Nanga Bulik, Lamandau (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, melalui Dinas Pariwisata setempat, kembali menggelar Festival Babukung atau tari topeng di tahun 2019.
Kembali digelarnya festival tersebut karena terpilih menjadi satu dari 100 Calendar of Events Wonderful 2019 Kementerian Pariwisata RI, kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau Frans Evendi di Nanga Bulik, Rabu.
"Jadi, festival yang awalnya bertujuan menjaga warisan budaya Lamandau, sekarang menjadi salah satu pagelaran penting di Indonesia. Bahkan termasuk event yang memenuhi unsur 4C," beber dia.
Adapun unsur 4C terdiri dari memiliki nilai kreatifitas, nilai komersil, nilai komunikasi, serta didukung oleh komitmen/keseriusan kepala daerah dalam mengembangkan pariwisata daerahnya agar berkembang dan berkesinambungan.
Frans mengatakan Babukung merupakan karya seni dengan pesan moral tinggi nenek moyang bangsa Indonesia, meliputi seni tari, seni musik, seni ukir topeng, tata busana, serta semangat gotong royong meringankan beban kerabat yang sedang berduka.
"Sekarang ini Babukung sedang mengalami kemunduran dari para apresiatornya, terutama kalangan muda. Jadi, perlu upaya terus menerus menjaga warisan budaya tersebut secara bersama, dengan slogan "Stronger Together - Bersama Kita Juara," kata dia.
Rencananya dalam rangkaian acara pembukaan Festival Babukung 2019 itu, Pemkab Lamandau akan menyerahkan usulan kepada Pemerintah Pusat, agar Babukung dicatatkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional pada sidang penetapan periode 2020.
Selain itu, Festival Babukung tahun ini ditingkatkan pula dengan mengajak partisipasi masyarakat dalam cakupan lebih luas, selain melibatkan peserta dari seluruh kecamatan se Kabupaten Lamandau, telah disampaikan pula permohonan partisipasi seluruh kabupaten/kota se-Kalteng melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi dalam Karnaval Topeng yang akan melintasi rute pusat kota Nanga Bulik.
Sementara untuk kepentingan pariwisata, festival Babukung dituntut mampu diolah dalam bentuk ekspresi yang beragam, kekinian dan menarik, agar generasi mileneal atau zaman now mengenal jejak warisan budaya.
Baca juga: Festival Babukung Lamandau masuk kalender nasional
Untuk itu, dalam penyelenggaraan tahun ini digelar Pentas Musik Etnik, Pagelaran Tari Kreasi Topeng, Lomba Foto dan Video, Workshop Tari dan Ukir Topeng, Lomba Menggambar dan mewarnai Topeng.
Pada pelaksanaannya nanti juga akan dilaksanakan beberapa ritual adat khas Dayak Tomun yang perlu dilestarikan dan diangkat secara kontinyu sebagai atraksi wisata, yaitu ritual adat penyambutan tamu, ritual adat pembuka dan penutup acara Babukung, serta ritual adat pemberian gelar kehormatan bagi tokoh daerah.
Selain itu, sebagai usaha dalam meningkatkan perputaran ekonomi masyarakat, tersedia juga stand-stand UMKM dalam Babukung Big Sale Bazaar di area Bundaran Rusa yang menjadi lokasi utama Festival Babukung 2019.
"Sebagai suguhan penutup akan hadir bintang tamu V1Mast, musisi asal Jakarta yang mengangkat musik tradisional Indonesia ke kancah internasional, serta Iva Lola penyanyi dangdut," demikian Frans.
Baca juga: Hima Lamandau bawakan tari burung bukung di Festival Marunting Batu Aji
Baca juga: Ini langkah Hendra jadikan Lamandau tujuan wisata internasional
Baca juga: Tari Babukung ada nuansa mistik, kata turis asal New Zeland
Kembali digelarnya festival tersebut karena terpilih menjadi satu dari 100 Calendar of Events Wonderful 2019 Kementerian Pariwisata RI, kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau Frans Evendi di Nanga Bulik, Rabu.
"Jadi, festival yang awalnya bertujuan menjaga warisan budaya Lamandau, sekarang menjadi salah satu pagelaran penting di Indonesia. Bahkan termasuk event yang memenuhi unsur 4C," beber dia.
Adapun unsur 4C terdiri dari memiliki nilai kreatifitas, nilai komersil, nilai komunikasi, serta didukung oleh komitmen/keseriusan kepala daerah dalam mengembangkan pariwisata daerahnya agar berkembang dan berkesinambungan.
Frans mengatakan Babukung merupakan karya seni dengan pesan moral tinggi nenek moyang bangsa Indonesia, meliputi seni tari, seni musik, seni ukir topeng, tata busana, serta semangat gotong royong meringankan beban kerabat yang sedang berduka.
"Sekarang ini Babukung sedang mengalami kemunduran dari para apresiatornya, terutama kalangan muda. Jadi, perlu upaya terus menerus menjaga warisan budaya tersebut secara bersama, dengan slogan "Stronger Together - Bersama Kita Juara," kata dia.
Rencananya dalam rangkaian acara pembukaan Festival Babukung 2019 itu, Pemkab Lamandau akan menyerahkan usulan kepada Pemerintah Pusat, agar Babukung dicatatkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional pada sidang penetapan periode 2020.
Selain itu, Festival Babukung tahun ini ditingkatkan pula dengan mengajak partisipasi masyarakat dalam cakupan lebih luas, selain melibatkan peserta dari seluruh kecamatan se Kabupaten Lamandau, telah disampaikan pula permohonan partisipasi seluruh kabupaten/kota se-Kalteng melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi dalam Karnaval Topeng yang akan melintasi rute pusat kota Nanga Bulik.
Sementara untuk kepentingan pariwisata, festival Babukung dituntut mampu diolah dalam bentuk ekspresi yang beragam, kekinian dan menarik, agar generasi mileneal atau zaman now mengenal jejak warisan budaya.
Baca juga: Festival Babukung Lamandau masuk kalender nasional
Untuk itu, dalam penyelenggaraan tahun ini digelar Pentas Musik Etnik, Pagelaran Tari Kreasi Topeng, Lomba Foto dan Video, Workshop Tari dan Ukir Topeng, Lomba Menggambar dan mewarnai Topeng.
Pada pelaksanaannya nanti juga akan dilaksanakan beberapa ritual adat khas Dayak Tomun yang perlu dilestarikan dan diangkat secara kontinyu sebagai atraksi wisata, yaitu ritual adat penyambutan tamu, ritual adat pembuka dan penutup acara Babukung, serta ritual adat pemberian gelar kehormatan bagi tokoh daerah.
Selain itu, sebagai usaha dalam meningkatkan perputaran ekonomi masyarakat, tersedia juga stand-stand UMKM dalam Babukung Big Sale Bazaar di area Bundaran Rusa yang menjadi lokasi utama Festival Babukung 2019.
"Sebagai suguhan penutup akan hadir bintang tamu V1Mast, musisi asal Jakarta yang mengangkat musik tradisional Indonesia ke kancah internasional, serta Iva Lola penyanyi dangdut," demikian Frans.
Baca juga: Hima Lamandau bawakan tari burung bukung di Festival Marunting Batu Aji
Baca juga: Ini langkah Hendra jadikan Lamandau tujuan wisata internasional
Baca juga: Tari Babukung ada nuansa mistik, kata turis asal New Zeland