Jakarta (ANTARA) - Tidak lama lagi, mungkin setelah pertengahan tahun ini, warga asing yang berkunjung ke Eropa tidak bisa menggunakan sembarang pengisi daya untuk perangkat gawai.
Setelah perdebatan selama lebih dari 10 tahun, Parlemen Eropa akhirnya memutuskan untuk menstandarkan adaptor pengisian daya baterai semua ponsel dan perangkat seluler berukuran kecil hingga menengah lainnya.
Tujuan dari resolusi baru ini adalah untuk membantu standarisasi industri perangkat seluler di sekitar adaptor pengisi daya tunggal dan juga mengurangi limbah elektronik, menurut Gizmodo, dikutip Sabtu.
Uni Eropa mengklaim ada lebih dari 50 juta metrik ton limbah elektronik secara global setiap tahunnya, dengan orang Eropa berkontribusi sekitar 12,3 ton limbah elektronik pada 2016.
Menurut UE, rata-rata per orang menghasilkan lebih dari 30 pounds (13,6 kg) limbah elektronik setiap tahun, dengan beberapa adaptor pengisi daya yang dibuang sebagai sampah
Namun, sementara Uni Eropa telah memilih untuk bergerak maju dengan rencananya untuk membuat adaptor pengisian standar, legislator belum memutuskan dengan tepat apa bentuk pengisi daya baru ini, dan berharap untuk memiliki pedoman baru pada bulan Juli.
Secara teoritis, dengan standardisasi adaptor pengisi daya, produsen perangkat tidak berkewajiban menyertakan adaptor ke setiap kotak kemasan perangkat yang mereka jual karena pengguna mungkin sudah memilikinya atau itu sebagai opsi.
Hal itu akan mengurangi kebutuhan untuk memproduksi adaptor pengisian daya yang mungkin tidak diperlukan dan berpotensi menurunkan harga setiap gawai saat pembeli tidak membutuhkan adaptor pengisi daya baru.
Sebelum pemungutan suara Uni Eropa baru-baru ini, Apple menentang pembuatan pengisi daya seragam karena itu akan memaksa pembuat perangkat menggunakan pengisi daya tunggal dan menghambat inovasi.
Standardisasi juga justru akan meningkatkan sampah elektronik--setidaknya dalam jangka pendek--lantaran beberapa model pengisi daya yang ada sekarang bakal terbuang ketika menyesuaikan dengan peraturan UE.
Kekhawatiran potensial lainnya adalah bahwa aturan baru itu dapat memaksa Apple untuk membuang "Lightning Connector" miliknya yang digunakan pada iPhone dan beberapa iPadnya.
Namun, itu mungkin tidak selalu menjadi masalah karena tampaknya UE sebagian besar berfokus pada pembuatan adaptor pengisi daya standar daripada memaksa masing-masing perangkat untuk menggunakan port tertentu untuk pengisian daya.
Jika UE menggunakan kandidat yang paling jelas dan menciptakan adaptor daya berbasis USB-C sebagai standar, itu mungkin bukan masalah besar bagi Apple karena perusahaan ini sudah membuat kabel USB-C.
Setelah perdebatan selama lebih dari 10 tahun, Parlemen Eropa akhirnya memutuskan untuk menstandarkan adaptor pengisian daya baterai semua ponsel dan perangkat seluler berukuran kecil hingga menengah lainnya.
Tujuan dari resolusi baru ini adalah untuk membantu standarisasi industri perangkat seluler di sekitar adaptor pengisi daya tunggal dan juga mengurangi limbah elektronik, menurut Gizmodo, dikutip Sabtu.
Uni Eropa mengklaim ada lebih dari 50 juta metrik ton limbah elektronik secara global setiap tahunnya, dengan orang Eropa berkontribusi sekitar 12,3 ton limbah elektronik pada 2016.
Menurut UE, rata-rata per orang menghasilkan lebih dari 30 pounds (13,6 kg) limbah elektronik setiap tahun, dengan beberapa adaptor pengisi daya yang dibuang sebagai sampah
Namun, sementara Uni Eropa telah memilih untuk bergerak maju dengan rencananya untuk membuat adaptor pengisian standar, legislator belum memutuskan dengan tepat apa bentuk pengisi daya baru ini, dan berharap untuk memiliki pedoman baru pada bulan Juli.
Secara teoritis, dengan standardisasi adaptor pengisi daya, produsen perangkat tidak berkewajiban menyertakan adaptor ke setiap kotak kemasan perangkat yang mereka jual karena pengguna mungkin sudah memilikinya atau itu sebagai opsi.
Hal itu akan mengurangi kebutuhan untuk memproduksi adaptor pengisian daya yang mungkin tidak diperlukan dan berpotensi menurunkan harga setiap gawai saat pembeli tidak membutuhkan adaptor pengisi daya baru.
Sebelum pemungutan suara Uni Eropa baru-baru ini, Apple menentang pembuatan pengisi daya seragam karena itu akan memaksa pembuat perangkat menggunakan pengisi daya tunggal dan menghambat inovasi.
Standardisasi juga justru akan meningkatkan sampah elektronik--setidaknya dalam jangka pendek--lantaran beberapa model pengisi daya yang ada sekarang bakal terbuang ketika menyesuaikan dengan peraturan UE.
Kekhawatiran potensial lainnya adalah bahwa aturan baru itu dapat memaksa Apple untuk membuang "Lightning Connector" miliknya yang digunakan pada iPhone dan beberapa iPadnya.
Namun, itu mungkin tidak selalu menjadi masalah karena tampaknya UE sebagian besar berfokus pada pembuatan adaptor pengisi daya standar daripada memaksa masing-masing perangkat untuk menggunakan port tertentu untuk pengisian daya.
Jika UE menggunakan kandidat yang paling jelas dan menciptakan adaptor daya berbasis USB-C sebagai standar, itu mungkin bukan masalah besar bagi Apple karena perusahaan ini sudah membuat kabel USB-C.