Palangka Raya (ANTARA) - Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Tengah tidak hanya prihatin tapi juga mulai ikut dan terus bergerak, agar anak-anak yang menderita stunting di provinsi ini dapat dicegah dan diminimalisir.
Ikut bergerak tersebut karena jumlah anak-anak yang mengalami stunting di provinsi Kalteng berada diatas rata-rata nasional, kata Wakil Ketua DPRD Kalteng Faridawaty Darland Atjeh di Palangka Raya, kemarin.
"Kami tidak ingin kondisi itu terus menerus terjadi. Harus ada upaya nyata yang dilakukan untuk mencegah dan meminimalisir agar jumlahnya tidak semakin banyak," ucap dia.
Ketua Nasdem Kalteng itu membenarkan dampak dari stunting tidak langsung terlihat saat masih anak-anak, melainkan setelah remaja dan dewasa. Alhasil, banyak pihak, khususnya para orangtua tidak terlalu memperhatikan dan serius melakukan pencegahan terhadap stunting tersebut.
Dia mengatakan stunting sebenarnya sangat berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sebab, stunting membuat Kognitif anak menjadi lemah dan psikomotorik terhambat, penguasaan terhadap sains dan berprestasi dalam olahraga pun sulit.
Baca juga: DPRD minta pemda se-Kalteng lebih serius dan optimal tangani stunting
"Parahnya lagi, apabila sudah mengalami stunting, dapat membuat seseorang mudah terkena penyakit degeneratif atau penyakit yang terus menerus datang seiring bertambahnya usia," beber Faridawaty.
Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan I meliputi Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Gunung Mas itu mengatakan, hal itu lah yang membuat dirinya datang dan bergerak ke Kabupaten Kapuas untuk memberikan penyadaran betapa pentingnya upaya nyata mencegah stunting.
Dia pun meminta agar provinsi ini lebih semangat dan maksimal mengatasi kasus stunting dengan membuat program secara terukur serta tersedia anggaran yang memadai.
"Anggaran di sejumlah satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD), khususnya Dinas Kesehatan, Pendidikan, Sosial perlu mendapat perhatian. Sebab, ketiga SOPD itu berperan langsung mencegah dan menangani stunting," demikian Faridawaty.
Baca juga: Kalteng harus selesaikan dua isu kesehatan, guna wujudkan SDM berkualitas
Baca juga: Prevalensi stunting di Gunung Mas capai 38,21 persen
Baca juga: Bartim berhasil masuk sepuluh besar nasional
Ikut bergerak tersebut karena jumlah anak-anak yang mengalami stunting di provinsi Kalteng berada diatas rata-rata nasional, kata Wakil Ketua DPRD Kalteng Faridawaty Darland Atjeh di Palangka Raya, kemarin.
"Kami tidak ingin kondisi itu terus menerus terjadi. Harus ada upaya nyata yang dilakukan untuk mencegah dan meminimalisir agar jumlahnya tidak semakin banyak," ucap dia.
Ketua Nasdem Kalteng itu membenarkan dampak dari stunting tidak langsung terlihat saat masih anak-anak, melainkan setelah remaja dan dewasa. Alhasil, banyak pihak, khususnya para orangtua tidak terlalu memperhatikan dan serius melakukan pencegahan terhadap stunting tersebut.
Dia mengatakan stunting sebenarnya sangat berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sebab, stunting membuat Kognitif anak menjadi lemah dan psikomotorik terhambat, penguasaan terhadap sains dan berprestasi dalam olahraga pun sulit.
Baca juga: DPRD minta pemda se-Kalteng lebih serius dan optimal tangani stunting
"Parahnya lagi, apabila sudah mengalami stunting, dapat membuat seseorang mudah terkena penyakit degeneratif atau penyakit yang terus menerus datang seiring bertambahnya usia," beber Faridawaty.
Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan I meliputi Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Gunung Mas itu mengatakan, hal itu lah yang membuat dirinya datang dan bergerak ke Kabupaten Kapuas untuk memberikan penyadaran betapa pentingnya upaya nyata mencegah stunting.
Dia pun meminta agar provinsi ini lebih semangat dan maksimal mengatasi kasus stunting dengan membuat program secara terukur serta tersedia anggaran yang memadai.
"Anggaran di sejumlah satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD), khususnya Dinas Kesehatan, Pendidikan, Sosial perlu mendapat perhatian. Sebab, ketiga SOPD itu berperan langsung mencegah dan menangani stunting," demikian Faridawaty.
Baca juga: Kalteng harus selesaikan dua isu kesehatan, guna wujudkan SDM berkualitas
Baca juga: Prevalensi stunting di Gunung Mas capai 38,21 persen
Baca juga: Bartim berhasil masuk sepuluh besar nasional