Jakarta (ANTARA) - Apa jadinya bila sebuah mainan anak-anak menjadi “hidup” dan ditakuti oleh banyak orang?
Andy (Gabriel Bateman) merupakan anak sekolah yang hidup bersama ibunya, Karen (Aubrey Plaza) di sebuah apartemen kecil. Karen bekerja sebagai seorang pegawai di sebuah supermarket besar di kota.
Sebelum Andy berulang tahun, Karen mendapatkan barang retur, yaitu boneka bernama “Buddi” yang diproduksi oleh perusahaan bernama “Kaslan”. Ia lalu memberikan boneka tersebut kepada anaknya.
Boneka yang tidak berada dalam kondisi sempurna itu diberi nama Chucky (Mark Hamill). Andy lalu kerap mengajak Chucky bermain dan berinteraksi dengan teman-temannya.
Karena teknologi canggih di dalamnya, Chucky menjadi sebuah boneka yang cepat belajar tentang informasi-informasi baru, serta mampu meniru berbagai gerakan dan ucapan manusia.
Namun, rupanya Chucky menyerap segala tindakan di sekelilingnya, dan tidak bisa menyaringnya. Hal itu membuatnya berbuat hal-hal menyeramkan dan menggegerkan penjuru kota dengan teror sadisnya.
“Child’s Play” merupakan film remake dari film berjudul sama yang sebelumnya rilis pada tahun 1988 silam, dan menjadi salah satu film bergenre thriller yang cukup sukses di box office dengan keuntungan lebih dari 40 juta dollar.
Berbeda dari versi aslinya, di mana Chucky merupakan boneka terkutuk dan dimasuki arwah jahat, “Child’s Play” versi terbaru ini menggambarkan bahwa karakter sadis Chucky terbentuk dari sebuah kesalahan manusia. Bahkan, alasan Chucky membunuh pun dapat dijelaskan secara logis dan ilmiah.
Latar belakang terbentuknya Chucky, hingga tokoh-tokoh pendukung lainnya dijelaskan dengan jelas dan mendukung jalannya cerita.
Film ini disutradarai oleh Lars Klevberg, yang namanya sudah tidak asing untuk pembuatan film bergenre horor, khususnya thriller. Adegan demi adegan disusun dengan intens dan menegangkan oleh sutradara asal Norwegia ini.
Selain menyuguhkan kengerian melalui adegan-adegan menyeramkan, Klevberg juga membuat filmnya didominasi oleh tone warna dari film yang dibuat gelap. Efek suara yang mengejutkan pun turut menambah intensitas film ini.
Namun, Klevberg tak lupa menyisipkan adegan-adegan yang cukup menyentuh. Ditambah dengan dialog-dialog lucu dari para tokoh yang merupakan anak-anak, juga menambah kesegaran, serta menarik-ulur emosi penonton.
Apakah versi terbaru dari “Child’s Play” ini mampu mendulang kesuksesan versi terdahulunya? Jawabannya akan dapat ditemukan di bioskop pada akhir Juli ini. Chucky sudah tidak sabar bermain dengan Anda.
Andy (Gabriel Bateman) merupakan anak sekolah yang hidup bersama ibunya, Karen (Aubrey Plaza) di sebuah apartemen kecil. Karen bekerja sebagai seorang pegawai di sebuah supermarket besar di kota.
Sebelum Andy berulang tahun, Karen mendapatkan barang retur, yaitu boneka bernama “Buddi” yang diproduksi oleh perusahaan bernama “Kaslan”. Ia lalu memberikan boneka tersebut kepada anaknya.
Boneka yang tidak berada dalam kondisi sempurna itu diberi nama Chucky (Mark Hamill). Andy lalu kerap mengajak Chucky bermain dan berinteraksi dengan teman-temannya.
Karena teknologi canggih di dalamnya, Chucky menjadi sebuah boneka yang cepat belajar tentang informasi-informasi baru, serta mampu meniru berbagai gerakan dan ucapan manusia.
Namun, rupanya Chucky menyerap segala tindakan di sekelilingnya, dan tidak bisa menyaringnya. Hal itu membuatnya berbuat hal-hal menyeramkan dan menggegerkan penjuru kota dengan teror sadisnya.
“Child’s Play” merupakan film remake dari film berjudul sama yang sebelumnya rilis pada tahun 1988 silam, dan menjadi salah satu film bergenre thriller yang cukup sukses di box office dengan keuntungan lebih dari 40 juta dollar.
Berbeda dari versi aslinya, di mana Chucky merupakan boneka terkutuk dan dimasuki arwah jahat, “Child’s Play” versi terbaru ini menggambarkan bahwa karakter sadis Chucky terbentuk dari sebuah kesalahan manusia. Bahkan, alasan Chucky membunuh pun dapat dijelaskan secara logis dan ilmiah.
Latar belakang terbentuknya Chucky, hingga tokoh-tokoh pendukung lainnya dijelaskan dengan jelas dan mendukung jalannya cerita.
Film ini disutradarai oleh Lars Klevberg, yang namanya sudah tidak asing untuk pembuatan film bergenre horor, khususnya thriller. Adegan demi adegan disusun dengan intens dan menegangkan oleh sutradara asal Norwegia ini.
Selain menyuguhkan kengerian melalui adegan-adegan menyeramkan, Klevberg juga membuat filmnya didominasi oleh tone warna dari film yang dibuat gelap. Efek suara yang mengejutkan pun turut menambah intensitas film ini.
Namun, Klevberg tak lupa menyisipkan adegan-adegan yang cukup menyentuh. Ditambah dengan dialog-dialog lucu dari para tokoh yang merupakan anak-anak, juga menambah kesegaran, serta menarik-ulur emosi penonton.
Apakah versi terbaru dari “Child’s Play” ini mampu mendulang kesuksesan versi terdahulunya? Jawabannya akan dapat ditemukan di bioskop pada akhir Juli ini. Chucky sudah tidak sabar bermain dengan Anda.