Sampit (ANTARA) - Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Dadang H Syamsu menyarankan transportasi ke daerah ini ditutup sementara untuk mencegah masuk dan berjangkitnya virus Corona jenis COVID-19 ke kabupaten ini.
"Saya sarankan ini dilakukan sebelum terlambat. Mumpung Sampit masih kategori daerah hijau. Stop sementara penerbangan ke Sampit. Stop sementara layanan penumpang kapal laut dan tutup sementara pintu masuk jalur darat," kata Dadang di Sampit, Kamis.
Politisi Partai Amanat Nasional ini mengakui saran yang disampaikannya memang terdengar ekstrem, namun menurutnya langkah itu harus dilakukan untuk mencegah COVID-19 masuk dan berjangkit di Kotawaringin Timur seperti yang sudah terjadi di daerah lain.
Jika keputusan ini diambil pemerintah, memang ada pihak-pihak yang terkena dampaknya. Namun menurut Dadang, pandemi COVID-19 saat ini memang sudah berpengaruh terhadap semua sektor.
Kebijakan menutup sementara transportasi dari luar bertujuan melindungi masyarakat Kotawaringin Timur. Kabupaten ini merupakan daerah terbuka karena dapat diakses dengan mudah melalui jalur darat, laut, sungai dan udara.
Kemudahan akses transportasi itu juga membawa konsekuensi dalam beberapa hal. Salah satunya adalah tingginya potensi penularan penyakit yang datang dari luar melalui orang maupun barang yang terkontaminasi bibit penyakit.
Penghentian penerbangan ke Sampit dimaksudkan untuk menghentikan potensi penularan penyakit melalui penumpang yang datang dari daerah terjangkit COVID-19.
Sementara itu penutupan pintu masuk jalur darat dimaksudkan agar pemerintah bisa menyaring agar dapat dipastikan bahwa orang yang masuk ke Kotawaringin Timur tidak terjangkit COVID-19.
Seperti diketahui, saat ini Kalimantan Tengah sudah berstatus Tanggap Darurat COVID-19 dengan lima orang warga yang positif terjangkit COVID-19. Bahkan tujuh daerah sudah masuk kategori daerah 'merah'.
Kotawaringin Timur sendiri masih masuk kategori 'hijau'. Namun justru itu, pencegahan harus dilakukan sejak sekarang dan jangan sampai terlambat karena penularan virus mematikan ini sangat cepat.
Baca juga: Ratusan orang dikerahkan lakukan desinfeksi massal di Kotim
Sementara itu untuk jalur laut, kewaspadaan harus ditingkatkan karena terdapat kapal dari luar negeri yang sering masuk ke perairan daerah ini. Ini harus menjadi perhatian serius untuk mencegah penularan.
Saran pengecualian penghentian transportasi laut dilakukan hanya terhadap angkutan kebutuhan pokok karena memang sangat mendesak dan dibutuhkan masyarakat. Itu pun harus melalui protokol pencegahan COVID-19 saat di pelabuhan keberangkatan dan tiba di Sampit.
"Pandemi COVID-19 ini memang menimbulkan dampak luar biasa bagi kita semua, termasuk dalam hal ekonomi. Ini tentu juga harus menjadi perhatian pemerintah daerah. Jika transportasi ditutup, pemerintah tentu juga harus menyiapkan solusi membantu masyarakat yang terkena dampaknya," kata Dadang.
Untuk saat ini, Dadang mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan melindungi diri dan keluarga dari COVID-19. Warga yang berpotensi rentan seperti sopir bandara, anak buah kapal dan lainnya, harus lebih waspada.
Baca juga: RSUD Murjani Sampit rawat satu PDP rujukan dari Murung Raya
Baca juga: Mobil water cannon dikerahkan membantu desinfeksi massal di Sampit
"Saya sarankan ini dilakukan sebelum terlambat. Mumpung Sampit masih kategori daerah hijau. Stop sementara penerbangan ke Sampit. Stop sementara layanan penumpang kapal laut dan tutup sementara pintu masuk jalur darat," kata Dadang di Sampit, Kamis.
Politisi Partai Amanat Nasional ini mengakui saran yang disampaikannya memang terdengar ekstrem, namun menurutnya langkah itu harus dilakukan untuk mencegah COVID-19 masuk dan berjangkit di Kotawaringin Timur seperti yang sudah terjadi di daerah lain.
Jika keputusan ini diambil pemerintah, memang ada pihak-pihak yang terkena dampaknya. Namun menurut Dadang, pandemi COVID-19 saat ini memang sudah berpengaruh terhadap semua sektor.
Kebijakan menutup sementara transportasi dari luar bertujuan melindungi masyarakat Kotawaringin Timur. Kabupaten ini merupakan daerah terbuka karena dapat diakses dengan mudah melalui jalur darat, laut, sungai dan udara.
Kemudahan akses transportasi itu juga membawa konsekuensi dalam beberapa hal. Salah satunya adalah tingginya potensi penularan penyakit yang datang dari luar melalui orang maupun barang yang terkontaminasi bibit penyakit.
Penghentian penerbangan ke Sampit dimaksudkan untuk menghentikan potensi penularan penyakit melalui penumpang yang datang dari daerah terjangkit COVID-19.
Sementara itu penutupan pintu masuk jalur darat dimaksudkan agar pemerintah bisa menyaring agar dapat dipastikan bahwa orang yang masuk ke Kotawaringin Timur tidak terjangkit COVID-19.
Seperti diketahui, saat ini Kalimantan Tengah sudah berstatus Tanggap Darurat COVID-19 dengan lima orang warga yang positif terjangkit COVID-19. Bahkan tujuh daerah sudah masuk kategori daerah 'merah'.
Kotawaringin Timur sendiri masih masuk kategori 'hijau'. Namun justru itu, pencegahan harus dilakukan sejak sekarang dan jangan sampai terlambat karena penularan virus mematikan ini sangat cepat.
Baca juga: Ratusan orang dikerahkan lakukan desinfeksi massal di Kotim
Sementara itu untuk jalur laut, kewaspadaan harus ditingkatkan karena terdapat kapal dari luar negeri yang sering masuk ke perairan daerah ini. Ini harus menjadi perhatian serius untuk mencegah penularan.
Saran pengecualian penghentian transportasi laut dilakukan hanya terhadap angkutan kebutuhan pokok karena memang sangat mendesak dan dibutuhkan masyarakat. Itu pun harus melalui protokol pencegahan COVID-19 saat di pelabuhan keberangkatan dan tiba di Sampit.
"Pandemi COVID-19 ini memang menimbulkan dampak luar biasa bagi kita semua, termasuk dalam hal ekonomi. Ini tentu juga harus menjadi perhatian pemerintah daerah. Jika transportasi ditutup, pemerintah tentu juga harus menyiapkan solusi membantu masyarakat yang terkena dampaknya," kata Dadang.
Untuk saat ini, Dadang mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan melindungi diri dan keluarga dari COVID-19. Warga yang berpotensi rentan seperti sopir bandara, anak buah kapal dan lainnya, harus lebih waspada.
Baca juga: RSUD Murjani Sampit rawat satu PDP rujukan dari Murung Raya
Baca juga: Mobil water cannon dikerahkan membantu desinfeksi massal di Sampit