Jakarta (ANTARA) - Dua tim teratas Liga Italia yang hanya terpaut satu poin, Juventus dan Inter Milan, diperkirakan akan kembali berlari menjauhi para pengejarnya.
Pemuncak klasemen, Juve, dengan 22 poin akan dijamu tim peringkat ke- 16 Lecce. Tim tuan rumah memang mampu menciptakan saat bermain imbang 2-2 di kandang AC Milan, namun kejutan serupa nampak sulit tercipta ketika mereka menjamu sang juara bertahan.
Dengan kemewahan skuatnya, Juve berpeluang merotasi pemain demi menjaga kebugaran. Allenatorre Maurizio Sarri mungkin mengistirahatkan Cristiano Ronaldo untuk memberi kesempatan bermain sejak awal bagi Gonzalo Higuain dan Paulo Dybala.
Juve memang mengalami kesulitan menciptakan peluang saat menghadapi Lokomotiv Moscow di Liga Champions pada tengah pekan, namun Lecce merupakan lawan yang jauh berbeda. Statistik berbicara, Lecce merupakan salah satu tim dengan pertahanan terburuk di Liga Italia, mereka telah kemasukan 17 gol dari delapan laga yang dimainkan.
Baca juga: Juventus dianggap berada pada level yang berbeda
Sementara itu, Inter sedang berada dalam suasana tim yang bagus setelah menekuk Borussia Dortmund di Liga Champions. Parma pun juga sedang berada di langit setelah menang 5-1 atas Genoa, namun mungkin ini saatnya I Gialloblu kembali ke bumi.
Pasukan Antonio Conte memang kehilangan Stefano Sensi yang sedikit mempengaruhi kreativitas lini depan mereka. Tetapi Lautaro Martinez semakin hari semakin memperlihatkan kualitas terbaiknya dan akan menebar ancaman serius bagi lini belakang Parma.
Terus berupaya menempel
Tim-tim di bawah mereka tentu tidak ingin semakin tercecer dari persaingan di papan atas. Atalanta dan Napoli jelas berambisi terus berupaya menempel dua raksasa tersebut, sekaligus mengamankan posisi di zona Liga Champions.
Tim peringkat ketiga Atalanta baru menelan hasil buruk saat dipermak 1-5 oleh Manchester City di Liga Champions pada tengah pekan. Kini mereka akan menjamu Udinese yang kerap bermain pragmatis namun efektif.
Laga Atalanta kontra Udinese sekaligus juga menampilkan tim dengan serangan terbaik (memasukkan 21 gol) melawan tim dengan pertahanan terbaik (kemasukan empat gol). Sehingga para penonton netral atau penggemar taktik mungkin akan sangat terpuaskan dengan adu strategi dari kedua pelatih.
Baca juga: Demi masa depan, Juventus beri Dybala libur tambahan
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Atalanta nampaknya masih sedikit lebih kuat dari Udinese dan akan keluar sebagai pemenang.
Napoli yang berada di peringkat keempat, berpeluang meneruskan catatan kemenangannya saat bertandang ke markas tim papan bawah SPAL.
Selama ini pelatih Napoli Carlo Ancelotti terlihat belum menemukan racikan yang padu untuk sektor pertahanan mereka, terlihat dari seringnya ia melakukan rotasi. Untuk lini depan, Ancelotti boleh lega karena ia dapat mengandalkan Lorenzo Insigne dan Arkadiusz Milik untuk membobol gawang lawan.
Terdapat sedikit peluang SPAL mampu memaksimalkan belum padunya pertahanan Napoli untuk setidaknya mencetak satu gol. Sayangnya, SPAL juga tidak memiliki pertahanan yang kokoh. Terlihat dari catatan 15 gol yang telah masuk ke gawang mereka.
Baca juga: Sanchez absen tiga bulan setelah operasi pergelangan kaki
Dua tim ibukota
Dua tim ibukota AS Roma dan Lazio menghadapi lawan yang secara kualitas tidak berbeda jauh dengan mereka. Roma akan menjamu raksasa tidur AC Milan, sedangkan Lazio dijamu Fiorentina.
Roma tidak pernah di Liga Italia sejak akhir September. Bahkan mereka tidak pernah mencetak lebih dari dua gol dalam lima pertandingan terakhirnya di semua kompetisi. Catatan buruk itu dapat bertambah panjang jika mereka lagi-lagi tidak mampu memperlihatkan kualitas terbaiknya saat bertemu Milan.
Beruntung bagi Roma, Milan pun sedang berada dalam kondisi kurang bagus, khususnya di sektor pertahanan. Rossonerri kemasukan setidaknya satu gol dalam empat pertandingan terakhirnya.
Baca juga: Pasukan Antonio Conte siap menjamu mantan klubnya Juventus
Pertandingan ini mungkin hanya menghasilkan sedikit gol, dan hasil imbang mungkin menjadi hasil yang adil.
Tim ibukota lainnya, Lazio, belum mampu tampil konsisten pada musim ini. Namun sejarah terkini memihak mereka, di mana Biancocelesti empat kali menang di Florence dalam enam lawatan terakhirnya.
Di sisi lain, Fiorentina belum pernah kalah di Liga Italia sejak akhir Agustus. Mereka pun mampu bertahan dengan baik, dengan catatan baru sepuluh kali kemasukan. Seperti laga Roma melawan Milan, pertandingan ini mungkin akan berakhir dengan kemenangan tipis bagi salah satu tim atau justru imbang.
Baca juga: Juve-Inter bergantian duduki puncak klasemen
Berikut jadwal Liga Italia pekan kesembilan (dalam WIB, tuan rumah disebut pertama):
Sabtu (26/10) dini hari
01.45. Verona vs Sassuolo
Sabtu (26/10) malam s.d. Minggu (27/10) dini hari
20.00 Lecce vs Juventus
23.00 Inter Milan vs Parma
01.45 Genoa vs Brescia
Minggu (27/10) sore s.d. Senin dini hari
18.30 Bologna vs Sampdoria
21.00 Atalanta vs Udinese
21.00 Torino vs Cagliari
21.00 SPAL vs Napoli
00.00 AS Roma vs AC Milan
02.45 Fiorentina vs Lazio
Pemuncak klasemen, Juve, dengan 22 poin akan dijamu tim peringkat ke- 16 Lecce. Tim tuan rumah memang mampu menciptakan saat bermain imbang 2-2 di kandang AC Milan, namun kejutan serupa nampak sulit tercipta ketika mereka menjamu sang juara bertahan.
Dengan kemewahan skuatnya, Juve berpeluang merotasi pemain demi menjaga kebugaran. Allenatorre Maurizio Sarri mungkin mengistirahatkan Cristiano Ronaldo untuk memberi kesempatan bermain sejak awal bagi Gonzalo Higuain dan Paulo Dybala.
Juve memang mengalami kesulitan menciptakan peluang saat menghadapi Lokomotiv Moscow di Liga Champions pada tengah pekan, namun Lecce merupakan lawan yang jauh berbeda. Statistik berbicara, Lecce merupakan salah satu tim dengan pertahanan terburuk di Liga Italia, mereka telah kemasukan 17 gol dari delapan laga yang dimainkan.
Baca juga: Juventus dianggap berada pada level yang berbeda
Sementara itu, Inter sedang berada dalam suasana tim yang bagus setelah menekuk Borussia Dortmund di Liga Champions. Parma pun juga sedang berada di langit setelah menang 5-1 atas Genoa, namun mungkin ini saatnya I Gialloblu kembali ke bumi.
Pasukan Antonio Conte memang kehilangan Stefano Sensi yang sedikit mempengaruhi kreativitas lini depan mereka. Tetapi Lautaro Martinez semakin hari semakin memperlihatkan kualitas terbaiknya dan akan menebar ancaman serius bagi lini belakang Parma.
Terus berupaya menempel
Tim-tim di bawah mereka tentu tidak ingin semakin tercecer dari persaingan di papan atas. Atalanta dan Napoli jelas berambisi terus berupaya menempel dua raksasa tersebut, sekaligus mengamankan posisi di zona Liga Champions.
Tim peringkat ketiga Atalanta baru menelan hasil buruk saat dipermak 1-5 oleh Manchester City di Liga Champions pada tengah pekan. Kini mereka akan menjamu Udinese yang kerap bermain pragmatis namun efektif.
Laga Atalanta kontra Udinese sekaligus juga menampilkan tim dengan serangan terbaik (memasukkan 21 gol) melawan tim dengan pertahanan terbaik (kemasukan empat gol). Sehingga para penonton netral atau penggemar taktik mungkin akan sangat terpuaskan dengan adu strategi dari kedua pelatih.
Baca juga: Demi masa depan, Juventus beri Dybala libur tambahan
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Atalanta nampaknya masih sedikit lebih kuat dari Udinese dan akan keluar sebagai pemenang.
Napoli yang berada di peringkat keempat, berpeluang meneruskan catatan kemenangannya saat bertandang ke markas tim papan bawah SPAL.
Selama ini pelatih Napoli Carlo Ancelotti terlihat belum menemukan racikan yang padu untuk sektor pertahanan mereka, terlihat dari seringnya ia melakukan rotasi. Untuk lini depan, Ancelotti boleh lega karena ia dapat mengandalkan Lorenzo Insigne dan Arkadiusz Milik untuk membobol gawang lawan.
Terdapat sedikit peluang SPAL mampu memaksimalkan belum padunya pertahanan Napoli untuk setidaknya mencetak satu gol. Sayangnya, SPAL juga tidak memiliki pertahanan yang kokoh. Terlihat dari catatan 15 gol yang telah masuk ke gawang mereka.
Baca juga: Sanchez absen tiga bulan setelah operasi pergelangan kaki
Dua tim ibukota
Dua tim ibukota AS Roma dan Lazio menghadapi lawan yang secara kualitas tidak berbeda jauh dengan mereka. Roma akan menjamu raksasa tidur AC Milan, sedangkan Lazio dijamu Fiorentina.
Roma tidak pernah di Liga Italia sejak akhir September. Bahkan mereka tidak pernah mencetak lebih dari dua gol dalam lima pertandingan terakhirnya di semua kompetisi. Catatan buruk itu dapat bertambah panjang jika mereka lagi-lagi tidak mampu memperlihatkan kualitas terbaiknya saat bertemu Milan.
Beruntung bagi Roma, Milan pun sedang berada dalam kondisi kurang bagus, khususnya di sektor pertahanan. Rossonerri kemasukan setidaknya satu gol dalam empat pertandingan terakhirnya.
Baca juga: Pasukan Antonio Conte siap menjamu mantan klubnya Juventus
Pertandingan ini mungkin hanya menghasilkan sedikit gol, dan hasil imbang mungkin menjadi hasil yang adil.
Tim ibukota lainnya, Lazio, belum mampu tampil konsisten pada musim ini. Namun sejarah terkini memihak mereka, di mana Biancocelesti empat kali menang di Florence dalam enam lawatan terakhirnya.
Di sisi lain, Fiorentina belum pernah kalah di Liga Italia sejak akhir Agustus. Mereka pun mampu bertahan dengan baik, dengan catatan baru sepuluh kali kemasukan. Seperti laga Roma melawan Milan, pertandingan ini mungkin akan berakhir dengan kemenangan tipis bagi salah satu tim atau justru imbang.
Baca juga: Juve-Inter bergantian duduki puncak klasemen
Berikut jadwal Liga Italia pekan kesembilan (dalam WIB, tuan rumah disebut pertama):
Sabtu (26/10) dini hari
01.45. Verona vs Sassuolo
Sabtu (26/10) malam s.d. Minggu (27/10) dini hari
20.00 Lecce vs Juventus
23.00 Inter Milan vs Parma
01.45 Genoa vs Brescia
Minggu (27/10) sore s.d. Senin dini hari
18.30 Bologna vs Sampdoria
21.00 Atalanta vs Udinese
21.00 Torino vs Cagliari
21.00 SPAL vs Napoli
00.00 AS Roma vs AC Milan
02.45 Fiorentina vs Lazio