Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Provinsi Kalimantan Tengah Brigjen Pol M Slamet Urip Widodo menyebut aktivitas terorisme jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang baru saja berhasil diungkap tim Densus 88 dan Polda Kalteng hanya ada di Kota Palangka Raya dan Kabupaten Gunung Mas.
"Pada intinya kami siap mendukung upaya Polda Kalteng mewujudkan suasana tetap kondusif. Sementara dari hasil penyelidikan tidak ada di tempat lain," kata Slamet di Palangka Raya, Selasa.
Pernyataan itu diungkapkan dia saat acara jumpa pers di Mapolda Kalteng terkait diamankannya kelompok teroris di Kota Palangka Raya dan Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah.
Kabinda Kalteng pun mengajak seluruh masyarakat di Provisi berjuluk "Bumi Tambun Bungai dan Bumi Pancasila" itu untuk turut menjaga keamanan dan ketertiban serta keharmonisan dalam bermasyarakat.
Sementara itu, saat ini Polda Kalteng berhasil mengamankan 33 orang di Kota Palangka Raya dan Kabupaten Gunung Mas terkait tindak terorisme.
"Untuk yang ditetapkan sebagai tersangka ada dua orang yakni berinisial A dan T," kata Kapolda Kalteng Irjen Pol Anang Revandoko di lokasi jumpa pers.
Dia menjelaskan, 33 orang yang terkait tindak terorisme masih dilakukan pemilahan oleh Satuan Wilayah (Satwil) Densus 88 Polda Kalimantan Tengah karena dari sebanyak itu ada termasuk anak-anak serta istri yang terpapar radikalisme yang diajarkan oleh dua orang jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang pernah melakukan latihan di Aceh.
Tujuan kedua kedua terduga terorisme yang kini sudah mendekam di rumah tahanan Polda Kalteng, setelah mengasingkan diri serta mencari tambahan logistik atau yang di sebut mereka uzla, serta berlatih dengan ajaran yang dianjurkan kelompoknya itu di Kota Palangka Raya akan berangkat ke Jakarta untuk melakukan aksi di suatu tempat.
"Sebelum mereka pergi ke Jakarta tim Densus 88 sudah menggagalkan rencana yang sudah disusun kelompok tersebut. Mereka ini juga sudah menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh tim Densus 88 dan berhasil dibekuk," ucap jendral berpangkat bintang dua tersebut.
Sedangkan mengapa dua wilayah di Kalteng dijadikan tempat mereka berlatih, sampai saat ini pihaknya masih melakukan pengembangan agar hal tersebut dapat mereka ketahui. Selanjutnya rencana-rencana jaringan terorisme yang bisa membahayakan banyak orang dapat diketahui.
"Motifnya masih dilakukan pendalaman, sedangkan dua orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka melakukan tindak teroris masih menjalani pemeriksaan intensif oleh Densus 88," bebernya.
Bahkan dalam jumpa pers yang digelar Polda Kalteng juga menghadirkan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopinda) provinsi setempat, meminta masyarakat agar tidak panik dan tetap waspada dengan adanya kejadian tersebut.
Terungkapnya jaringan terorisme di Palangka Raya tidak lain berkat kerja sama anggota Polda Kalteng, tokoh agama, masyarakat, Badan Intelejen Negara (BIN) dan berbagai pihak lainnya.
"Pada intinya kami siap mendukung upaya Polda Kalteng mewujudkan suasana tetap kondusif. Sementara dari hasil penyelidikan tidak ada di tempat lain," kata Slamet di Palangka Raya, Selasa.
Pernyataan itu diungkapkan dia saat acara jumpa pers di Mapolda Kalteng terkait diamankannya kelompok teroris di Kota Palangka Raya dan Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah.
Kabinda Kalteng pun mengajak seluruh masyarakat di Provisi berjuluk "Bumi Tambun Bungai dan Bumi Pancasila" itu untuk turut menjaga keamanan dan ketertiban serta keharmonisan dalam bermasyarakat.
Sementara itu, saat ini Polda Kalteng berhasil mengamankan 33 orang di Kota Palangka Raya dan Kabupaten Gunung Mas terkait tindak terorisme.
"Untuk yang ditetapkan sebagai tersangka ada dua orang yakni berinisial A dan T," kata Kapolda Kalteng Irjen Pol Anang Revandoko di lokasi jumpa pers.
Dia menjelaskan, 33 orang yang terkait tindak terorisme masih dilakukan pemilahan oleh Satuan Wilayah (Satwil) Densus 88 Polda Kalimantan Tengah karena dari sebanyak itu ada termasuk anak-anak serta istri yang terpapar radikalisme yang diajarkan oleh dua orang jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang pernah melakukan latihan di Aceh.
Tujuan kedua kedua terduga terorisme yang kini sudah mendekam di rumah tahanan Polda Kalteng, setelah mengasingkan diri serta mencari tambahan logistik atau yang di sebut mereka uzla, serta berlatih dengan ajaran yang dianjurkan kelompoknya itu di Kota Palangka Raya akan berangkat ke Jakarta untuk melakukan aksi di suatu tempat.
"Sebelum mereka pergi ke Jakarta tim Densus 88 sudah menggagalkan rencana yang sudah disusun kelompok tersebut. Mereka ini juga sudah menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh tim Densus 88 dan berhasil dibekuk," ucap jendral berpangkat bintang dua tersebut.
Sedangkan mengapa dua wilayah di Kalteng dijadikan tempat mereka berlatih, sampai saat ini pihaknya masih melakukan pengembangan agar hal tersebut dapat mereka ketahui. Selanjutnya rencana-rencana jaringan terorisme yang bisa membahayakan banyak orang dapat diketahui.
"Motifnya masih dilakukan pendalaman, sedangkan dua orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka melakukan tindak teroris masih menjalani pemeriksaan intensif oleh Densus 88," bebernya.
Bahkan dalam jumpa pers yang digelar Polda Kalteng juga menghadirkan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopinda) provinsi setempat, meminta masyarakat agar tidak panik dan tetap waspada dengan adanya kejadian tersebut.
Terungkapnya jaringan terorisme di Palangka Raya tidak lain berkat kerja sama anggota Polda Kalteng, tokoh agama, masyarakat, Badan Intelejen Negara (BIN) dan berbagai pihak lainnya.