saat bulan Ramadhan. Biasanya usai berkeliling menggunakan sepeda motor, mereka langsung memilih kawasan sekitar Jembatan Mentaya, Kecamatan Kota Besi sebagai lokasi bersantai hingga matahari mulai meninggi.
Gilang mengaku sangat menyenangi kebiasaan ini saat bulan Ramadhan, sebagai salah satu alternatif bagi ia dan teman-temannya menghabiskan waktu selama menjalankan ibadah puasa.
Menurutnya dengan banyak berkumpul bersama teman sebaya, ibadah puasa yang ia jalankan terasa lebih ringan dan waktu pun terasa lebih cepat berlalu. Selain itu udara di pagi hari sangatlah menyejukkan, terlebih masih sedikitnya jumlah kendaraan yang melintas.
"Kami pun merasa nyaman bersantai di sekitar kawasan jembatan, selain udaranya yang sejuk, kendaraan yang melintas juga sedikit sehingga cukup nyaman untuk menghabiskan waktu saat pagi," jelasnya kepada Antara Kalteng.
Amalia pemudi yang juga biasa jalan-jalan subuh saat Ramadhan menjelaskan, usai shalat subuh berjamaah di masjid, ia dan sejumlah temannya biasa berkeliling Sampit sembari menunggu pagi tiba.
"Biasanya kami jalan-jalan dulu berkeliling kota, setelahnya baru kami mencari tempat bersantai untuk ngobrol sambil menunggu pagi tiba," tuturnya.
Tempat untuk bersantai usai jalan-jalan keliling kota itu pun tak menentu, karena selalu berubah-ubah di setiap harinya. Sejumlah tempat untuk mereka bersantai, meliputi kawasan Stadion 29 November Sampit, Wisata Ikon Jelawat hingga taman kota.