Jakarta (ANTARA) - Setelah meluncurkan air kemasan dalam botol berbahan 100 persen daur ulang di Bali pada Februari silam, Danone-Aqua resmi meluncurkan kemasan tersebut di Jakarta.
Botol yang nantinya bisa didaur ulang lagi adalah salah satu solusi menghadapi permasalahan sampah plastik di Indonesia.
"Kami menargetkan pada 2025 dapat mencapai ambisi mengumpulkan lebih banyak plastik dari yang kami gunakan," kata Presiden Direktur Danone-Aqua, Corine Tap, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
"Juga memastikan seluruh kemasan kami dapat didaur ulang serta meningkatkan proporsi kontan daur ulang dalam botol kami jadi 50 persen."
Dia menegaskan butuh sinergi untuk mewujudkan upaya tersebut, baik dari masyarakat maupun pemerintah.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara, mengamini pernyataan itu.
Ngakan mengatakan penting untuk mengembangkan model manajemen ekonomi sirkular yang bisa melahirkan siklus ekonomi baru untuk masyarakat dan bermanfaat bagi lingkungan.
"Semoga ini bisa diikuti oleh perusahaan lain untuk mendorong ekonomi dan menjaga lingkungan tetap baik sehingga bumi tetap nyaman," kata Ngakan.
Pameran #BijakBerplastik
Seniman Ika Vantiani di pameran #BijakBerplastik di Jakarta, Rabu (7/9/2019). (ANTARA News/ Nanien Yuniar)
Danone-Aqua juga mengadakan pameran #BijakBerplastik yang menghadirkan berbagai kreasi berbahan dasar plastik bekas dari para seniman.
Ika Vantiani, misalnya, membuat aksesori seperti anting dari potongan-potongan botol plastik air kemasan.
"Saya biasanya memang membuat barang dari sampah kemasan limbah," kata Ika yang pernah membuat barang-barang dari meteran plastik.
Mengolah sampah botol plastik susah-susah gampang, ujar dia. Mengguntingnya jadi bentuk yang diinginkan relatif mudah, yang jadi tantangan adalah merangkainya menjadi aksesoris cantik dan lebih bernilai.
Sementara Tam Illi membuat karya bertajuk "3D Flower Project" di mana mereka menyulap sampah plastik menjadi tas-tas yang dihiasi dengan bunga, semuanya dibuat dari plastik.
Pameran yang berlangsung selama lima hari itu juga diikuti oleh seniman lain seperti Rebellionik dan Alfiah Rahdini. Akan ada pula lokakarya tentang cara membuat karya berguna dan indah dari wadah plastik bekas. Hadir pula heySTARTIC dan Precious Plastic Indonesia, bisnis sosial yang sudah mendaur ulang sampah plastik menjadi produk bernilai.
Botol yang nantinya bisa didaur ulang lagi adalah salah satu solusi menghadapi permasalahan sampah plastik di Indonesia.
"Kami menargetkan pada 2025 dapat mencapai ambisi mengumpulkan lebih banyak plastik dari yang kami gunakan," kata Presiden Direktur Danone-Aqua, Corine Tap, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
"Juga memastikan seluruh kemasan kami dapat didaur ulang serta meningkatkan proporsi kontan daur ulang dalam botol kami jadi 50 persen."
Dia menegaskan butuh sinergi untuk mewujudkan upaya tersebut, baik dari masyarakat maupun pemerintah.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara, mengamini pernyataan itu.
Ngakan mengatakan penting untuk mengembangkan model manajemen ekonomi sirkular yang bisa melahirkan siklus ekonomi baru untuk masyarakat dan bermanfaat bagi lingkungan.
"Semoga ini bisa diikuti oleh perusahaan lain untuk mendorong ekonomi dan menjaga lingkungan tetap baik sehingga bumi tetap nyaman," kata Ngakan.
Pameran #BijakBerplastik
Danone-Aqua juga mengadakan pameran #BijakBerplastik yang menghadirkan berbagai kreasi berbahan dasar plastik bekas dari para seniman.
Ika Vantiani, misalnya, membuat aksesori seperti anting dari potongan-potongan botol plastik air kemasan.
"Saya biasanya memang membuat barang dari sampah kemasan limbah," kata Ika yang pernah membuat barang-barang dari meteran plastik.
Mengolah sampah botol plastik susah-susah gampang, ujar dia. Mengguntingnya jadi bentuk yang diinginkan relatif mudah, yang jadi tantangan adalah merangkainya menjadi aksesoris cantik dan lebih bernilai.
Sementara Tam Illi membuat karya bertajuk "3D Flower Project" di mana mereka menyulap sampah plastik menjadi tas-tas yang dihiasi dengan bunga, semuanya dibuat dari plastik.
Pameran yang berlangsung selama lima hari itu juga diikuti oleh seniman lain seperti Rebellionik dan Alfiah Rahdini. Akan ada pula lokakarya tentang cara membuat karya berguna dan indah dari wadah plastik bekas. Hadir pula heySTARTIC dan Precious Plastic Indonesia, bisnis sosial yang sudah mendaur ulang sampah plastik menjadi produk bernilai.