Palangka Raya, (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, mulai menyusun strategi meningkatkan partisipasi masyarakat pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun 2020 mendatang.
"Saat ini kami sedang merumuskan strategi-strategi agar tingkat partisipasi masyarakat saat pemilihan gubernur dan wakil gubernur tahun depan tetap tinggi," kata Ketua KPU Kota Palangka Raya Ngismatul Choiriyah, Jumat.
Menurut Ngismatul, pada pelaksanaan Pilkada 2020 jumlah partisipasi masyarakat memiliki potensi menurun dibanding pada pelaksanaan Pemilu serentak 2019.
Salah satunya karena pada 2019 banyak calon yang menjadi peserta pemilu. Banyaknya calon yang memperkenalkan diri kepada calon pemilih juga berpengaruh langsung terhadap jumlah partisipasi masyarakat.
Sedangkan pada Pilkada 2020 maksimal hanya akan ada delapan pasang calon dengan jumlah tim yang terbatas, sehingga juga diperkirakan akan berpengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat.
"Tantangan utama Pilkada 2020 nanti ialah meningkatkan partisipasi pemilih dan ini hampir terjadi di semua wilayah yang melaksanakan pilkada. Partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 lalu 82,77 persen. Harapan kita pilgub Kalteng tahun ini bisa mencapai 70 persen untuk Kota Palangka Raya," kata Ngismatul.
Saat ini KPU "Kota Cantik" juga telah memasang sejumlah spanduk yang mengimbau warga Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah yang pada Pemilu 2019 lalu belum masuk daftar pemilih tetap (DPT) telah dapat melaporkan ke KPU Kota Palangka Raya.
"Dalam rangka meningkatkan partisipasi pemilih pada 2020 nanti, kami juga menjalin komunikasi dengan wali kota agar nantinya para camat, lurah hingga ketua RW dan RT turut menyosialisasikan pentingnya pelaksanaan pemilu," katanya.
Di sisi lain terkait logistik, pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Tengah 2020, pihaknya memperkirakan tak serumit pemilihan presiden dan pemilihan anggota legislatif 2019.
"Saat ini kami sedang merumuskan strategi-strategi agar tingkat partisipasi masyarakat saat pemilihan gubernur dan wakil gubernur tahun depan tetap tinggi," kata Ketua KPU Kota Palangka Raya Ngismatul Choiriyah, Jumat.
Menurut Ngismatul, pada pelaksanaan Pilkada 2020 jumlah partisipasi masyarakat memiliki potensi menurun dibanding pada pelaksanaan Pemilu serentak 2019.
Salah satunya karena pada 2019 banyak calon yang menjadi peserta pemilu. Banyaknya calon yang memperkenalkan diri kepada calon pemilih juga berpengaruh langsung terhadap jumlah partisipasi masyarakat.
Sedangkan pada Pilkada 2020 maksimal hanya akan ada delapan pasang calon dengan jumlah tim yang terbatas, sehingga juga diperkirakan akan berpengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat.
"Tantangan utama Pilkada 2020 nanti ialah meningkatkan partisipasi pemilih dan ini hampir terjadi di semua wilayah yang melaksanakan pilkada. Partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 lalu 82,77 persen. Harapan kita pilgub Kalteng tahun ini bisa mencapai 70 persen untuk Kota Palangka Raya," kata Ngismatul.
Saat ini KPU "Kota Cantik" juga telah memasang sejumlah spanduk yang mengimbau warga Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah yang pada Pemilu 2019 lalu belum masuk daftar pemilih tetap (DPT) telah dapat melaporkan ke KPU Kota Palangka Raya.
"Dalam rangka meningkatkan partisipasi pemilih pada 2020 nanti, kami juga menjalin komunikasi dengan wali kota agar nantinya para camat, lurah hingga ketua RW dan RT turut menyosialisasikan pentingnya pelaksanaan pemilu," katanya.
Di sisi lain terkait logistik, pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Tengah 2020, pihaknya memperkirakan tak serumit pemilihan presiden dan pemilihan anggota legislatif 2019.