Sampit (ANTARA) - Satu dari dua korban tenggelam di Sungai Mentaya perairan Kuala Kuayan Kecamatan Mentaya Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, berhasil ditemukan setelah sembilan hari hilang.
"Satu korban yang ditemukan atas nama Mubasir. Jenazah kemudian dievakuasi ke puskesmas, selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga. Pihak keluarga meminta tidak dilakukan otopsi karena sudah menerima musibah itu dengan ikhlas," kata Kapolres AKBP Mohammad Rommel melalui Kapolsek Mentaya Hulu Iptu Muhammad Affandi dihubungi dari Sampit, Senin.
Penemuan jenazah Mubasir awalnya ketika seorang karyawan sebuah rumah makan di pinggir sungai sedang mencuci piring di dapur sekitar pukul 08.00 WIB. Tanpa sengaja perempuan itu menoleh ke arah sungai dan melihat sesosok jenazah hanyut di tengah sungai, hampir satu kilometer dari lokasi korban tenggelam.
Perempuan itu kemudian memberitahukan kepada warga setempat. Warga bersama TNI, Polri dan lainnya mengevakuasi jenazah dengan menggiringnya ke pinggir sungai, kemudian dibawa ke puskesmas.
Identitas korban diketahui dari kartu identitas dalam dompet yang masih tersimpan di saku korban. Polisi kemudian menghubungi pihak keluarga.
Saat ini masih ada satu korban lainnya yang belum ditemukan yakni Sugeng Susanto. Pihak keluarga berharap Sugeng segera ditemukan dalam kondisi apapun.
Dua korban yang merupakan karyawan sebuah perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Bukit Santuai tenggelam setelah perahu motor atau ces yang dinaikinya karam saat hendak pergi memancing.
Baca juga: Usulan pembangunan Kotim perlu biaya Rp8,2 triliun
Peristiwa itu terjadi Minggu (23/2) sekitar pukul 11.20 WIB di perairan Sei Mentaya RT 04 Kelurahan Kuala Kuayan Kecamatan Mentaya Hulu. Dua korban adalah Sugeng Susanto (24) dan Mubasir (38) yang sama-sama tinggal di perumahan karyawan sebuah perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Bukit Santuai.
Lokasi kejadian bisa ditempuh dengan waktu sekitar empat jam dari Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur dengan kondisi jalan sebagian kurang bagus, terlebih saat turun hujan.
Saat kejadian kedua korban bersama empat rekannya lain sesama karyawan berniat memancing dan mencari buah ke suatu tempat. Mereka menaiki perahu motor kecil atau oleh warga setempat disebut dengan ces.
Namun baru sekitar enam meter bertolak dari lanting, ces tersebut oleng hingga akhirnya karam. Empat orang berhasil menyelamatkan diri, sedangkan kedua korban yang diduga tidak bisa berenang, tenggelam dan hilang.
"Mudah-mudahan saja satu orang korban lainnya juga segera ditemukan. Kami bersama instansi lain dan warga tetap memantau di lokasi kejadian," demikian Affandi.
Baca juga: DPRD Kotim meminta potensi konflik dicegah sejak dini
Baca juga: Akar laban obat diabetes khas Dayak wakili Indonesia ke Turki