Jakarta (ANTARA) - Juara bertahan Nasser Al-Attiyah menjuarai etape terakhir reli Dakar 2020 di Qiddiya, Jumat, namun upayanya tak cukup mencegah sang rival asal Spanyol, Carlos Sainz merebut gelar ketiganya dalam reli ketahanan terberat di dunia itu.
Sainz yang mengawali etape 12 di Haradh menuju Qiddiya dengan margin 10 menit di puncak klasemen hanya kehilangan waktu tiga menit 56 detik dari sang rival dari Qatar.
Ketiga gelar bagi Sainz itu diraih dengan tim berbeda, 2010 bersama Volkswagen dan 2018 bersama Peugeot ketika reli Dakar digelar di Amerika Selatan dan tahun ini dengan Mini dalam debut Dakar di Timur Tengah.
Ayah dari pebalap Formula 1 Carlos Sainz Jr itu merebut empat kemenangan etape di Dakar tahun ini setelah mengalahkan Al-Attiyah dengan jarak 6 menit usai menempuh Special Stage sejauh 5.000 km melintasi gurun di Arab Saudi.
"Saya merasa sangat senang. Ada usaha keras di balik semua ini. Berbagai latihan dan uji coba, secara fisik, dengan tim... Kami memenangi Dakar sejak hari pertama dan tak pernah kendur sejak awal," kata Sainz seperti dikutip laman resmi Dakar.
Penonton melihat pebalap Toyota Gazoo Racing Nasser Al-Attiyah dan Matthieu Baumel melaju saat etape 4 Reli Dakar di Neom, Arab Saudi, Rabu (8/1/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Hamad I Mohammed/pras.
Juara Dakar tiga kali Al-Attiyah dengan Toyota finis runner-up klasemen akhir bersama pebalap Prancis Stephane Peterhansel, juara Dakar 13 kali, pada peringkat tiga dalam partisipasi ke-31 kalinya di Dakar.
"Saya cukup senang, kami melakukan tugas dengan baik untuk finis kedua meski kami ingin sekali menang. Kami membuat dua atau tiga kesalahan selama ini dan banyak sekali bocor ban, tapi saya cukup senang," kata Al-Attiyah.
"Saya akan datang lagi tahun depan untuk menang. Saya hanya butuh sedikit keberuntungan."
Sementara itu rekan satu tim Sainz, Peterhansel, sebagai pebalap paling berpengalaman di Dakar, membuktikan diri masih memiliki kecepatan dengan empat kemenangan dalam Special Stage tahun ini dan total 80 kemenangan etape sepanjang karirnya di Dakar.
Peterhansel tadinya akan membalap bersama sang Istri, Andrea, sebagai co-driver, namun karena alasan kesehatan, dokter tak mengizinkan sehingga Paulo Fiuza asal Portugal lah yang mendampingi di samping kemudi.
"Kami mampu melewatinya dan kami berada di tempat yang pantas. Saya tak yakin jika ini akan jadi yang terakhir, saya harus bicarakan hal itu dengan Andrea.
"Empat Special (Stage) adalah hadiah hiburan, menang itu selalu menyenangkan. Itu membuktikan saya masih punya semangat dan kecepatan," pungkasnya.
Kemudian, juara Formula 1 dua kali Fernando Alonso mengakhiri debutnya di Dakar pada peringkat ke-13.
Sainz yang mengawali etape 12 di Haradh menuju Qiddiya dengan margin 10 menit di puncak klasemen hanya kehilangan waktu tiga menit 56 detik dari sang rival dari Qatar.
Ketiga gelar bagi Sainz itu diraih dengan tim berbeda, 2010 bersama Volkswagen dan 2018 bersama Peugeot ketika reli Dakar digelar di Amerika Selatan dan tahun ini dengan Mini dalam debut Dakar di Timur Tengah.
Ayah dari pebalap Formula 1 Carlos Sainz Jr itu merebut empat kemenangan etape di Dakar tahun ini setelah mengalahkan Al-Attiyah dengan jarak 6 menit usai menempuh Special Stage sejauh 5.000 km melintasi gurun di Arab Saudi.
"Saya merasa sangat senang. Ada usaha keras di balik semua ini. Berbagai latihan dan uji coba, secara fisik, dengan tim... Kami memenangi Dakar sejak hari pertama dan tak pernah kendur sejak awal," kata Sainz seperti dikutip laman resmi Dakar.
Juara Dakar tiga kali Al-Attiyah dengan Toyota finis runner-up klasemen akhir bersama pebalap Prancis Stephane Peterhansel, juara Dakar 13 kali, pada peringkat tiga dalam partisipasi ke-31 kalinya di Dakar.
"Saya cukup senang, kami melakukan tugas dengan baik untuk finis kedua meski kami ingin sekali menang. Kami membuat dua atau tiga kesalahan selama ini dan banyak sekali bocor ban, tapi saya cukup senang," kata Al-Attiyah.
"Saya akan datang lagi tahun depan untuk menang. Saya hanya butuh sedikit keberuntungan."
Sementara itu rekan satu tim Sainz, Peterhansel, sebagai pebalap paling berpengalaman di Dakar, membuktikan diri masih memiliki kecepatan dengan empat kemenangan dalam Special Stage tahun ini dan total 80 kemenangan etape sepanjang karirnya di Dakar.
Peterhansel tadinya akan membalap bersama sang Istri, Andrea, sebagai co-driver, namun karena alasan kesehatan, dokter tak mengizinkan sehingga Paulo Fiuza asal Portugal lah yang mendampingi di samping kemudi.
"Kami mampu melewatinya dan kami berada di tempat yang pantas. Saya tak yakin jika ini akan jadi yang terakhir, saya harus bicarakan hal itu dengan Andrea.
"Empat Special (Stage) adalah hadiah hiburan, menang itu selalu menyenangkan. Itu membuktikan saya masih punya semangat dan kecepatan," pungkasnya.
Kemudian, juara Formula 1 dua kali Fernando Alonso mengakhiri debutnya di Dakar pada peringkat ke-13.