Muara Teweh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, berencana membangun museum dan miniatur Kapal Onrust milik Belanda yang tenggelam dalam Perang Barito, 26 Desember 1859 silam, di Sungai Barito wilayah Muara Teweh, yang bisa dilihat saat kemarau panjang seperti saat ini.

"Dari kunjungan ini kita terinspirasi untuk membuat museum dan akan mempelajari bagaimana cara untuk mengangkat atau memindahkan rangka kapal Onrust ini secara utuh kepermukaan," kata Bupati Barito Utara H Nadalsyah usai mengunjungi lokasi kerangka kapal Onrust di Lalutung Tour Selatan 2,2 Km dari Kota Muara Teweh, Rabu.

Bupati Nadalsyah dan rombongan melakukan perjalanan menuju lokasi menggunakan perahu bermotor (kelotok) menyusuri Sungai Barito dengan jarak waktu hanya sekitar 16 menit.

Sesampainya di lokasi kapal Onrust Bupati Nadalsyah mengajak rombongan untuk mengheningkan cipta sejenak untuk mengenang para pahlawan yang telah berjasa dalam membela bangsa dan negara pada umumnya dan pejuang Barito Utara pada khususnya.

"Saya atas nama Pemerintahan Kabupaten Barito Utara mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada para pahlawan yang telah berjasa mengorbankan jiwa dan raga dalam memperjuangan kemedekaan, dan atas semua itu sudah sewajarnyalah kita memberikan penghargaan kepada mereka semua," kata bupati.
  Bupati H Nadalsyah bersama rombongan mengunjungi lokasi kapal Onrust, Rabu (2/10/19) ANTARA/HO-Dinas Kominfosandi Barito Utara
Menurut dia, pihaknya melakukan pendataan aset pendukung bersejarah kepada masyarat setempat yang berhubungan dengan perjuangan Tumenggung Surapati beserta masyarakat dalam melakukan perjuangan menghadang dan menenggelamkan Kapal Onrust milik Belanda tersebut.

Bupati juga menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk menjaga memelihara dan melestarikan aset sejarah dan juga aset wisata yang ada. 
"Mari kita jaga dan pelihara aset ini sebagai cagar budaya karena aset ini juga sebagai sejarah yang perlu diketahui anak cucu kita agar mereka bisa mengetahui bahwa adanya peran serta perjuangan nenek moyang mereka untuk merebut dan memperoleh kemerdekaan," pintanya.

Sementara itu Sekretaris Daerah setempat H Jainal Abidin mengusulkan kepada bupati untuk membuat miniatur kapal Onrust sesuai dengan aslinya dan bukan tidak mungkin ini bisa menjadi ikon  serta cendramata untuk wisatawan.

Baca juga: Sungai Barito surut, kapal Onrust 'timbul'

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Barito Utara H Arbaidi, mengatakan lokasi tenggelamnya kapal Onrust bila air surut sering dikunjungi setiap hari oleh masyarakat lokal dan masyarakat luar daerah bahkan disaat hari Sabtu dan Minggu akan lebih banyak dikunjungi masyarakat dan pelajar.

"Sebagai leading sektor kami akan mendukung kebijakan dan petunjuk Bapak Bupati untuk menjaga dan mengembangkan aset ini menjadi salah satu dari aset sejarah dan aset pariwisata di kabupaten Barito Utara," kata dia.

Kapal Onrust itu beberapa tahun lalu sudah dilakukan survei untuk mengetahui titik koordinat lokasi karamnya di Sungai Barito, Lalutung Tour.

Hasil survei tim arkeologi dari Balai Arkeologi Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada  September 2006, secara fisik Kapal Onrust memang benar ada meski hampir semua fisik kapal sudah terendam lumpur

"Lokasi kapal itu berada pada Lintang Selatan (LS) 00.56 derajat 57.4 detik dan Bujur Timur 114 52 derajat 32.7 detik atau sekitar 2,2 kilometer arah hilir atau selatan kota Muara Teweh," jelas Arbaidi. 

Sementara itu, berdasarkan data dari Museum Perkapalan Belanda (Scheepvaart Museum Amsterdam) disebutkan Kapal Onrust merupakan kapal uap Belanda yang dibuat pada tanggal 15 September 1845 dengan panjang 24 meter, lebar 4 meter, dan luas kapal di dalam air 1,15 meter dengan daya mesin uap 70 tenaga kuda (PK). 

Kapal itu bermesin uap dilengkapi persenjataan meriam pelempar peluru seberat 24 pond dan enam senapan mesin yang berputar (gatling gun Amerika) itu dibawa ke Indonesia pada tahun 1846.

Sebelum ditenggelamkan dalam perang Barito oleh perjuangan rakyat dipimpin Tumenggung Surapati, yang pejuang tangan kanan Pangeran Antasari, pada tanggal 26 Desember 1859, kapal tersebut sempat berlabuh di Pelabuhan Telawang Banjarmasin pada 1859 silam. 

Pada peristiwa berdarah itu menewaskan Letnan Bangaert C. bersama 50 serdadu marinir dan 43 anak buah kapal Onrust yang ikut tenggelam setelah salah seorang pejuang membuka keran air di ruang palka hingga Kapal Onrust tenggelam.

Pewarta : Kasriadi
Uploader : Admin 1
Copyright © ANTARA 2024