Ratusan siswa berhamburan keluar kelas saat terjadi gempa

Selasa, 16 Juli 2019 10:54 WIB

Mataram (ANTARA) - Ratusan siswa di SMPN 6 Mataram, Nusa Tenggara Barat, dievakuasi ke halaman depan gedung sekolah karena getaran gempa berkekuatan 6 Skala Richter (SR) (dimutakhirkan 5,8 SR) yang berpusat di Bali, Selasa (16/7) pagi terasa di Lombok.

Wakil Kepala SMPN 6 Mataram Sujudin yang dikonfirmasi mengatakan, saat gempa terjadi  300 lebih siswa baru sedang melaksanakan kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS), sedang melakukan kegiatan baris berbaris yang dipandu oleh aparat TNI/Polri.

"Jadi saat gempa hanya sebagian mereka yang merasakan, tetapi semua guru yang berada di ruangan berhamburan keluar sehingga anak-anak ikut lari," kata Sujudin yang juga menjadi Plt Kepala Sekolah SMPN 6 Mataram.

Baca juga: Getaran kuat gempa Bali juga dirasakan warga di Kabupaten Jember

Namun demikian, aparat dari TNI/Polri berhasil menenangkan siswa dan memutuskan untuk melanjutkan kegiatan di halaman depan sekolah yang lebih representatif dan menjadi titik kumpul bencana.

"Kalau di halaman belakang kita khawatir karena berada di tengah-tengah gedung sekolah berlantai tiga. Jadi kami putuskan siswa dievakuasi ke halaman depan," katanya.

Beberapa menit setelah gempa terjadi, katanya, banyak orang tua yang datang ingin menjemput putra/putrinya, namun dengan melihat kondisi anak-anak sudah tenang, satu persatu para orang tua meninggalkan sekolah.

"Kita tidak menyuruh orang tua pulang, tetapi mereka pergi sendiri karena melihat kondisi anak-anak sudah tenang," ujarnya.

Karenanya, lanjut Sujudin, proses kegiatan MPLS hari ini tetap berlanjut sampai jadwal yang ditetapkan yakni pukul 12.30 WITA, dan tidak ada siswa yang dipulangkan karena dikhawatirkan kalau dipulangkan bisa lebih menambah kekhawatiran orang tua.

Baca juga: Gempa di Bali terasa sampai ke Lombok

Untuk itulah, para guru dan pemateri berusaha membuat siswa setenang mungkin dan fokus mengikuti kegiatan MPLS, dengan jadwal untuk kelompok satu baris berbaris dan kelompok dua edukasi tentang tertib berlalu lintas dan Napza.

Untuk kelompok baris berbaris, kegiatan dipusatkan di lapangan Taman Bumi Gora yang berada tepat di depan SMPN 6 Mataram, sedangkan kelompok dua melanjutkan kegiatan di halaman depan sekolah.

"Semoga tidak ada gempa susulan," ujarnya.

Kondisi serupa juga terjadi di SMPN 2 dan SMPN 15 Mataram, dimana siswa baru tetap melaksanakan kegiatan MPLS sesuai jadwal, namun dilaksanakan di luar gedung sekolah.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menyebutkan gempa berkekuatan 5,8 SR itu terjadi pada 07:18:36 WIB.

Lokasi 9.11 Lintang Selatan dan 114.54 Bujur Timur atau 83 kilometer Barat Daya Nusa Dua Bali. Dengan kedalaman 68 kilometer dan tidak berpotensi tsunami. 

Baca juga: Akibat gempa, tiga orang meninggal di Halmahera Utara
Baca juga: Lima desa di Halmahera Selatan terdampak gempa 7,2 SR
Baca juga: Terekam 27 gempa susulan pascagempa Labuha

Pewarta : Nirkomala
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Eloknya Kecak tradisional dan kontemporer di Bali

17 December 2024 18:02 Wib

Narapidana kasus pembunuhan Angeline di Bali meninggal dunia

07 December 2024 18:03 Wib

Komisi VII DPR minta pemerintah genjot riset industri anggur lokal

07 December 2024 17:48 Wib

Adidas gandeng seniman Bali untuk hadirkan koleksi bertema keindahan alam

06 December 2024 21:54 Wib

Bali United utamakan pemulihan pemain saat jeda kompetisi

29 November 2024 20:28 Wib
Terpopuler

Disarpustaka Kapuas sambut siswa SD Islam Azza dalam kegiatan literasi

Kabar Daerah - 17 December 2024 10:52 Wib

Waket DPRD Bartim jadi dewan pakar Pemuda Katolik Pusat

Kabar Daerah - 18 December 2024 12:17 Wib

Menjadi produktif bisa bantu bertahan dalam menghadapi masalah

Lifestyle - 20 December 2024 11:15 Wib

Kia akan perbanyak hybrid dengan harga lebih rendah

Lifestyle - 22 jam lalu

DPRD Palangka Raya sepakat bahas raperda Penyelenggaraan Ketenagakerjaan

Kabar Daerah - 17 December 2024 11:56 Wib