Jakarta (ANTARA) - Menurut perkiraan UNICEF, 13.020 bayi akan lahir pada hari pertama tahun baru 2020. Bayi dari Indonesia akan menyumbang sekitar 3,32 persen dari total 392.078 bayi "tahun baru".
"Tahun dan awal dari dekade baru ini adalah momen untuk berefleksi tentang harapan dan cita-cita tidak hanya untuk masa depan kita, tetapi juga masa depan generasi mendatang,” ujar UNICEF Executive Director Henrietta Fore dalam siaran resmi, Selasa.
“Setiap kali tahun berganti, kita kembali diingatkan bahwa setiap anak, jika diberikan kesempatan, punya kemungkinan dan potensi yang begitu besar untuk diwujudkan dalam kehidupannya kelak.”
Fiji di kawasan Pasifik kemungkinan besar akan menjadi negara asal bayi pertama yang lahir pada 2020, sementara bayi terakhir diperkirakan berasal dari Amerika Serikat.
Di seluruh dunia, lebih dari separuh kelahiran tahun baru diperkirakan berlangsung di delapan negara, yakni 67.385 kelahiran di India, 46.299 kelahiran di China, 26.039 kelahiran di Nigeria, 16.787 kelahiran di Pakistan, 13.020 kelahiran di Indonesia, 10.452 kelahiran di Amerika Serikat, 10.247 di Republik Demokratik Kongo dan 8.493 bayi lahir di Etiopia.
Setiap bulan Januari, UNICEF merayakan bayi-bayi yang dilahirkan pada hari pertama tahun baru, hari bahagia yang dinantikan oleh seluruh dunia.
Akan tetapi, bagi jutaan bayi lain, kelahiran mereka jauh dari kemeriahan.
Pada 2018, 2,5 juta bayi baru lahir meninggal pada bulan pertama kehidupan, atau sekitar sepertiga meninggal pada hari pertama kehidupan.
Sebagian besar kematian ini disebabkan oleh hal-hal yang dapat dicegah, seperti kelahiran prematur, komplikasi saat persalinan, dan infeksi seperti sepsis. Di samping itu, setiap tahun, terdapat lebih dari 2,5 juta bayi lahir dalam kondisi meninggal dunia.
Selama lebih dari tiga puluh tahun terakhir, dunia telah menyaksikan kemajuan luar biasa dalam hal keberlangsungan hidup anak. Secara global, angka kematian balita berhasil diturunkan lebih dari separuh. Akan tetapi, kemajuan yang sama belum terlihat untuk kelompok bayi baru lahir.
Bayi yang meninggal pada bulan pertama kehidupan mencapai 47 persen dari keseluruhan kematian balita pada tahun 2018, dan angka ini naik dari 40 persen pada tahun 1990.
Kampanye Every Child Alive dari UNICEF menyerukan agar para tenaga kesehatan segera dibekali dengan pelatihan dan obat-obatan yang tepat. Hal ini dibutuhkan untuk memastikan setiap ibu dan bayi yang baru lahir mendapatkan perawatan oleh tenaga terlatih dan mencegah serta mengobati komplikasi saat kehamilan, persalinan, dan kelahiran.
“Ada begitu banyak ibu dan bayi baru lahir yang tidak mendapat perawatan dari bidan atau perawat terlatih dengan peralatan memadai, dan akibat yang ditimbulkan sangat menyedihkan,” Fore menambahkan.
“Jika setiap persalinan dibantu oleh tenaga terlatih, kita bisa memastikan jutaan bayi mampu bertahan pada hari pertama kehidupannya, hingga dekade ini, bahkan lebih lama lagi.”
"Tahun dan awal dari dekade baru ini adalah momen untuk berefleksi tentang harapan dan cita-cita tidak hanya untuk masa depan kita, tetapi juga masa depan generasi mendatang,” ujar UNICEF Executive Director Henrietta Fore dalam siaran resmi, Selasa.
“Setiap kali tahun berganti, kita kembali diingatkan bahwa setiap anak, jika diberikan kesempatan, punya kemungkinan dan potensi yang begitu besar untuk diwujudkan dalam kehidupannya kelak.”
Fiji di kawasan Pasifik kemungkinan besar akan menjadi negara asal bayi pertama yang lahir pada 2020, sementara bayi terakhir diperkirakan berasal dari Amerika Serikat.
Di seluruh dunia, lebih dari separuh kelahiran tahun baru diperkirakan berlangsung di delapan negara, yakni 67.385 kelahiran di India, 46.299 kelahiran di China, 26.039 kelahiran di Nigeria, 16.787 kelahiran di Pakistan, 13.020 kelahiran di Indonesia, 10.452 kelahiran di Amerika Serikat, 10.247 di Republik Demokratik Kongo dan 8.493 bayi lahir di Etiopia.
Setiap bulan Januari, UNICEF merayakan bayi-bayi yang dilahirkan pada hari pertama tahun baru, hari bahagia yang dinantikan oleh seluruh dunia.
Akan tetapi, bagi jutaan bayi lain, kelahiran mereka jauh dari kemeriahan.
Pada 2018, 2,5 juta bayi baru lahir meninggal pada bulan pertama kehidupan, atau sekitar sepertiga meninggal pada hari pertama kehidupan.
Sebagian besar kematian ini disebabkan oleh hal-hal yang dapat dicegah, seperti kelahiran prematur, komplikasi saat persalinan, dan infeksi seperti sepsis. Di samping itu, setiap tahun, terdapat lebih dari 2,5 juta bayi lahir dalam kondisi meninggal dunia.
Selama lebih dari tiga puluh tahun terakhir, dunia telah menyaksikan kemajuan luar biasa dalam hal keberlangsungan hidup anak. Secara global, angka kematian balita berhasil diturunkan lebih dari separuh. Akan tetapi, kemajuan yang sama belum terlihat untuk kelompok bayi baru lahir.
Bayi yang meninggal pada bulan pertama kehidupan mencapai 47 persen dari keseluruhan kematian balita pada tahun 2018, dan angka ini naik dari 40 persen pada tahun 1990.
Kampanye Every Child Alive dari UNICEF menyerukan agar para tenaga kesehatan segera dibekali dengan pelatihan dan obat-obatan yang tepat. Hal ini dibutuhkan untuk memastikan setiap ibu dan bayi yang baru lahir mendapatkan perawatan oleh tenaga terlatih dan mencegah serta mengobati komplikasi saat kehamilan, persalinan, dan kelahiran.
“Ada begitu banyak ibu dan bayi baru lahir yang tidak mendapat perawatan dari bidan atau perawat terlatih dengan peralatan memadai, dan akibat yang ditimbulkan sangat menyedihkan,” Fore menambahkan.
“Jika setiap persalinan dibantu oleh tenaga terlatih, kita bisa memastikan jutaan bayi mampu bertahan pada hari pertama kehidupannya, hingga dekade ini, bahkan lebih lama lagi.”