Buntok (ANTARA) - Dinas Kesehatan Barito Selatan, Kalimantan Tengah menyampaikan surat imbauan kepada puskesmas di wilayah setempat agar proaktif mengantisipasi penyakit demam berdarah dengue (DBD).
"Saat ini sedang musim hujan dan biasanya penyakit tersebut cenderung meningkat," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Barito Selatan, Zainah Rusiana di Buntok, Senin.
Menurutnya berdasarkan data Februari 2020 lalu, tercatat ada satu orang warga di Jalan Kaladan Buntok terkena DBD dan kondisinya sudah sehat setelah dilakukan penanganan.
Supaya kasus DBD tidak bertambah, pihaknya sudah menyampaikan surat imbauan kepada semua puskesmas, agar secara aktif mengantisipasi berkembang biaknya nyamuk penular penyakit tersebut.
Di dalam surat itu kata Zainah Rusiana, pihaknya mengimbau kepada puskesmas agar aktif dalam melakukan pengendalian vektor dengan melakukan pemeriksaan jentik secara berkala ke rumah-rumah penduduk, serta melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus.
"Cara PSN dengan metode 3 M plus yakni menguras bak mandi, mengubur barang bekas dan menutup rapat tempat penampungan air, serta memberikan bubuk larvasida agar nyamuk tidak berkembang biak dan itu merupakan cara yang paling efektif dalam mencegah DBD," katanya.
Mengingat PSN sangat penting, diharapkan kepada puskesmas berkoordinasi dengan kecamatan, kelurahan dan desa setempat supaya kegiatan ini dapat dilaksanakan secara luas, serentak dan berkala bersamaan dengan kegiatan Jumat Bersih.
Pihaknya juga meminta kepada petugas surveilance puskesmas supaya aktif melakukan surveilance epidemiologi atau survei kasus dan vektor di wilayah kerjanya masing-masing, dalam rangka kewaspadaan dini dan menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB).
Apabila ditemukan ada warga yang terserang penyakit DBD kata dia, diharapkan kepada puskesmas dapat melaksanakan penyelidikan epidemiologi terhadap warga yang terkena penyakit itu dan melakukan pemantauan jentik di rumah-rumah warga yang terkena serangan DBD. Disamping itu memperkuat tata laksana penanganan kasus penyakit tersebut.
"Kami juga meminta puskesmas supaya melakukan penyuluhan, promosi perilaku hidup bersih dan sehat ke seluruh masyarakat, serta mengimbau masyarakat menjaga kebersihan lingkungannya masing-masing," katanya.
Kemudian memberdayakan dan menggerakkan masyarakat, serta menjalin kemitraan dan jejaring kerja dengan pihak-pihak terkait untuk mendukung upaya pengendalian penyakit DBD.
"Itu semua dilakukan agar di Barito Selatan terbebas dari DBD yang penularannya melalui nyamuk aedes aegypti," jelas Zainah Rusiana.
"Saat ini sedang musim hujan dan biasanya penyakit tersebut cenderung meningkat," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Barito Selatan, Zainah Rusiana di Buntok, Senin.
Menurutnya berdasarkan data Februari 2020 lalu, tercatat ada satu orang warga di Jalan Kaladan Buntok terkena DBD dan kondisinya sudah sehat setelah dilakukan penanganan.
Supaya kasus DBD tidak bertambah, pihaknya sudah menyampaikan surat imbauan kepada semua puskesmas, agar secara aktif mengantisipasi berkembang biaknya nyamuk penular penyakit tersebut.
Di dalam surat itu kata Zainah Rusiana, pihaknya mengimbau kepada puskesmas agar aktif dalam melakukan pengendalian vektor dengan melakukan pemeriksaan jentik secara berkala ke rumah-rumah penduduk, serta melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus.
"Cara PSN dengan metode 3 M plus yakni menguras bak mandi, mengubur barang bekas dan menutup rapat tempat penampungan air, serta memberikan bubuk larvasida agar nyamuk tidak berkembang biak dan itu merupakan cara yang paling efektif dalam mencegah DBD," katanya.
Mengingat PSN sangat penting, diharapkan kepada puskesmas berkoordinasi dengan kecamatan, kelurahan dan desa setempat supaya kegiatan ini dapat dilaksanakan secara luas, serentak dan berkala bersamaan dengan kegiatan Jumat Bersih.
Pihaknya juga meminta kepada petugas surveilance puskesmas supaya aktif melakukan surveilance epidemiologi atau survei kasus dan vektor di wilayah kerjanya masing-masing, dalam rangka kewaspadaan dini dan menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB).
Apabila ditemukan ada warga yang terserang penyakit DBD kata dia, diharapkan kepada puskesmas dapat melaksanakan penyelidikan epidemiologi terhadap warga yang terkena penyakit itu dan melakukan pemantauan jentik di rumah-rumah warga yang terkena serangan DBD. Disamping itu memperkuat tata laksana penanganan kasus penyakit tersebut.
"Kami juga meminta puskesmas supaya melakukan penyuluhan, promosi perilaku hidup bersih dan sehat ke seluruh masyarakat, serta mengimbau masyarakat menjaga kebersihan lingkungannya masing-masing," katanya.
Kemudian memberdayakan dan menggerakkan masyarakat, serta menjalin kemitraan dan jejaring kerja dengan pihak-pihak terkait untuk mendukung upaya pengendalian penyakit DBD.
"Itu semua dilakukan agar di Barito Selatan terbebas dari DBD yang penularannya melalui nyamuk aedes aegypti," jelas Zainah Rusiana.