Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah terus berupaya mempersiapkan berbagai hal dan menjalin komunikasi serta menggelar fokus grup diskusi, agar penyusunan Inter-regional Input-output (IRIO) pada 2020 dapat terlaksana dengan sukses.
Keberadaan IRIO itu dapat memberikan informasi keterkaitan antar sektor ekonomi dan mengidentifikasi sektor-sektor unggulan di suatu wilayah, kata Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri saat membuka FGD IRIO di Palangka Raya, Kamis.
"IRIO itu juga dapat menjadi acuan dalam melakukan proyeksi pertumbuhan ekonomi, sebagai alat bantu perhitungan pendapatan daerah, dan kebutuhan tenaga kerja dalam perekonomian suatu wilayah," tambahnya.
Dikatakan, BPS dalam menyusun IRIO akan berbasis pada kerangka SUT dan menggunakan data pada 2016 lalu. Di mana kerangka kerjanya dimulai dengan perencanaan, kontruksi data base, kontruksi S dan U, balancing manual dan Balancing Program.
Yomin mengatakan setelah semua tahapan itu terlaksana, maka dilanjutkan dengan evaluasi dan rekonsiliasi. Dari hasil evaluasi dan rekonsiliasi itu lah baru dilakukan matriks perdagangan yang didalamnya antarprovinsi dan rekonsiliasi IRIO.
"Dari FGD ini lah diharapkan dapat menghasilkan bahan rumusan dan strategi untuk pelaksanaan penyusunan IRIO Indonesia di 2019. Tentunya, didahului dengan penyusunan Tabel Input Output Nasional serta tabel IO 34 provinsi di Indonesia," kata dia.
Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri (kiri) memberikan kenang-kenangan kepada Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalteng Setian usai menjadi moderator FGD IRIO di Palangka Raya, Kamis (5/12/2019) (ANTARA/Jaya Wirawana Manurung).
Kepala BPS Kalteng itu juga menyatakan bahwa tujuan FGD untuk mendapatkan dukungan dinas, badan, organisasi perangkat daerah, instansi terkait, termasuk perusahaan dan asosiasi dalam hal pengumpulan data maupun informasi untuk menyusun tabel IO dan IRIO.
Selain itu, mendapatkan informasi mengenai gambaran keterkaitan antarwilayah dalam menunjang pembangunan nasional, terutama dalam menyusun rencana dan evaluasi kebijakan secara terintegrasi yang berbasis spasial.
"Kami juga ingin mensosialisasikan tabel input output Kalimantan Tengah sebelum melakukan penyusunan tabel IRIO pada 2020," demikian Yomin.
FGD yang dilaksanakan BPS Kalteng tersebut menghadirkan narasumber dari Dekan Sekolah Vokasi IPB Dr Arief Daryanto, Kepala Kantor Wilayah Perbendaharaan Provinsi Kalteng Ratih Hapsari Kusumawardani, dan Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri, dan Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalteng Setian selaku moderator.
Keberadaan IRIO itu dapat memberikan informasi keterkaitan antar sektor ekonomi dan mengidentifikasi sektor-sektor unggulan di suatu wilayah, kata Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri saat membuka FGD IRIO di Palangka Raya, Kamis.
"IRIO itu juga dapat menjadi acuan dalam melakukan proyeksi pertumbuhan ekonomi, sebagai alat bantu perhitungan pendapatan daerah, dan kebutuhan tenaga kerja dalam perekonomian suatu wilayah," tambahnya.
Dikatakan, BPS dalam menyusun IRIO akan berbasis pada kerangka SUT dan menggunakan data pada 2016 lalu. Di mana kerangka kerjanya dimulai dengan perencanaan, kontruksi data base, kontruksi S dan U, balancing manual dan Balancing Program.
Yomin mengatakan setelah semua tahapan itu terlaksana, maka dilanjutkan dengan evaluasi dan rekonsiliasi. Dari hasil evaluasi dan rekonsiliasi itu lah baru dilakukan matriks perdagangan yang didalamnya antarprovinsi dan rekonsiliasi IRIO.
"Dari FGD ini lah diharapkan dapat menghasilkan bahan rumusan dan strategi untuk pelaksanaan penyusunan IRIO Indonesia di 2019. Tentunya, didahului dengan penyusunan Tabel Input Output Nasional serta tabel IO 34 provinsi di Indonesia," kata dia.
Kepala BPS Kalteng itu juga menyatakan bahwa tujuan FGD untuk mendapatkan dukungan dinas, badan, organisasi perangkat daerah, instansi terkait, termasuk perusahaan dan asosiasi dalam hal pengumpulan data maupun informasi untuk menyusun tabel IO dan IRIO.
Selain itu, mendapatkan informasi mengenai gambaran keterkaitan antarwilayah dalam menunjang pembangunan nasional, terutama dalam menyusun rencana dan evaluasi kebijakan secara terintegrasi yang berbasis spasial.
"Kami juga ingin mensosialisasikan tabel input output Kalimantan Tengah sebelum melakukan penyusunan tabel IRIO pada 2020," demikian Yomin.
FGD yang dilaksanakan BPS Kalteng tersebut menghadirkan narasumber dari Dekan Sekolah Vokasi IPB Dr Arief Daryanto, Kepala Kantor Wilayah Perbendaharaan Provinsi Kalteng Ratih Hapsari Kusumawardani, dan Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri, dan Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalteng Setian selaku moderator.