Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Tengah Rihando menganggap Quick Response Indonesia Standard atau metode pembayaran secara digital, merupakan salah satu cara untuk meminimalisir penyebaran virus corona yang sekarang ini terus menerus menyerang berbagai negara.
Anggapan itu karena organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization ( WHO) menyatakan bahwa uang tunai juga salah satu yang memungkinkan penyebaran virus corona, kata Rihando saat peluncuran QRIS di Palangka Raya, Sabtu.
"Uang tunai, baik kertas ataupun logam, memang setiap harinya bisa berpindah tangan dari satu orang ke orang lainnya. Perpindahan tangan itu bisa sampai ratusan bahkan ribuan kali. Jadi, aplikasi QRIS ini bisa menjadi salah satu bentuk cegah penyebaran virus," tambahnya.
Selain meminimalisir penyebaran virus corona, BI Kalteng juga menganggap transaksi menggunakan QRIS juga mampu menghindari peredaran uang palsu sekaligus mencegah terjadinya transaksi keuangan yang tidak akurat, sehingga memberikan banyak manfaat sekaligus melindungi masyarakat.
Ia menjelaskan, bahwa transaksi non tunai menggunakan QRIS ini cocok dengan berbagai macam aplikasi non tunai lain. Artinya transaksi bisa dilakukan dengan seluruh Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP), termasuk Link Aja, Gopay, OVO, DANA dan lainnya
"QRIS ini tidak hanya untuk transaksi jual beli, tapi juga untuk kegiatan sosial seperti menyumbang ke rumah-rumah ibadah. Jadi selama ada kode scannya, siapapun bisa menyumbang," ungkap Kepala BI perwakilan Kalteng itu.
Baca juga: 56 hoaks terkait virus corona
Saat ini, program QRIS ini tengah disosialisasikan oleh pihak BI kepada semua penyedia jasa, khususnya para pedagang. Untuk itu, diharapkan, masyarakat luas bisa menggunakan sistem non tunai tersebut dalam berbagai hal transaksi.
"QRIS ini dompet digital, karena pengguna dalam hal ini masyarakat hanya cukup scan QR. Jadi, masyarakat terlindungi dari uang palsu, kembalian yang tidak akurat dan hal lainnya yang dapat merugikan," demikian Rihando.
Selain meluncurkan QRIS, BI Kalteng juga menghadirkan Dokter sekaligus peneliti virus untuk memberikan penjelasan terkait upaya mencegah terjadinya penyebaran virus corona. Sebab, dalam peluncuran itu sejumlah pedagang serta pihak lain yang turut menghadiri.
Baca juga: Cegah penyebaran corona, petugas batasi izin keramaian
Baca juga: Game Fortnite laris di Italia akibat wabah corona
Anggapan itu karena organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization ( WHO) menyatakan bahwa uang tunai juga salah satu yang memungkinkan penyebaran virus corona, kata Rihando saat peluncuran QRIS di Palangka Raya, Sabtu.
"Uang tunai, baik kertas ataupun logam, memang setiap harinya bisa berpindah tangan dari satu orang ke orang lainnya. Perpindahan tangan itu bisa sampai ratusan bahkan ribuan kali. Jadi, aplikasi QRIS ini bisa menjadi salah satu bentuk cegah penyebaran virus," tambahnya.
Selain meminimalisir penyebaran virus corona, BI Kalteng juga menganggap transaksi menggunakan QRIS juga mampu menghindari peredaran uang palsu sekaligus mencegah terjadinya transaksi keuangan yang tidak akurat, sehingga memberikan banyak manfaat sekaligus melindungi masyarakat.
Ia menjelaskan, bahwa transaksi non tunai menggunakan QRIS ini cocok dengan berbagai macam aplikasi non tunai lain. Artinya transaksi bisa dilakukan dengan seluruh Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP), termasuk Link Aja, Gopay, OVO, DANA dan lainnya
"QRIS ini tidak hanya untuk transaksi jual beli, tapi juga untuk kegiatan sosial seperti menyumbang ke rumah-rumah ibadah. Jadi selama ada kode scannya, siapapun bisa menyumbang," ungkap Kepala BI perwakilan Kalteng itu.
Baca juga: 56 hoaks terkait virus corona
Saat ini, program QRIS ini tengah disosialisasikan oleh pihak BI kepada semua penyedia jasa, khususnya para pedagang. Untuk itu, diharapkan, masyarakat luas bisa menggunakan sistem non tunai tersebut dalam berbagai hal transaksi.
"QRIS ini dompet digital, karena pengguna dalam hal ini masyarakat hanya cukup scan QR. Jadi, masyarakat terlindungi dari uang palsu, kembalian yang tidak akurat dan hal lainnya yang dapat merugikan," demikian Rihando.
Selain meluncurkan QRIS, BI Kalteng juga menghadirkan Dokter sekaligus peneliti virus untuk memberikan penjelasan terkait upaya mencegah terjadinya penyebaran virus corona. Sebab, dalam peluncuran itu sejumlah pedagang serta pihak lain yang turut menghadiri.
Baca juga: Cegah penyebaran corona, petugas batasi izin keramaian
Baca juga: Game Fortnite laris di Italia akibat wabah corona