Palangka Raya (ANTARA) - Jelang musim hujan, Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Tengah siap mengantisipasi dampak akibat bencana banjir yang biasanya melanda sejumlah kabupaten dan kota di wilayah setempat.
"Sesuai instruksi Gubernur Kalteng semua peralatan untuk mengantisipasi dampak bencana banjir harus disiapkan. Jadi ketika diperlukan, semuanya sudah siap pakai," kata Sekretaris Dinas Sosial Kalteng Budi Santoso di Palangka Raya, Selasa.
Dalam waktu dekat pihaknya bersama Taruna Siaga Bencana (Tagana), baik yang berada di lingkup pemprov maupun di kabupaten atau kota, akan mulai mempersiapkan sejumlah kebutuhan yang berpotensi diperlukan nantinya.
Sejumlah peralatan yang biasanya digunakan anggota Tagana wajib disiapkan. Dilanjutkan pengecekkan peralatan, sesuai dengan fungsinya masing-masing. Seperti speed boat, peralatan untuk mengevakuasi korban banjir dan lain sebagainya.
"Pokoknya akan kami perintahkan semua peralatan wajib disiapkan, sehingga saat banjir terjadi Tagana bisa langsung bergerak dengan peralatan lengkap yang mereka miliki," jelasnya.
Lebih lanjut Budi menuturkan, wilayah yang sering diterjang banjir berdasarkan data yang mereka miliki, diantaranya sejumlah wilayah di Kabupaten Gunung Mas, Katingan, Pulang Pisau dan Barito Utara, serta Kota Palangka Raya.
Lima daerah itu menjadi langganan bencana banjir di setiap musim hujan tiba. Pihaknya juga sudah memberikan masukan kepada Dinas Sosial di masing-masing daerah, agar warganya mau direlokasi.
Namun kebanyakan, masyarakat enggan beralih dari lokasi rawan banjir karena diduga sudah merasa nyaman. Meski wilayahnya sering dilanda banjir, pada akhirnya mereka pun lebih memilih untuk bertahan.
"Solusi terbaik agar mereka tak menjadi korban banjir adalah relokasi, kalau mereka mau direlokasi tentunya anggaran mengenai hal itu akan kami laporkan kepada Kementerian Sosial RI, sebab memang ada programnya," ungkapnya.
Budi yang juga Manajer Kalteng Putra U-18 dan U-22 itu mengharapkan, agar masyarakat yang berada di kawasan rawan banjir bersedia direlokasi ke tempat yang lebih tinggi dan aman dari bencana.
Hal itu diyakini sebagai solusi terbaik dari permasalahan banjir yang hampir setiap tahunnya wajib dipikirkan pemerintah daerah dan tak ada akhirnya, sehingga harus menguras anggaran yang tersedia.
"Sesuai instruksi Gubernur Kalteng semua peralatan untuk mengantisipasi dampak bencana banjir harus disiapkan. Jadi ketika diperlukan, semuanya sudah siap pakai," kata Sekretaris Dinas Sosial Kalteng Budi Santoso di Palangka Raya, Selasa.
Dalam waktu dekat pihaknya bersama Taruna Siaga Bencana (Tagana), baik yang berada di lingkup pemprov maupun di kabupaten atau kota, akan mulai mempersiapkan sejumlah kebutuhan yang berpotensi diperlukan nantinya.
Sejumlah peralatan yang biasanya digunakan anggota Tagana wajib disiapkan. Dilanjutkan pengecekkan peralatan, sesuai dengan fungsinya masing-masing. Seperti speed boat, peralatan untuk mengevakuasi korban banjir dan lain sebagainya.
"Pokoknya akan kami perintahkan semua peralatan wajib disiapkan, sehingga saat banjir terjadi Tagana bisa langsung bergerak dengan peralatan lengkap yang mereka miliki," jelasnya.
Lebih lanjut Budi menuturkan, wilayah yang sering diterjang banjir berdasarkan data yang mereka miliki, diantaranya sejumlah wilayah di Kabupaten Gunung Mas, Katingan, Pulang Pisau dan Barito Utara, serta Kota Palangka Raya.
Lima daerah itu menjadi langganan bencana banjir di setiap musim hujan tiba. Pihaknya juga sudah memberikan masukan kepada Dinas Sosial di masing-masing daerah, agar warganya mau direlokasi.
Namun kebanyakan, masyarakat enggan beralih dari lokasi rawan banjir karena diduga sudah merasa nyaman. Meski wilayahnya sering dilanda banjir, pada akhirnya mereka pun lebih memilih untuk bertahan.
"Solusi terbaik agar mereka tak menjadi korban banjir adalah relokasi, kalau mereka mau direlokasi tentunya anggaran mengenai hal itu akan kami laporkan kepada Kementerian Sosial RI, sebab memang ada programnya," ungkapnya.
Budi yang juga Manajer Kalteng Putra U-18 dan U-22 itu mengharapkan, agar masyarakat yang berada di kawasan rawan banjir bersedia direlokasi ke tempat yang lebih tinggi dan aman dari bencana.
Hal itu diyakini sebagai solusi terbaik dari permasalahan banjir yang hampir setiap tahunnya wajib dipikirkan pemerintah daerah dan tak ada akhirnya, sehingga harus menguras anggaran yang tersedia.