Palangka Raya (ANTARA) - Legislator Kalimantan Tengah Jainudin Karim mendukung adanya usulan menerapkan desain ruang sehat tolak asap diterapkan di sekolah-sekolah, sebagai upaya mencegah peserta didik terpapar kabut asap.
Penerapan desain RSTA itu juga sebagai bentuk keseriusan pemerintah terhadap dunia pendidikan dan generasi penerus Kalteng, kata Jainudin melalui pesan singkat di Palangka Raya, Jumat.
"Saya yakin kita semua ingi menciptakan sumber daya manusia sehat, pintar dan berprestasi untuk Kalteng yang berkah. Jadi, saya setuju sekali desain RSTA itu diterapkan," singkat Jainudin.
Sementara itu, Anggota DPRD Kalteng Niksen Bahat menganggap bahwa solusi menerapkan desain RSTA di sekolah-sekolah tidak salah. Hanya, menurut dia sekarang ini yang paling penting adalah mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Baca juga: Cegah anak terpapar kabut asap, sekolah di Kalteng perlu terapkan RSTA
Dia mengatakan jauh lebih baik apabila seluruh elemen masyarakat secara bersama-sama mencasi solusi, bagaimana agar bencana kabut asap yang terjadi sekarang ini bisa segera diatasi.
"Mari sama-sama berpikir dan bertindak mencegah agar karhutla tidak terjadi lagi. Ini sangat lebih penting," demikian Niksen.
Sebelumnya, sejumlah relawan yang tergabung di Gerakan Lawan Asap menyarankan agar seluruh sekolah di Provinsi Kalteng menerapkan desain ruang sehat tolak asap sebagai upaya mencegah anak-anak terpapar kabut asap.
Perwakilan Gerakan Lawan Asap Trisia Karoline mengatakan desain RSTA itu hanya memerlukan kain planel atau dacron penutup lubang ventilasi maupun jendela yang terbuka, kipas angin.
Kemudian aquarium sederhana lengkap dengan airator dan bak, alat penyemprot air ke udara, serta hygrometer atau alat pengukur suhu dan kelembapan.
"Kami sudah hitung, biaya menerapkan RSTA itu hanya berkisar Rp900 ribu per ruangan. Tidak terlalu mahal, tapi salah satu cara efektif melindungi anak-anak terhindar dari bahaya asap," demikian Trisia.
Baca juga: Kalteng bencana kabut asap, elit politik diminta tunda urusan pilkada
Baca juga: Legislator Kalteng minta aparat selektif tindak pembakar lahan
Baca juga: DPRD Kalteng pertanyakan kebenaran dugaan sumur bor fiktif
Penerapan desain RSTA itu juga sebagai bentuk keseriusan pemerintah terhadap dunia pendidikan dan generasi penerus Kalteng, kata Jainudin melalui pesan singkat di Palangka Raya, Jumat.
"Saya yakin kita semua ingi menciptakan sumber daya manusia sehat, pintar dan berprestasi untuk Kalteng yang berkah. Jadi, saya setuju sekali desain RSTA itu diterapkan," singkat Jainudin.
Sementara itu, Anggota DPRD Kalteng Niksen Bahat menganggap bahwa solusi menerapkan desain RSTA di sekolah-sekolah tidak salah. Hanya, menurut dia sekarang ini yang paling penting adalah mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Baca juga: Cegah anak terpapar kabut asap, sekolah di Kalteng perlu terapkan RSTA
Dia mengatakan jauh lebih baik apabila seluruh elemen masyarakat secara bersama-sama mencasi solusi, bagaimana agar bencana kabut asap yang terjadi sekarang ini bisa segera diatasi.
"Mari sama-sama berpikir dan bertindak mencegah agar karhutla tidak terjadi lagi. Ini sangat lebih penting," demikian Niksen.
Sebelumnya, sejumlah relawan yang tergabung di Gerakan Lawan Asap menyarankan agar seluruh sekolah di Provinsi Kalteng menerapkan desain ruang sehat tolak asap sebagai upaya mencegah anak-anak terpapar kabut asap.
Perwakilan Gerakan Lawan Asap Trisia Karoline mengatakan desain RSTA itu hanya memerlukan kain planel atau dacron penutup lubang ventilasi maupun jendela yang terbuka, kipas angin.
Kemudian aquarium sederhana lengkap dengan airator dan bak, alat penyemprot air ke udara, serta hygrometer atau alat pengukur suhu dan kelembapan.
"Kami sudah hitung, biaya menerapkan RSTA itu hanya berkisar Rp900 ribu per ruangan. Tidak terlalu mahal, tapi salah satu cara efektif melindungi anak-anak terhindar dari bahaya asap," demikian Trisia.
Baca juga: Kalteng bencana kabut asap, elit politik diminta tunda urusan pilkada
Baca juga: Legislator Kalteng minta aparat selektif tindak pembakar lahan
Baca juga: DPRD Kalteng pertanyakan kebenaran dugaan sumur bor fiktif