Palangka Raya (ANTARA) - Berkembangnya sejumlah pemberitaan terkait pasien yang terkonfirmasi COVID-19 di Tanah Air, membuat penjualan masker di Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah mengalami kelangkaan.
"Ketika saya ingin membeli masker di apotek, ternyata habis semua mas. Selanjutnya, di apotek lainya juga demikian hingga ada bertuliskan masker habis," kata salah satu warga Kota Palangka Raya Kecamatan Jekan Raya, Akbar, Kamis.
Ia mengatakan, pembelian masker hanya untuk berjaga-jaga dan antisipasi dari polusi udara, debu jalanan hingga isu penyebaran virus corona di Tanah Air.
"Memang untuk kasus COVID-19 di 'Kota Cantik' Palangka Raya belum ada, hanya saja kekahwatiran kita terhadap penyakit tersebut perlu antisipasi sejak dini dan dari diri kita sendiri serta edukasi dari peran pemerintah setempat," kata salah satu karyawan swasta itu.
Pantauan di lapangan, dari delapan apotek yang ada di Palangka Raya, hanya satu apotek yang menjual masker dengan harga murah, yakni sebesar Rp2 ribu - Rp3 ribu. Sedangkan di apotek lainnya bertuliskan 'masker habis'.
Selanjutnya, di beberapa toko modern ada dijual dengan harga sebesar Rp9 ribu.
Salah satu karyawan apotek di Palangka Raya mengatakan, masker yang ada di ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mulai mengalami kenaikan harga secara drastis.
Baca juga: Masker di Palangka Raya jadi barang 'langka'
Itu dikarenakan, maraknya penyebaran COVID-19 di Tanah Air hingga mengalami kelangkaan pada masker.
Stok masker mulai kosong terjadi pada dua bulan yang lalu, itu pun dikarenakan pihak distributor area Banjarmasin (Kalimantan Selatan) dan Jakarta juga kekosongan.
Walaupun ketersedian masker ada dari pihak distributor, itu pun harganya juga sudah naik dari harga biasa.
Oleh sebab itulah, sejumlah apotek yang ada di Palangka Raya tidak berani mengambil stok masker dari distributor penyedia masker.
Sebab, harga rata-rata per box dengan isi 50 lembar masker yang dijual oleh pihak distributor mencapai Rp110 ribu hingga Rp200 ribu menurut informasi yang beredar di sejumlah apotek.
Sebelumnya, sejumlah pihak apoteker saat belum merebaknya isu corona, per box masker hanya dijual pada kisaran Rp35 ribu - Rp50 ribu.
Permasalahan ini akan memberikan kekhawatiran bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkannya, terutama bagi yang sakit, dikarenakan mahalnya harga masker serta banyaknya masker yang di jual di sejumlah apotek kosong.
Penulis: Antonio Mesias Joya (anak magang dari SMKN-1 Buntok, Kabupaten Barito Selatan)
"Ketika saya ingin membeli masker di apotek, ternyata habis semua mas. Selanjutnya, di apotek lainya juga demikian hingga ada bertuliskan masker habis," kata salah satu warga Kota Palangka Raya Kecamatan Jekan Raya, Akbar, Kamis.
Ia mengatakan, pembelian masker hanya untuk berjaga-jaga dan antisipasi dari polusi udara, debu jalanan hingga isu penyebaran virus corona di Tanah Air.
"Memang untuk kasus COVID-19 di 'Kota Cantik' Palangka Raya belum ada, hanya saja kekahwatiran kita terhadap penyakit tersebut perlu antisipasi sejak dini dan dari diri kita sendiri serta edukasi dari peran pemerintah setempat," kata salah satu karyawan swasta itu.
Pantauan di lapangan, dari delapan apotek yang ada di Palangka Raya, hanya satu apotek yang menjual masker dengan harga murah, yakni sebesar Rp2 ribu - Rp3 ribu. Sedangkan di apotek lainnya bertuliskan 'masker habis'.
Selanjutnya, di beberapa toko modern ada dijual dengan harga sebesar Rp9 ribu.
Salah satu karyawan apotek di Palangka Raya mengatakan, masker yang ada di ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mulai mengalami kenaikan harga secara drastis.
Baca juga: Masker di Palangka Raya jadi barang 'langka'
Itu dikarenakan, maraknya penyebaran COVID-19 di Tanah Air hingga mengalami kelangkaan pada masker.
Stok masker mulai kosong terjadi pada dua bulan yang lalu, itu pun dikarenakan pihak distributor area Banjarmasin (Kalimantan Selatan) dan Jakarta juga kekosongan.
Walaupun ketersedian masker ada dari pihak distributor, itu pun harganya juga sudah naik dari harga biasa.
Oleh sebab itulah, sejumlah apotek yang ada di Palangka Raya tidak berani mengambil stok masker dari distributor penyedia masker.
Sebab, harga rata-rata per box dengan isi 50 lembar masker yang dijual oleh pihak distributor mencapai Rp110 ribu hingga Rp200 ribu menurut informasi yang beredar di sejumlah apotek.
Sebelumnya, sejumlah pihak apoteker saat belum merebaknya isu corona, per box masker hanya dijual pada kisaran Rp35 ribu - Rp50 ribu.
Permasalahan ini akan memberikan kekhawatiran bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkannya, terutama bagi yang sakit, dikarenakan mahalnya harga masker serta banyaknya masker yang di jual di sejumlah apotek kosong.
Penulis: Antonio Mesias Joya (anak magang dari SMKN-1 Buntok, Kabupaten Barito Selatan)