Gunung Mas (ANTARA) - Omset pedagang warung kelontong melesat mencapai Rp20 juta per hari ketika Presiden Joko Widodo berkeliling Kalimantan Tengah tepatnya di Kabupaten Gunung Mas, pada Mei 2019 silam.
"Waktu Pak Jokowi sampai di sini, jalan-jalan sebentar, warung saya ramai sekali, sampai bisa dapat Rp20 juta per hari waktu itu," kata Komah pemilik warung kelontong di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Kamis
Komah menuturkan banyak orang berpakaian dinas yang memborong makanannya. Jenis makanan yang terjual rata-rata adalah minuman, serta kue-kue kering.
Komah berharap Jokowi menetapkan Kabupaten Gunung Mas sebagai lokasi ibu kota baru bagi Indonesia, agar usahanya mendapatkan keuntungan dari sisi ekonomi.
Bulan Mei 2019 lalu, Presiden Joko Widodo berkeliling ke sejumlah lokasi di Provinsi Kalimantan Tengah untuk mencari feeling, terkait rencana pemindahan ibu kota negara.
"Saya ini ke lapangan hanya satu, mencari feeling-nya atau perasaannya saja dulu," kata Jokowi didampingi Gubernur Kalteng Sugianto Sabran dan pihak terkait lainnya di Bukit Nyuling, Kelurahan Tumbang Talaken, Kecamatan Manuhing, Kabupaten Gunung Mas, kala itu.
Baca juga: Untung rugi pemindahan ibu kota bila batal dilakukan
Baca juga: Menelusuri jalan bakal calon ibu kota negara tanpa penerangan
Jokowi menyebutkan, semuanya masih dikaji oleh tim yang telah dibentuknya.
Karena itu, ujar dia, penilaian masih terus berlangsung dan tidak berakhir di wilayah ini.
Ia mengatakan, nantinya tim tersebut akan kembali datang ke Kalteng untuk meninjau dan mendata apa saja yang diperlukan dalam pengkajian tersebut.
Segala aspek akan menjadi penilaian oleh tim, mulai dari faktor sosial, politik, sosiologi masyarakat dan lainnya, ujar dia.
Untuk wilayah Gunung Mas, ia menyebut bebas dari banjir maupun gempa, hanya saja kesiapan infrastruktur harus dimulai dari nol.
Baca juga: Pindahkan ibu kota ke Kalteng untuk wujudkan Indonesia Sentris, kata Gubernur
Jokowi menyebut, setelah semuanya matang dan selesai dikaji, barulah tim menyampaikan semua itu kepadanya dan dari situlah keputusan baru bisa diambil.
"Yang jelas kalau feeling-nya sudah dapat, hitung-hitungan dan kalkulasi lainnya akan lebih mudah," kata dia.
Lebih lanjut ia menjelaskan, semua daerah yang ditinjaunya bersama tim penilai, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Untuk itu semua pihak diminta bersabar dan menunggu tim bergerak untuk melakukan kajian secara menyeluruh.
Rencana pemindahan ibu kota ke lokasi yang baru itu, ujar Jokowi, merupakan sebuah visi besar dan jangka panjang dalam rangka mempersiapkan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara maju.
"Waktu Pak Jokowi sampai di sini, jalan-jalan sebentar, warung saya ramai sekali, sampai bisa dapat Rp20 juta per hari waktu itu," kata Komah pemilik warung kelontong di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Kamis
Komah menuturkan banyak orang berpakaian dinas yang memborong makanannya. Jenis makanan yang terjual rata-rata adalah minuman, serta kue-kue kering.
Komah berharap Jokowi menetapkan Kabupaten Gunung Mas sebagai lokasi ibu kota baru bagi Indonesia, agar usahanya mendapatkan keuntungan dari sisi ekonomi.
Bulan Mei 2019 lalu, Presiden Joko Widodo berkeliling ke sejumlah lokasi di Provinsi Kalimantan Tengah untuk mencari feeling, terkait rencana pemindahan ibu kota negara.
"Saya ini ke lapangan hanya satu, mencari feeling-nya atau perasaannya saja dulu," kata Jokowi didampingi Gubernur Kalteng Sugianto Sabran dan pihak terkait lainnya di Bukit Nyuling, Kelurahan Tumbang Talaken, Kecamatan Manuhing, Kabupaten Gunung Mas, kala itu.
Baca juga: Untung rugi pemindahan ibu kota bila batal dilakukan
Baca juga: Menelusuri jalan bakal calon ibu kota negara tanpa penerangan
Jokowi menyebutkan, semuanya masih dikaji oleh tim yang telah dibentuknya.
Karena itu, ujar dia, penilaian masih terus berlangsung dan tidak berakhir di wilayah ini.
Ia mengatakan, nantinya tim tersebut akan kembali datang ke Kalteng untuk meninjau dan mendata apa saja yang diperlukan dalam pengkajian tersebut.
Segala aspek akan menjadi penilaian oleh tim, mulai dari faktor sosial, politik, sosiologi masyarakat dan lainnya, ujar dia.
Untuk wilayah Gunung Mas, ia menyebut bebas dari banjir maupun gempa, hanya saja kesiapan infrastruktur harus dimulai dari nol.
Baca juga: Pindahkan ibu kota ke Kalteng untuk wujudkan Indonesia Sentris, kata Gubernur
Jokowi menyebut, setelah semuanya matang dan selesai dikaji, barulah tim menyampaikan semua itu kepadanya dan dari situlah keputusan baru bisa diambil.
"Yang jelas kalau feeling-nya sudah dapat, hitung-hitungan dan kalkulasi lainnya akan lebih mudah," kata dia.
Lebih lanjut ia menjelaskan, semua daerah yang ditinjaunya bersama tim penilai, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Untuk itu semua pihak diminta bersabar dan menunggu tim bergerak untuk melakukan kajian secara menyeluruh.
Rencana pemindahan ibu kota ke lokasi yang baru itu, ujar Jokowi, merupakan sebuah visi besar dan jangka panjang dalam rangka mempersiapkan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara maju.